(VOVWORLD) - Dari tanggal 7-8 Desember ini, di Serpong, Banten, Indonesia berlangsung Forum Demokrasi Bali yang ke-10 (BDF-10). Ini merupakan forum tahunan yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia dari tahun 2008 untuk meningkatkan kualitas demokrasi kepada negara-negara kawasan Asia-Pasifik. Wartawan Huong Tra dari VOV5 telah berkesempatan hadir forum ini dan menyampaikan dua artikel yang bersangkutan dengan masalah-masalah yang dibahas di forum ini dan fikiran kalangan muda tentang demokrasi.
Konferensi mahasiswa demokrasi Bali 2017 (Foto :Huong Tra/VOV5) |
Syed Zameer Raza Safvi asal India
|
“Saya akan berbicara kepada Anda Sekalian tentang apa yang telah terjadi di India pada tahun 2014. Yaitu ketika pemilu yang pertama berlangsung di India. Tahukah Anda Sekalian, untuk pertama kalinya lebih dari 115 juta pemuda di India memperoleh cukup martabat untuk ikut serta dalam pemilu. Kami berhak memilih badan pimpinan negara kami. Partai Kongres yang adalah partai yang berkuasa di India selama lebih dari separo abad telah harus memberikan posisi kepada Partai yang dipilih oleh warga. Ini merupakan satu bukti tentang arti pentingnya pemilu dan peranan kaum muda dalam satu masyarakat yang demokratis”.
Syed Zameer Raza Safvi asal India dengan antusias berbagi pendapat kepada lebih dari 150 pemuda tentang kenyataan politik di India selama ini. Juga menurut dia, hak demokrasi berkaitan dengan hak kebebasan berbicara, hak kebebasan beragama, hak kebebasan berkeyakinan, kebebasan kebudayaan dan demokrasi sosial. Dia menyatakan bahwa salah satu di antara masalah-masalah yang menonjol dari demokrasi ialah hak memilih, memilih pemimpin Tanah Air dan memberikan keberhasilan kepada proses demokrasi.
Baik Syed saja, maupun semua pemuda peserta forum ini menyatakan bahwa kaum muda memainkan peranan penting dalam proses demokrasi. Rachel Jacob, mahasiswa Universitas Illinois, Amerika Serikat menyatakan bahwa tema perbahasan “Peranan dan sumbangan kaum mahasiswa dalam proses politik demokrasi” di BDSC adalah sangat sesuai. Dia menyatakan bahwa walaupun demokrasi memberikan kepentingan kepada negara, bahkan kepada negara yang sudah berpengalaman sudah sejak lama tentang demokrasi seperti Amerika Serikat, masih ada banyak masalah yang tidak terkinikan, khususnya partisipasi kaum muda dalam masalah-masalah sosial.
Rachel Jacob, mahasiswa Universitas Illinois, Amerika Serikat
|
“Kalau tidak ada cara penyelenggaraan yang baik, maka proses demokrasi akan tidak mencapai sukses. Hal yang perlu untuk menciptakan institusi-institusi demokrasi ialah kebebasan dan transparansi. Akan tetapi, kebebasan demokrasi juga mendatangkan satu masalah yaitu di dunia dewasa ini pada umumnya dan di Amerika Serikat khususnya ada sebagian pemuda yang acuh tak acuh dalam menghadapi masalah-masalah sosial, tidak terlalu memperhatikan semua masalah yang terjadi di sekitar mereka”.
Sependapat dengan Jacob, Denisa Amelia Kawuryan, wakil dari rombongan Indonesia, mahasiswi Universitas President juga mengajukan satu masalah yang cukup interesan kepada forum ini. Menurut dia, komunikasi merupakan satu instrumen yang kuat bagi demokrasi, masalah menguasai media komunikasi dewasa ini banyak bergantung pada kalangan muda.
"Sekarang ini, pengembangan media massa dengan bentuk demokrasi di Indonesia sudah cukup baik. Hanya ada satu masalah yang harus dikontrol yaitu ada beberapa kelompok dan organisasi yang akan menyalah-gunakan hal ini untuk mengeluarkan informasi-informasi yang salah. Dan rakyat sangat muda dipengaruhi oleh informasi-informasi seperti ini. Oleh karena itu, saya sendiri selalu ingin mengimbau kepada kalangan muda supaya cerdas dan bertanggung-jawab dalam menggunakan media sosial, karena mereka adalah hari depan Tanah Air, bertanggung-jawab membela penyatuan nasional”.
Denisa Amelia Kawuryan, wakil dari rombongan Indonesia (kiri) (Foto :Huong Tra/VOV5) |
Tidak hanya mengimbau partisipasi kaum muda dalam mengembangkan demokrasi, para mahasiswa peserta konferensi ini juga mengajukan “Harapan tentang pengembangan demokrasi”. Nguyen Thanh Binh, mahasiswi Vietnam, peserta BDSC menyatakan bahwa di Vietnam, kaum mahasiswa punya hak menyampaikan pendapatnya dan ikut serta dalam masalah-masalah yang besar dan penting dari Tanah Air.
Di Vietnam ada Asosiasi Mahasiswa Vietnam yang boleh mewakili kaum mahasiswa untuk menyampaikan dan merekomendasikan kepada Partai, Negara, pemerintahan berbagai tingkat dan sekolah tentang masalah-masalah yang perlu dipecahkan guna menjamin hak yang sah dan pada tempatnya dari kaum mahasiswa. Saya percaya bahwa di mana saja juga begitu, kaum pemuda dan anak-anak perlu punya suara dan perlu didengarkan. Semuanya mengarah ke satu tujuan bersama yaitu membangun satu masyarakat yang makmur, kuat dan lebih progresif”.
Thanh Binh (terkiri ) dan rombongan BDSC Vietnam (Foto :Huong Tra/VOV5) |
Maryna Kyrylchuk, mahasiswa Republik Ukraina atas nama para mahasiswa peserta BDSC menyatakan suaranya dalam acara penutupan: “Kami mengakui bahwa tidak ada pola demokrasi yang tunggal dan demokrasi bukanlah dimiliki semua negara atau kawasan. Kami menegaskan kembali bahwa demokrasi memerlukan satu pemerintah yang transparan dan bertanggung-jawab, memenuhi kebutuhan dan kepentingan rakyat, kaum muda dengan kreativitas dan pembaruan”.
Maryna Kyrylchuk, mahasiswa Republik Ukraina atas nama para mahasiswa peserta BDSC menyatakan suaranya dalam acara penutupan(Foto :Huong Tra/VOV5) |
Pada forum kali ini, utusan pemuda BDSC telah bersama-sama menyusun dan mengesahkan satu naskah evaluasi dan rekomendasi untuk disampaikan kepada BDF 2017. Di antaranya, masalah terus mengadakan BDSC pada tahun-tahun berikutnya merupakan hal yang perlu yang akan diarahkan oleh forum kali ini.
Para pemuda telah dengan terus-terang dan berani berbahas (Foto :Huong Tra/VOV5)
|
Bisa dikatakan bahwa ini untuk pertama kalinya ikut serta dalam Forum Demokrasi Bali, tapi para utusan pemuda asal 61 negara di dunia telah dengan terus-terang dan berani berbahas, berbagi dan menegaskan peranan yang perlu dari generasi muda dewasa ini maupun tanggung-jawab mereka terhadap perdamaian dan kemakmuran seluruh dunia pada umumnya dan bangsa mereka khususnya melalui sumbangan suara dan kearifan mereka kepada satu masa depan yang baik di seluruh dunia, di mana mereka akan menjadi pemiliknya.
(VOVWORLD) - Forum Demokrasi Bali (BDF) yang ke-10 dibuka, Kamis pagi (7/12) di Banten, Indonesia (BDF) di Pusat Internasional (ICE), Serpong, Banten, Indonesia.