Banyak Pedesaan Pengrajin Sukses Lakukan Bisnis Elektronik

Le – Huynh – Thu Hang
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Di kota Ho Chi Minh, produk-produk kerajinan desa seperti lumpia Thu Duc, tungku bakar dupa An Hoi, tikar Binh An dan sebagainya, yang kini menjadi biasa bagi konsumen di dalam dan luar negeri. Melalui usaha membawa produksi ke bursa perdagangan elektronik, banyak desa di Kota Ho Chi Minh tidak hanya melakukan bisnis secara sukses, melainkan juga menegaskan nilai brandnya.
Banyak Pedesaan Pengrajin Sukses Lakukan Bisnis Elektronik - ảnh 1 Seorang pengrajin desa pengrajin tungku bakar dupa An Hoi (Foto: tuoitre online)

Ketika mengunjungi desa pengrajin yang terkenal dengan produk tungku bakar dupa dari perunggu An Hoi, di Kabupaten Go Vap, Kota Ho Chi Minh, dari awal gerbang desa ini Anda bisa merasakan suasana yang ramai dan ceria dengan suara-suara yang khas. Seniman Tran Minh Toan, yang sudah 50 tahun berkutat dengan kerajinan ini, menjelaskan: Pernah suatu saat desa pengrajin An Hoi seolah-olah hilang, tidak punya tempat di pasar, karena produk semuanya dibuat secara manual, sehingga harganya menjadi sangat mahal. Terlebih lagi sangat sulit untuk mencari pengrajinnya. Sementara itu, industri semakin berkembang, banyak tungku bakar dupa industri dibuat dengan model yang kaya sehingga harganya pun menjadi lebih murah. Akan tetapi, karena dibawa ke bursa perdagangan elektronik, maka produk desa pengrajin An Hoi semakin dikenal banyak orang, pasarnya menjadi luas dan desa pengrajin ini menjadi sejahtera kembali.

“Perdagangan elektronik menyosialisasikan desa pengrajin saya, sehingga orang-orang tahu prestisenya. Pada umumnya upaya sosialisasi mencapai kemajuan. Seandainya dulu tidak melakukan sosialisasi, maka saya hanya bisa menjual sedikit lebih banyak dibanding sebelumnya”

Ini merupakan indikasi yang menggembirakan untuk desa-desa pengrajin di Kota Ho Chi Minh dengan berhasilnya mempertahankan kestabilan jumlah produk yang dijual. Bagi desa pengrajin tungku bakar dupa dari perunggu An Hoi, banyak pelanggan dari provinsi-provinsi dari Vietnam Tengah, Vietnam Utara. Bahkan pembeli dari luar negeri datang ke sini untuk melihat, memilih, dan membeli tungku-tungku serta benda-benda pemujaan. Hampir semua pelanggan dari tempat lain mengetahui basis-basis produk desa-desa pengrajin melalui kanal perdagangan elektronik. Dari situlah desa-desa pengrajin menegaskan kualitas dan prestisenya.

Untuk bisa mengikuti rajinan tradisional di zaman modern, cara membantu para pelanggan diperkenalkan produk juga merupakan satu masalah yang patut diperhatikan. Desa pengrajin keramik Lai Thieu, di Kotamadya Thuan An, Provinsi Binh Duong sekarang tidak hanya dikenal pelanggan melalui kemasyurannya, melainkan juga melalui instrumen-instrumen yang paling mendasar, yaitu menjual melalui medsos Facebook dan website.

Nguyet Anh, seorang wanita dari pusat produksi “Vuon Nha Gom” atau “Kebun Rumah Tembikar”, menceritakan bahwa dulu ada 200 kepala keluarga yang membuat arca babi dari tanah, tapi sekarang hanya tinggal 20 keluarga. Karena melindungi lingkungan dan banyak kepala keluarga yang tidak gandrung dengan kerajinana tradisional, jadi mereka telah meninggalkan kerajinan ini dan pindah ke pekerjaan yang lain. Beberapa tahun yang lalu, desa pengrajin keramik Lai Thieu hampir terhapus, produknya mengalami kemacetan dan tidak ada output. Ketika menggunakan kanal perdagangan elektronik, pusat produksi “Vuon Nha Gom” dan para kepala keluarga yang lain telah dikenal para pelanggan, dan berangsur-angsur menegaskan brand desa pengrajin ini.

 “Semua informasi tentang produk, tentang jenis keramik dan desa pengrajin tradisional, selalu saya update di medsos, yang konkret ialah Facebook. Ia merupakan satu kanal tambahan untuk aktivitas-aktivitas lokal dan membantu banyak orang mengetahui desa pengrajin keramik Lai Thieu”.

Banyak Pedesaan Pengrajin Sukses Lakukan Bisnis Elektronik - ảnh 2 Satu produk desa pengrajin keramik Lai Thieu (Foto: Fanpage "Xuong nha gom")

Sekarang perkembangan teknologi informasi sangat membantu pasar produk desa pengrajin semakin lebih luas. Dulu hampir semua desa pengrajin kalau ingin memperkenalkan produknya kepada para konsumen, harus  partisipasi di pekan raya atau program konektivitas dari badan-badan fungsional, tetapi sekarang produk-produk ini mudah dicari melalui kanal-kanal perdagangan elektronik seperti internet, medsos Facebook atau Zalo. Nguyen Huu Phuoc, Wakil Ketua Asosiasi Desa Pengrajin Vietnam menekankan:

“Pertama-tama harus ditegaskan bahwa dalam gerakan menuju ke modernisasi yang terkait dengan produksi dan distribusi, desa-desa kerajian tradisional mau tidak mau juga berusaha untuk memenuhi pasar. Agar omzet lebih tinggi, melalui pendekatan pasar yang lebih efektif dengan memperkenalkan kerajinan-kerajinan tradisional, maka harus dilakukan modernisasi dan pendekatan ke pasar internasional. Sekarang, kami sedang berharap agar banyak badan usaha di desa pengrajin yang mengikuti kecenderungan itu”.

Perdagangan elektronik turut memperluas pasar, meningkatkan daya saing, mempertahankan “api pengrajin” untuk generasi-generasi agar tidak henti-hentiya kreatif untuk menegaskan nilai produk. Bukanlah hanya merupakan kisah bisnis desa pengrajin, basis produksi yang bersama-sama berada di bursa perdagangan elektronik juga telah turut menegakkan brand produk tradisional, membawa brand desa pengrajin maju lebih jauh.

Komentar