Pekerjaan diplomatik Vietnam tahun 2014 turut mempertahankan secara mantap kedaulatan wilayah

ANH HUYEN-VAN HIEU
Chia sẻ
(VOVworld) – Tahun 2014 menyaksikan banyak perkembangan yang menegangkan di Laut Timur, terutama setelah peristiwa anjungan minyak Haiyang 981 yang ditempatkan secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen Vietnam dari tanggal 2 Mei sampai tanggal 15 Juli 2014. 

(VOVworld) – Tahun 2014 menyaksikan banyak perkembangan yang menegangkan di Laut Timur, terutama setelah peristiwa anjungan minyak Haiyang 981 yang ditempatkan secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi ekslusif dan landas kontinen Vietnam dari tanggal 2 Mei sampai tanggal 15 Juli 2014. Peristiwa ini telah mengajukan banyak tantangan terhadap pekerjaan diplomatik Vietnam. Akan tetapi, karena konsisten dengan garis politik hubungan luar negeri yang damai, menangani secara lihai metode-metode diplomatik, Vietnam tetap berhasil mempertahankan secara mantap kedaulatan wilayah, bersamaan itu mempertahankan perkembangan hubungan dengan Tiongkok dan menciptakan syarat terhadap pengembangan Tanah Air. 


Pekerjaan diplomatik Vietnam tahun 2014 turut mempertahankan secara mantap kedaulatan wilayah - ảnh 1
Deputi Perdana Menteri,
Menlu Vietnam, Pham Binh Minh
(Foto: vov.vn)

Bisa ditegaskan bahwa pada tahun 2014, masalah yang paling diperhatikan rakyat Vietnam dan barang kali juga merupakan selar yang paling mendalam yang dilakukan oleh instansi diplomatik Vietnam ialah menangani masalah-masalah di Laut Timur. Karena ada keinisiatifan dan  taktik perjuangan umum dengan banyak bentuk, maka perdamaian dan kedaulatan Tanah Air telah berhasil dipertahankan.


Bersatu, tenang dan konsisten menangani masalah

Selama anjungan minyak Haiyang 981 ditempatkan secara tidak sah oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam, seluruh negeri telah berhasil memanifestasikan persatuan, kebulatan pendapat, paduan hari dan paduan tenaga, serta konsisten dengan garis politik yang damai untuk membela kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah. Garis politik hubungan luar negeri Vietnam memanifestasikan semangat yang damai, mencintai perdamaian dan menangani semua sengketa dengan hukum internasional. Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri Vietnam, Pham Binh Minh ketika mengulangi hasil-hasil menonjol yang dicapai oleh instansi diplomatik Vietnam pada tahun 2014 telah menegaskan: “Garis politik hubungan luar negeri Vietnam ialah mengembangkan hubungan dengan semua negara untuk menegakkan lingkungan yang damai dan stabil untuk kepentingan perkembangan Tanah Air dan membela secara mantap kedaulatan Tanah Air. Ini adalah dua tujuan yang tidak saling berkontradiksi dan selalu saling menunjang. Oleh karena itu, pada tahun 2014, ketika situasi di Laut Timur menjadi rumit, Vietnam telah menggelarkan secara sangat aktif hubungan luar negeri untuk menangani masalah ini dengan langkah damai. Vietnam telah melakukan perbahasan dan pertukaran pendapat secara langsung dan melakukan perjuangan melalui kontak-kontak langsung dengan Tiongkok dan telah melakukan lebih dari 40 pertemuan dengan Tiongkok tentang masalah di Laut Timur”.


Mengerahkan kekuatan paduan di front diplomatik

Untuk menegaskan pendirian konsisten, Vietnam telah mengimbau menangani secara damai semua sengketa, Vietnam telah mengerahkan satu kekuatan hubungan luar negeri yang besar. Pimpinan Partai Komunis dan Negara telah menggunakan semua kesempatan di forum dalam negeri dan forum internasional untuk mengimbau dukungan sahabat-sahabat internasional terhadap pendirian adil dari Vietnam. Lebih dari 4 juta diaspora Vietnam di luar negeri telah sepenuh hati berkiblat ke Tanah Air dan melakukan pawai untuk memprotes penempatan secara tidak sah anjungan minyak oleh Tiongkok tersebut.

Dengan demikian, pendirian adil dari Vietnam dalam menangani semua sengketa dengan langlah damai dan menghormati hukum internasional telah mendapat pengakuan dan dukungan dari komunitas internasional. Suara-suara protes yang paling kuat dan bersolidaritas terhadap tindakan Tiongkok telah bergema dari Washington, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Asia Timur Laut dan Asia Tenggara. Khususnya, Asia Tenggara telah memanifestasikannya sebagai satu blok tunggal dalam menghadapi tekanan pecah-belah yang dilakukan oleh Tiongkok dan menganggap Laut Timur sebagai tema yang tidak bisa dilepaskan dalam agenda Asosiasi ASEAN. Untuk pertama kalinya selama lebih dari 20 tahun ini, para Menteri Luar Negeri ASEAN telah mengeluarkan satu pernyataan sendiri tentang Laut Timur.


Berupaya mempertahankan perkembangan hubungan Vietnam-Tiongkok

Segera setelah anjungan minyak Haiyang 981 ditarik dari wilayah laut Vietnam, Vietnam telah berinisiatif mengirim Utusan Khusus Sekretaris Jenderal Komite Sentral  Partai Komunis Vietnam ke Tiongkok. Hasil menonjol yang dicapai dalam kunjungan ini ialah pimpinan dua pihak menegaskan akan mengontrol secara baik semua perselisihan di laut, tidak melakukan tindakan yang merumitkan dan memperluas sengketa. Hal ini sepenuhnya sesuai dengan pasal 5 Deklarasi tentang perilaku semua pihak di Laut Timur (DOC) yang telah ditandatangani oleh Tiongkok dengan ASEAN pada tahun 2002. Kunjungan ini juga membuka jalan terhadap kunjungan selanjutnya ke Vietnam yang dilakukan oleh para pemimpin senior Tiongkok pada beberapa bulan kemudian yaitu Anggota Dewan Negara Tiongkok, Yang Jiechi dan Anggota Harian Polit Biro Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, Yu Zhengsheng. Dalam semua kontak ini, pihak Tiongkok telah menunjukkan pandangan mementingkan pengembangan hubungan dengan Vietnam, bersama-sama berupaya mempertahankan hubungan antara dua negara untuk berkembang secara sehat dan stabil. Deputi Perdana Menteri, Menlu Vietnam, Pham Binh Minh, orang yang langsung ikut serta dalam kontak-kontak ini mengatakan: “Dalam proses menangani masalah-masalah di laut, kita telah aktif dan berinisiatif mempertahankan hubungan-hubungan dengan Tiongkok melalui pertukaran delegasi semua kementerian, instansi dan daerah, terus mempertahankan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Tiongkok. Oleh karena itu, kita tetap berhasil menjamin pengembangan hubungan dengan Tiongkok dan berhasil menjamin kedaulatan dan hak kedaulatan Vietnam di Laut Timur”.

Angka pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hubungan dagang bilateral Vietnam-Tiongkok mencapai kira-kira USD 58 miliar, taraf yang paling tinggi selama ini. Kebergantungan satu sama lain tentang ekonomi dan saling menguntungkan menjadi katalisator bagi dua pihak untuk menangani semua perselisihan di laut. Khususnya bagi Vietnam, semua masalah di Laut Timur pada tahun 2014 sekali lagi meninggalkan pelajaran-pelajaran terhadap pekerjaan hubungan luar negeri Vietnam. Yaitu memadukan kekuatan bangsa dengan kekuatan zaman, berhasil mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, keutuhan wilayah sekaligus mempertahankan perdamaian dan kestabilan untuk berkembang./. 


Komentar