Ketegangan Perdagangan antara EU-Tiongkok (Foto: Reuters) |
Pada tanggal 17 Juni, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan bahwa negara ini mulai melakukan penyelidikan tentang anti-dumping terhadap daging babi dan produk berbahan daging babi yang diimpor dari EU. Ini dianggap sebagai tanggapan Tiongkok atas tindakan EU sebelumnya.
Risiko peningkatan ketegangan
Keputusan Kementerian Perdagangan Tiongkok diajukan 5 hari setelah pengumuman Komisi Eropa (EC) pada tgl 12 Juni yang akan mengenakan tarif baru hingga 38% (ditambah 10% sekarang) pada kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok dengan tuduhan bahwa perusahaan manufaktur kendaraan listrik Tiongkok menerima subsidi besar dari negara. Meskipun pihak Eropa menetapkan batas waktu pada tanggal 4 Juli untuk menerapkan tarif impor baru, yang berkisar antara 17,4% hingga 38,1%, pada kendaraan listrik Tiongkok, dan mengatakan pihaknya siap untuk mempertimbangkan gugatan yang berbukti dari Tiongkok, namun para pengamat mengatakan bahwa penerapan tarif EU pada kendaraan listrik Tiongkok sulit dihindari.
Pertanyaannya ialah bagaimana reaksi Tiongkok? Kementerian Perdagangan Tiongkok telah berulang kali menegaskan bahwa negara ini akan bertindak tegas untuk melindungi kepentingan perusahaan Tiongkok. Sebelumnya, pada bulan Januari tahun ini, Tiongkok juga membuka penyelidikan terhadap brendi Prancis setelah Komisi Eropa membuka penyelidikan terhadap kendaraan listrik, panel fotovoltaik, dan peralatan medis Tiongkok. Pertanian adalah sektor Eropa yang menghadapi risiko pembalasan terbesar karena ini merupakan sektor penting dan sensitif secara politik bagi beberapa negara EU. Jens Eskelund, Ketua Kamar Dagang Eropa di Tiongkok, memperingatkan bahwa jika hal ini terjadi, EU dan Tiongkok, dua negara adi kuasa tentang perdagangan di dunia, akan terjerumus ke dalam perang dagang berskala besar yang akan menimbulkan kerugian bagi kedua pihak. Simon Schutz, juru bicara Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), mengatakan:
“Pandangan kami selalu jelas, yaitu instansi otomotif Jerman tidak mendukung pengenaan tarif, karena kami tidak percaya inilah cara yang baik untuk menangani perselisihan. Pengenaan tarif bisa menjadi pengawalan dari konflik perdagangan dan kemudian produsen di kedua pihak akan mengalami kerugian. Tidak pernah ada “win-win solution” ketika terjadi konflik perdagangan.”
Berbagi dengan pendapat ini, Paul Triolo, analis Tiongkok di Albright Stonebridge Group (AS), mengatakan bahwa baik EU maupun Tiongkok tidak menginginkan eskalasi konflik perdagangan dengan skala besar pada saat ini.
“Saya pikir yang berbahaya ialah saling membalas. Tidak ada yang menginginkan hal itu, terutama produsen mobil Jerman. Oleh karena itu, akan ada banyak langkah untuk mencegah eskalasi dan Komisi Eropa mungkin akan menangani masalah ini dengan lebih fleksibel, seperti ketika membuat keputusan untuk mengenakan tarif pada kendaraan listrik Tiongkok.”
Seorang konsumen di depan tempat jual daging babgi di Tiongkok (Foto: AFP) |
Masa depan kendaraan listrik Eropa
Meskipun sebagian besar analis percaya bahwa baik EU maupun Tiongkok tidak menginginkan perang dagang, kenaikan tarif Komisi Eropa pada kendaraan listrik yang diproduksi di Tiongkok juga akan menimbulkan dampak besar. Di Eropa, pengembangan kendaraan listrik merupakan salah satu prioritas strategis dalam Pakta Hijau EU. Oleh karena itu, ketika tarif kendaraan listrik yang diimpor dari Tiongkok meningkat, harga yang harus dibayar konsumen Eropa untuk membeli kendaraan listrik juga semakin tinggi, sehingga memperlambat proses penggantian kendaraan listrik yang menggunakan bahan bakar fosil di Eropa tujuan strategis tertinggi EU yaitu netralitas karbon pada tahun 2050.
Di sisi ekonomi, ada juga keraguan. Dalam pernyataan yang diajukan pada pekan lalu, Volkswagen, grup manufaktur mobil terbesar di Eropa, mengatakan bahwa keputusan Komisi Eropa untuk menaikkan tarif impor pada kendaraan listrik Tiongkok merupakan tindakan yang mendukung tren meningkatnya proteksionisme dan isolasionisme.
Menurut perhitungan berbagai grup penelitian dan analisis ekonomi Rhodium, lima dari enam model mobil BYD, produsen kendaraan listrik terbesar di Tiongkok, masih mendapat untung di Eropa meski dengan taraf tarif sebanyak 30%, sedangkan mobil Model 3 Tesla (AS) diproduksi di Tiongkok akan menderita kerugian dengan taraf tarif baru dari EU./.