Ketua Partai  CDU, Kanselir Jerman, Angela Merkel (kanan) dan pemimpin Partai SPD, Seehofer (Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)

Dengan perundingan-perundingan penjajakan selama 5 hari yang berakhir pada 12/1  ini dan direncanakan satu Kongkres Partai istimewa SPD yang akan berlangsung pada 21/1 ini akan memutuskan apakah perundingan-perundingan resmi tentang pembentukan pemerintah koalisi akan dimulai atau tidak. keputusan kongres partai ini yalah membentuk “koalisi besar”, maka semua anggota Partai SPD akan memberikan suara terakhir dalam satu referendum pada pertengahan Februari 2018.

Kalau semua perundingan berhasil, satu pemerintah baru mungkin akan dibentuk sebelum 1 April mendatang. Kalau tidak, negeri Jerman akan harus menghadapi pemilu-pemilu baru atau ibu Angela Merkel harus memimpin satu pemerintah minoritas.

Beberapa indikasi awal yang positif.

Akan tetapi, di perundingan-perundingan penjajakan yang baru saja berakhir, mungkin upaya Partai SPD sedang membuat proses pembentukan pemerintah “koalisi besar” di Jerman menjadi lebih jelas dari pada yang sudah-sudah. Pada semua perundingan tersebut, Persekutuan Partai CDU/CSU pimpinan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Partai SPD telah menemukan suara bersama dalam beberapa masalah seperti mengurangi pajak pendapatan bagi lapisan orang kaya, membatalkan target dari sekarang sampai tahun 2020 memangkas 40% volume gas karbon diosikda CO2 terbanding dengan tarap pada tahun 1990, masa depan Uni Eropa  dan ekonomi. Para fihak juga sepakat mencapai permufakatan tentang prinsip-prinsip dasar untuk memulai semua perundingan tentang pembentukan satu pemerintah baru pada beberapa pekan mendatang. Permufakatan ini terdiri dari satu komitmen “bekerjasama erat dengan Perancis untuk merombak dan memperkokoh Eurozone secara berkesinambungan, untuk membantu seluruh koalisi menghadapi secara lebih baik semua krisis global.

Menurut kalangan pengamat, kesepakatan ini memperlihatkan bahwa telah ada konsesi dari Partai SPD terhadap salah satu di antara komitmen-komitmen pencalonan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Akan tetapi, koalisi ini masih harus mengusahakan suara bersama dalam banyak masalah lain, yang paling menonjol yalah politik imigrasi.

Kanselir Jerman, Angela Merkel (kiri) dan Ketua Partai SPD,  C Martin Schulz (Foto: EPA/Kantor Berita VIetnamj)

Setelah persekutuan Partai CDU/CSU pimpinan Kanselir Angela Merkel mencapai permufakatan sementara yang bersifat “terobosan” dengan Partai SPD, Jerman dan Perancis bersama-sama menjalankan gerak-gerik untuk mempercepat semua upaya merombak Uni Eropa ketika Menteri Keuangan dua negeri tersebut melakukan pertemuan di Paris, Ibukota Perancis pada pekan ini. Kalangan analis menilai bahwa pertemuan antara Menteri Keuangan Jerman dan Perancis kali ini merupakan indikasi yang memperlihatkan bahwa Jerman sedang siap melakukan perundingan-perundingan dengan Perancis, seiring dengan perundingan tentang pembentukan pemerintah koalisi antara CDU/CSU dengan SPD yang direncanakan akan mulai pada akhir Januasi ini, kalau para anggota Partai SPD sepakat mengesahkannya pada Kongres Partai yang akan berlangsung pada 21/1 ini. Menurut pemimpin Partai SPD, rencana tentang koalisi telah disepakati dua fihak pada 12/1 ini akan membuka jalan bagi satu “perubahan pola” tentang Eropa, membantu kawasan ini lepas dari semua sanksi “memperketat ikat  pinggang”, bersama dengan mengarah ke semua peluang investasi dan lapangan kerja.

Satu Pemerintah Jerman yang stabil menjamin stabilitas bersama dari Uni Eropa

Partai SPD pernah berkoalisi dengan Partai CSU/CDU pimpinan Kanselir Angela Merkel selama 8 di  antara 12 tahun lalu, akan tetapi karena hasil pemilu pada September, pemimpin Partai SPD berkomitmen akan membawa partai ini menjadi partai oposisi di Jerman. Partai SPD merupakan pilar politik yang paling kuat dari Uni Eropa di Jerman. Pemimpin Partai SPD sekarang, Martin Shun merupakan orang yang berpengaruh paling kuat terhadap masalah-masalah di Eropa. Kalau Partai SPD menjadi faksi oposisi, jelaslah akan menjadi kendala bagi masa depan Uni Eropa, sehingga membuat semua keputusan yang penting dan upaya mereformasi koalisi terus tertunda.

Satu pemerintah yang stabil di Jerman mempunyai makna penting bagi seluruh Eropa karena semua negara anggota Uni Eropa menganggap Jerman sebagai pilar bagi stabilitas blok. Selama  3 bulan lebih ini setelah pemilu, Jerman belum bisa membentuk Pemerintah baru. Oleh karena itu, semua perundingan lalu dengan beberapa indikasi yang positif dianggap sebagai peluang untuk membentuk satu koalisi yang stabil, memberikan harapan tentang satu awalan baru bagi Jerman. Bersamaan itu, tercapainya permufakatan-permufakatan telah sedikit mengurangi tekanan terhadap Kanselir Jerman, Angela Merkel dan menghapuskan semua kesangsian tentang pengaruh dari “negara lokomotif Eropa” ini dalam semua masalah internasional ketika belum ada pemerintah baru.