ASEAN Mempertahankan Sentralitas dalam Mendorong Dialog dan Kerja sama demi Perdamaian, Stabilitas, dan Pembangunan

Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pada hari Rabu (tgl 6 September), Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara  Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan para mitranya (ASEAN+), berlangsung di Jakarta, Indonesia, dengan partisipasi para pemimpin negara-negara ASEAN dan para mitra. Dalam proses pembangunan ASEAN, tidak bisa kurang dukungan dan komitmen dari para mitra. 

Dalam konteks baru yang penuh tantangan, ASEAN selalu mengembangkan peranan mandiri yang telah teruji selama hampir 60 tahun ini, terus mempertahankan sentralitasnya dalam orientasi mendorong upaya dialog dan kerja sama demi perdamaian, stabilitas dan perkembangan.

KTT antara ASEAN dan mitra-mitranya merupakan kerangka kerja sama bilateral antara ASEAN dan para mitra di luar kawasan, dan merupakan kerangka kerja sama di luar blok yang paling dini terbentuk di ASEAN. Mekanisme kerja sama ASEAN+ dianggap sebagai mekanisme kerja sama yang memberikan hasil paling praktis bagi ASEAN, serta bagi para mitranya.

ASEAN Mempertahankan Sentralitas dalam Mendorong Dialog dan Kerja sama demi Perdamaian, Stabilitas, dan Pembangunan - ảnh 1Para pemimpin ASEAN dalam rangka KTT ke-43 ASEAN (Foto:VNA)

Mekanisme ASEAN+: Kreasi ASEAN

ASEAN telah menciptakan mekanisme kemitraan dialog (ASEAN+) untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara besar dan mitra di dalam dan di luar kawasan, tergantung pada kapasitas dan keadaan masing-masing mitra serta kebutuhan ASEAN. Inilah rekam jejak ASEAN sendiri yang tidak dimiliki organisasi lain di dunia.

Saat ini, ASEAN menggalang hubungan dengan 11 mitra dialog resmi (ASEAN+1), antara lain: Tiongkok, Jepang, Republik Korea, India, Australia, Selandia Baru, Rusia, Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa (EU), dan Inggris. Diantaranya ada beberapa mitra yang telah digalang hubungan sejak dini, yaitu pada tahun 70an. Melalui mekanisme ini, negara-negara ASEAN tidak hanya berdialog secara setara dengan negara-negara besar, namun juga memanfaatkan banyak sumber daya untuk pembangunan, di mayoritas bidang seperti perdagangan, investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, bantuan teknis...

Selain itu, ASEAN juga mengajukan mekanisme dialog dan kerja sama antara ASEAN dengan tiga negara, yaitu Tiongkok, Jepang, dan Republik Korea (ASEAN+3), yang dibentuk pada tahun 1997, untuk mendukung ASEAN dalam reformasi keuangan dan perbankan serta pemulihan ekonomi pasca krisis keuangan tahun 1997. Atau KTT Asia Timur (EAS), Forum Keamanan Regional (ARF), kerja sama pertahanan ASEAN yang diperluas dan sebagainya untuk menghimpun negara-negara besar di dalam dan di luar kawasan untuk saling berdiskusi dan berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan dan dunia.

Mempertahankan sentralitas ASEAN dalam urusan internasional

ASEAN Mempertahankan Sentralitas dalam Mendorong Dialog dan Kerja sama demi Perdamaian, Stabilitas, dan Pembangunan - ảnh 2Sidang pleno KTT ke-43 ASEAN (Foto: VNA)

Hingga saat ini, sudah ada 86 negara non-ASEAN yang mengirimkan duta besarnya ke ASEAN. Terutama negara-negara besar menginginkan agar ASEAN mengembangkan sentralitasnya dalam mekanisme kerja sama regional. Pada KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung di ibu kota Indonesia, Jakarta kali ini, ketika menghadapi perubahan besar dalam situasi dunia dan regional, para pemimpin ASEAN sekali lagi menegaskan bahwa solidaritas merupakan nilai strategis bagi ASEAN untuk terus mengatasi tantangan, dengan kokoh menghadapi gesekan strategis dan persaingan geopolitik, menegaskan sentralitasnya dalam struktur regional.

Menghadapi pusaran persaingan yang ketat antar negara-negara besar, agar ASEAN dapat mempertahankan sentralitasnya, ASEAN harus mengembangkan kekuatannya sendiri dan memperkokoh persatuan di dalam blok untuk menegaskan nilai strategisnya. Negara-negara ASEAN perlu menjunjung tinggi semangat independen, berdikari, supremasi hukum dan konsisten pada prinsip-prinsip dasar dan standar perilaku ASEAN.

ASEAN terus menjaga keseimbangan strategis dengan negara-negara besar. ASEAN benar-benar telah menjadi jembatan penghubung tepercaya dengan kapabilitas menyelaraskan keseimbangan hubungan dan kepentingan, konsisten dengan tujuannya untuk membangun struktur regional yang terbuka, transparan, inklusif dan yang paling ialah penting sepakat mempertahankan pendirian dan prinsipnya dalam masalah-masalah yang langsung berkaitan dengan lingkungan keamanan dan perkembangan di kawasan.

Komentar