AMM-56 dan Konferensi-Konferensi Terkait: Mempersempit Perbedaan, Mendorong Kerja Sama

Van
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Pada Jumat (14 Juli), Konferensi Menteri Luar Negeri (Menlu) Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) ke-56 (AMM-56) dan berbagai konferensi terkait telah berakhir setelah empat hari berlangsung (dari 11 sampai 14 Juli), di Jakarta, Ibu kota Indonesia. Semua konferensi telah menunjukkan solidaritas dan tanggung jawab dari negara-negara anggota ASEAN, bersamaan dengan itu menegaskan nilai dialog dan kerja sama dalam kerangka ASEAN, antara ASEAN dengan para mitra dan antar-negara, pada latar belakang dunia mengalami banyak gejolak.
AMM-56 dan Konferensi-Konferensi Terkait: Mempersempit Perbedaan, Mendorong Kerja Sama - ảnh 1Para utusan pada Konferensi ASEAN+3 di Jakarta, Indonesia pada 13 Juli 2023 (Foto: Yonhap/VNA)

AMM-56 merupakan Konferensi Menlu penting dari ASEAN dalam tahun ini. Selain rapat antara 10 negara ASEAN juga ada konferensi antara ASEAN dengan masing-masing mitra, Konferensi Menlu ASEAN+3, Konferensi Menlu Forum Asia Timur (EAS), Forum Regional ASEAN (ARF). Selama empat hari berlangsung, hampir 20 konferensi tentang keamanan, perdamaian dan kemampuan pemulihan ekonomi regional diselenggarakan. 

Memperkokoh Kemampuan Mandiri dan Beradaptasi secara Fleksibel dari ASEAN

Memperkokoh kemampuan mandiri dan beradaptasi secara fleksibel dari ASEAN dalam menghadapi semua kesempatan dan tantangan merupakan isi yang disepakati untuk dilaksanakan oleh para Menlu ASEAN untuk waktu mendatang. Menurut itu, ASEAN perlu berjalan di depan dalam menetapkan satu struktur yang terbuka, transparan, insklusif, dan berdasarkan pada hukum, dengan partisipasi aktif dan kontribusi yang bertanggung jawab dari setiap anggota serta para mitra. Menlu Indonesia, Retno Marsudi mengatakan:

“ASEAN hanya bisa menegaskan peranannya jika mendapat kepercayaan. Untuk mencapai hal ini, perlu melaksanakan secara konsekuen Piagam ASEAN, menunjukkan solidaritas dalam menangani tantangan-tantangan, bersamaan itu menjemput bola dan menghadapi tantangan-tantangan di masa depan. ASEAN hanya bisa memainkan peranan penting jika masih menjadi pemimpin dalam menetapkan struktur kawasan. ASEAN akan tidak pernah menjadi satu wakil dari persaingan kekuasaan. Semua negara harus mematuhi Traktat TAC (traktat perdamaian yang ditandatangani pada tahun 1976 antara negara-negara anggota ASEAN) dan ASEAN harus berjalan di depan dalam membangun struktur inklusif di kawasan.”

Guna meningkatkan kapabilitas dan kemampuan siap beradaptasi dan daya tahan dari ASEAN, negara-negara anggotanya juga sepakat mendorong kerja sama di bidang-bidang seperti: kemandirian, rantai pasokan, transformasi digital, ketahanan energi, ketahanan pangan, dan sebagainya. 

Selain itu, pada AMM-56 dan konferensi-konferensi terkait, untuk pertama kalinya penggelaran Visi ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) diselipkan dalam perundingan-perundingan dengan negara-negara mitra. Pada latar belakang situasi internasional yang mengalami banyak gejolak,  konferensi-konferensi tersebut juga fokus mendorong negara-negara pemilik senjata nuklir menandatangani Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara, menyempurnakan bimbingan untuk mempercepat penyelesaian perundingan tentang Kode Etik dari Semua Pihak di Laut Timur (COC), menyempurnakan pembentukan Visi Maritim ASEAN. Yang patut diperhatikan ialah AMM ke-56 telah mengeluarkan pernyataan bersama, antara lain mengimbau untuk membangun Laut Timur menjadi wilayah laut yang damai dan kooperatif.

Negara-negara mitra berkomitmen untuk siap bekerja sama secara subtansial dengan ASEAN

Dengan semangat dialog yang terus-terang dan substansial, ASEAN dan para mitra telah membahas secara intensif dan ekstensif tentang banyak masalah yang menjadi minat bersama, berkomitmen untuk mendukung sentralitas ASEAN, siap melakukan kerja sama secara komprehensif, substansial dan berkelanjutan. ASEAN dan Tiongkok mencatat kemajuan dalam perundingan tentang Kode Etik dari semua pihak di Laut Timur (COC) dengan pengesahan Dokumen bimbingan untuk mendorong cepat menyelesaikan COC yang substansial dan efektif. Kedua pihak sepakat memilih tahun 2024 menjadi tahun silaturahmi rakyat ASEAN dan Tiongkok. 

Pada kesempatan ini, beberapa mitra telah mengumumkan bantuan perkembangan untuk negara-negara ASEAN, seperti rencana memasok 530 juta USD dari Australia, Kerajaan Inggris mengusulkan program-program kerja sama senilai sekitar 148 juta USD untuk masa lima tahun mendatang. Republik Korea memberitahukan sedang menggelar komitmen untuk meningkatkan dua kali lipat sumbangan Dana Kerja Sama ASEAN-Republik Korea dari 16 juta USD pada tahun lalu menjadi 32 juta USD sampai tahun 2027, bersamaan itu menyediakan 200 juta USD untuk proyek-proyek kerja sama bersama. 

Menlu negara-negara ASEAN+3 (Tiongkok, Republik Korea, Jepang) menekankan usaha mempertahankan dan mengembangkan kerja sama ekonomi, perdagangan, keuangan, pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit, meningkatkan kerja sama, menjamin ketahanan pangan, pertanian yang berkelanjutan, menggelar secara efektif Dana Cadangan Beras Daurat ASEAN+3, dan lain-lain.

Pada latar belakang situasi internasional yang mengalami banyak gejolak, ASEAN harus menghadapi banyak tantangan dari dalam maupun dari luar. Namun, dengan 56 tahun terbentuk dan berkembangnya (1967 – 2023), beserta kerja sama dengan para mitra yang semakin erat, ASEAN percaya diri untuk mengatasi tantangan, beradaptasi secara fleksibel untuk berkembang.

Komentar