Lebih dari 25 negara dari banyak kawasan di dunia berpartisipasi pada pameran SIAL Interfood 2024. Pameran kali ini memperkenalkan inovasi-inovasi di bidang bahan makanan, minuman, layanan penyajian kuliner, hotel, restoran, kafe dan toko roti.
Gerai Vietnam di pameran tersebut. Foto: VOV |
Konselor Perdagangan Vietnam untuk Indonesia, Pham The Cuong, memberitahukan bahwa nilai perdagangan bilateral Vietnam-Indonesia selama ini meningkat secara pesat. Selama 9 bulan tahun 2024, ekspor Vietnam ke Indonesia meningkat 22%. Tercapainya hal ini berkat adanya sumbangan besar dari badan-badan usaha Vietnam melalui kegiatan-kegiatan mendorong perembesan pasar yaitu menghadiri berbagai pameran dan konferensi promosi dagang. Dia memberitahukan:
Indonesia merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara dengan populasi sebanyak kira-kira 280 juta jiwa, sangat potensial di bidang bahan makanan dan minuman. Setiap tahun Indonesia mengimpor barang senilai kurang lebih 20 miliar USD, oleh karenanya inilah pasar yang potensial bagi kelompok produk bahan makanan dan minuman Vietnam. Kebutuhan pasar Indonesia juga sangat beragam dan Vietnam sepenuhnya bisa memenuhinya.
Konselor Perdagangan Vietnam untuk Indonesia, Pham The Cuong. Foto: VOV |
Dinilai sebagai satu pasar potensial, tetapi Indonesia juga memiliki persyaratan ketat terhadap produk, khususnya bahan makanan dan minuman, yang memenuhi standar negara berpenduduk mayoritas Muslim, di antaranya ada sertifikat Halal. Untuk menaklukkan pasar yang tuntutannya tinggi ini, badan-badan usaha Vietnam peserta pameran tersebut memberitahukan telah menyiapkan secara penuh dokumen-dokumen yang perlu untuk memperluas aktivitas ke pasar penting ini. Bapak Vu Thai Son, Direktur Perusahaan Long Son – salah satu di antara lima badan usaha Vietnam yang menghadiri pameran, mengatakan:
Ini untuk pertama kalinya Perusahaan Long Son ikut serta pada pameran di Indonesia. Indonesia merupakan pasar masyarakat Muslim yang besar dan potensial. Di Indonesia juga terdapat produk kacang mete, tetapi kebutuhan tentang kacang mete pecah sangat besar. Oleh karena itu, badan usaha kami ingin menyosialisasikan produk ke pasar Indonesia, bersamaan itu berharap akan memperluas pelanggan di Indonesia. Kami juga menyiapkan sertifikat Halal secara penuh.”
Dengan 87% di antara 280 juta jiwa penduduk Indonesia yang menganut Islam, pasar Halal Indonesia sangat potensial bagi banyak negara. Vietnam dinilai sebagai negara yang memiliki banyak keunggulan karena bersama-sama terletak di Asia Tenggara dan memiliki kebudayaan yang dekat, sehingga barang Vietnam lebih mudah diterima di pasar ini.
Dalam satu laporan, baru-baru ini, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) memberitahukan bahwa lebih dari 50 negara menuju ke upaya menjalin dan memperluas kerja sama dengan Indonesia di bidang Halal. Di antara negara-negara tersebut, BPJPH menekankan peningkatan kerja sama dari Vietnam, Singapura, Arab Saudi, Republik Korea, Uruguay, dll. Bapak Eko Cahyanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Indonesia, menegaskan:
“Indonesia menjalin kerja sama dengan banyak negara di bidang ini dengan kesepakatan-kesepakatan yang ditandatangani untuk memenuhi standar Indonesia. Saya telah mengunjungi Vietnam pada awal tahun ini dan melihat perhatian Vietnam terhadap bidang Halal Indonesia. Kita melihat potensi beberapa produk Halal Vietnam yang dibutuhkan Indonesia. Asalkan produk-produk yang dihasilkan Vietnam mempunyai kualitas yang baik, terutama memenuhi tuntutan tentang standar dan selera masyarakat Indonesia.”
Para pengunjung menykai produk Vietnam. Foto: VOV |
Pameran SIAL Interfood 2024 berlangsung selama 4 hari, menyerap kedatangan lebih dari 9.000 orang, menjadi tempat ideal bagi unit-unit dan konsumen dari banyak negara di dunia untuk memperluas jaringan, menerima pengetahuan serta menemukan berbagai tren baru. Produk-produk Vietnam seperti manisan, kacang mete, susu, kopi... mendapat perhatian dan apresiasi tidak hanya dari badan-badan usaha Indonesia saja, namun juga dari badan-badan usaha regional dan internasional. Hal ini juga merupakan peluang bagi badan-badan usaha Vietnam yang berpartisipasi dalam pameran untuk selangkah demi selangkah mendekati dan menuju ke “penaklukan” pasar Indonesia yang “tuntutannya tinggi” tetapi sangat potensial ini./.