Kerajinan Menanam Pohon Kapas dan Menenun Kain dari Warga Thu Lao - Warisan Budaya Takbenda Nasional

Giang Seo Pua- Vinh Phong
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Thu Lao merupakan kelompok etnis Tay yang juga sering disebut dengan nama lain yaitu Tay hitam. Populasi Thu Lao sekitar 1.400 jiwa, sebagian besar tinggal di dua kabupaten: Muong Khuong dan Si Ma Cai, Provinsi Lao Cai. Warga Thu Lao masih melestarikan adat istiadat, kepercayaan budaya, dan kejuruan tradisionalnya sendiri, diantaranya menanam pohon kapas dan menenun kain.
Kerajinan Menanam Pohon Kapas dan Menenun Kain dari Warga Thu Lao - Warisan Budaya Takbenda Nasional - ảnh 1 Ibu Thao Thi Sao, Ketua Asosiasi Perempuan Kecamatan Thao Chu Phin (Foto: VOV4)


Selama beberapa generasi ini, penanaman pohon kapas dan penenunan kapas selalu dikaitkan erat dengan perempuan Thu Lao di Desa Sán Chá, Kabupaten Thào Chư Phìn. Pakaian-pakaian ditenun dari serat kapas yang dipadukan dengan metode menjahit dan cara mencelup warna telah menciptakan corak yang unik. Bapak Thao A Dín, Wakil Ketua Komite Rakyat Kecamatan Thao Chu Phin, bercerita bahwa warga Thu Lao selalu mengenakan busana tradisional yang sepenuhnya terbuat dari kapas yang mereka tanam sendiri
:

Ada banyak tahapan dalam proses penanaman kapas. Pertama-tama, harus memilih bibit, lalu menanamnya. Biasanya pohon kapas ditanam pada bulan Februari dan Maret. Pohon kapas ditanam di tempat yang lembab dengan tanah yang keropos. Saat menanam, perawatannya sangat teliti, tidak boleh menyemprotkan bahan kimia, harus menyiangikan rumput dengan tangan untuk menghasil kapas terbaik.

Proses pertumbuhan dari menabur benih hingga mulai berbuah dan memaneni kapas memerlukan waktu sekitar 4 hingga 5 bulan, namun hal ini juga tergantung pada cuaca. Menurut pengalaman warga Thu Lao, kapas yang terbaik akan dipilih  untuk menenun kain. Jenis yang kualitasnya lebih rendah digunakan untuk menenun selimut, handuk, kasur, sarung bantal, dll.

Untuk melakukan kerajinan menenun, perkakas tenun masyarakat Thu Lao mempunyai keunikan tersendiri. Ketika membuat kerangka perkakas tenun, kaum lelaki harus pergi ke hutan untuk memilih kayu yang baik, kayunya tahan hama atau rayap, tidak retak, ringan dan mempunyai daya tahan tinggi.

Berkat menanam kapas dan menenun dengan peralatan yang sangat sederhana, maka masyarakat Thu Lao di San Cha telah berhasil menenun helai-helai kain dan menjahit pakaian tradisional. Bapak Sung Seo Hoa, Sekretaris Komite Partai di komune Thao Chu Phin, mengatakan:

Warga Thu Lao selama ini masih melestarikan kerajinan menenun. Busana yang mereja kenakan masih terbuat dari kain hasil tenunan sendiri. Tidak hanya orang-orang tua saja, namun generasi muda juga tetap bisa melakukannya, sehingga   akan bisa dilestarikan di kemudian hari. Kami juga punya rencana melestarikan dan mempertahankan identitas warga Thu Lao.

Selain mewariskan kerajinan tersebut kepada generasi kemudian hari, pemerintahan setempat juga bertujuan untuk mengembangkan kerajinan menenun kain ikat, untuk pembangunan ekonomi. Ibu Thao Thi Sao, Ketua Asosiasi Perempuan Kecamatan Thao Chu Phin, mengatakan:

Asosiasi Perempuan mengusulkan agar Asosiasi Perempuan di tingkat yang lebih tinggi supaya mendukung program-program seperti pinjaman modal bagi perempuan untuk berbisnis dengan menanam kapas dan menenun kain, membentuk kelompok koperasi produksi atau koperasi menanam kapas dan menenun kain.. Dari situ, barang brokat tidak hanya berkembang di Vietnam saja tetapi juga mendunia.

Pada tanggal 24 April 2024 yang lalu,  kerajinan menenun kain tradisional dari warga Thu Lao dimasukkan ke  dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Vietnam. Hal ini turut menciptakan kemudahan bagi pekerjaan konservasi, pelestarian, penjagaan dan pengembangan nilai-nilai budaya unik masyarakat Thu Lao pada khususnya dan etnis- etnis minoritas di Si Ma Cai pada umumnya./.

Komentar