Instrumen musik "Hun may" dari warga etnis minoritas Khang (Foto: VOV) |
“Hun may” merupakan instrumen musik yang khas dari warga etnis minoritas Khang, mudah di buat dan hampir semua warga etnis minoritas Khang, baik orang tua, pemuda, maupun pria dan perempuan, semuanya bisa memainkan instrumen musik ini. Instrumen musik tersebut dibuat dari tabung buluh. Untuk memainkannya, orang mengetuk-nya pada tangan sesuai dengan melodi musik, suara genderang, nyanyian, tarian agar menciptakan suara-suara yang meriah.
Ibu Lo Thi Phau, seorang yang memahami adat-istiadat dan kebudayaan warga etnis minoritas Khang di Kecamatan Chieng On, Kabupaten Quynh Nhai, Provinsi Son La memberitahukan: Dulu, menurut adat istiadat, warga etnis minoritas Khang biasanya hidup di daerah pegunungan, hutan pedalaman, di tepi sungai dan anak sungai, kehidupan mereka pada pokoknya berdasarkan pada huma, kebiasaan produksinya bergantung pada alam, maka kehidupannya sangat susah-payah.
Oleh karena itu, warga etnis minoritas berupaya untuk mengadaptasinya, memanfaatkan alam dan membuat instrumen-instrumen musik yang khas dan sesuai dengan kegiatan kebudayaan masyarakat, di antaranya ada “Hun may”. Instrumen musik itu dibuat dengan ruas buluh tua, ada satu ujung untuk dipegang, ujung yang lain dibuat mulus menjadi dua garpu untuk mengetuk-nya pada telapak tangan. Untuk membuat instrument musik “Hun may” lebih indah, banyak warga juga membuat jumbai kain warna-warni untuk menghiasi “Hun may”.
“Untuk membuat “Hun may”, warga etnis minoritas Khang masuk hutan untuk memotong pohon-pohon buluh tua yang tabungnya panjang, dikeringkan di atas dapur hingga ada warna kuning, diukur dan dipotong menjadi bagian-bagian, masing-masing panjangnya sekitar 40-60 sentimeter, ujung untuk diketuk dibagikan menjadi dua garpu, tubuh tabung buluh dilubangi dua agar suara “Hun may” bergema”.
Tarian Hun may (kelompok perempuan) dan tarian Tang bu (kelompok laki-laki) dari warga etnis minoritas Khang (Foto: VOV) |
Dulu, di dusun-dusun pemukiman warga etnis minoritas Khang, laki-laki dan perempuan biasanya berkumpul untuk bernyanyi dan bertari di area main dusun. Pada malam bulan tanggal 15 setiap bulan kalender imlek, laki -laki dan perempuan memukul “Hun may” dan menari tang bu (artinya tarian tradisional dari warga etnis minoritas Khang). Setelah setiap malam temu pergaulan, kegiatan kebudayaan dan kesenian seperti itu, banyak pasangan lelaki dan gadis telah saling mencintai.
Dewasa ini, dalam hari-hari pesta dari warga etnis minoritas di dusun atau festival-festival kesenian rakyat di Quynh Nhai juga dipertunjukkan tarian “Hun may” yang menyerap banyak penggemar. Kelompok tarian beranggotakan 8-10 orang, bertari sekaligus mengketuk “Hun may”, berjalan dengan bentuk lingkaran, atau bergerak horisontal atau vertikal sehingga membuat suasana festival lebih meriah, mempererat persatuan masyarakat. Ibu Dieu Thi Nhat, Kepala Seksi Kebudayaan dan Informasi Kabupaten Quynh Nhai Provinsi Son La memberitahukan:
“Dalam lagu-lagu rakyat dan tarian-tarian yang khas dari warga etnis minoritas Khang ada tarian Tang bu dan Hun may. Untuk melakukan konservasi, pengembangan dan revitalisasi berbagai pesta, lagu-lagu rakyat, tarian dan kebiasaan masyarakat yang terancam punah, maka kami selama bertahun-tahun ini telah menggelar dan menaruh perhatian bidang ini”.
Mengalami perjalanan waktu, instrumen musik “Hun may” selalu dilestarikan dari generasi ke generasi oleh warga etnis minoritas Khang, di Kabupaten Quynh Nhai, Provinsi Son La. Hingga dewasa ini, instrumen musik tersebut tidak bisa kurang dalam kehidupan kebudayan dan kesenian masyarakat dari warga etnis minoritas Khang.