Ciri-ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Chu-ru

Vinh Phong
Chia sẻ
(VOVworld) - Kebudayaan etnis minoritas Chu-ru dengan ciri-ciri khas-nya sendiri telah menciptakan daya tarik yang aneh, sehingga semua orang yang pernah sekali mengunjungi daerah dataran tinggi Tay Nguyen sangat mencintai dan asyik menguak tabir daerah ini

(VOVworld) - Kebudayaan etnis minoritas Chu-ru dengan ciri-ciri khas-nya sendiri telah menciptakan daya tarik yang aneh, sehingga semua orang yang sekali pernah mengunjungi daerah dataran tinggi Tay Nguyen sangat mencintai dan asyik menguak tabir daerah ini. Dari busana sampai kesenian rakyat, kerajian pembuatan barang keramik dan lain-lain, semuanya dijaga  dan dikembangkan oleh warga etnis minoritas Chu-ru. 


Ciri-ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Chu-ru - ảnh 1
Warga etnis Chu -ru membuat barang-barang keramik 
(Foto: vov5)


Etnis Chu-ru memiliki satu khasanah sastra dan seni yang kaya raya dan variatif, di antaranya menyimpan satu sumber dokumen sejarah bernilai”. Selain sajak-sajak panjang, warga etnis Chu-ru masih tetap melestarikan pepatah dan peribahasa yang isinya memuji sistem masyarakat matriarkal, menjungjung tinggi peranan kaum wanita, kaum pekerja dan alam sekitar untuk berjuang merebut kehidupan yang berbahagia. Mengenai instrumen musik, warga etnis Chu-ru mempunyai genderang, seruling Bau (atau rokel), tabuh La buatan dari perunggu (atau sar); r’tong, kwao, tenia dan lain-lain... di antaranya ada instrumen musik yang menonjol yalah bonang-satu jenis instrumen musik perkusi pada saat ada hari-hari pesta dalam tarian Tamya Arya, satu jenis tarian profesional terkemuka yang bersifat komunitas, hampir semua warga etnis Chu-ru bisa menarikannya dan menggemarinya. Peneliti kebudayaan etnis-etnis di daerah dataran tinggi Tay Nguyen, Ibu Linh Nga mengatakan: “Etnis Chu-ru mempunyai perangkat bonang yang hanya tiga buah. Tiga buah bonang itu digantung atau diletakkan di atas satu rak dan hanya dipukul oleh seorang saja. Sementara itu, warga etnis-etnis lain, seperti Xe Dang membawa bonang itu  sambil berjalan mengelilingi rumah  atau tiang Neu dan sambil menari”.

Dukuh Krang Go, kecamatan Próh, kabupaten Dơn Duong, propinsi Lam Dong, tempat pemukiman warga etnis Chu Ru, sekarang ini tetap miasih menjaga kejuruan kerajinan tradisional yang berkaitan dengan warga etnis ini selama ribuan tahun ini. Teknik membuat barang-barang keramik dari warga etnis Chu-ru cukup sederhana, semua produk dihaluskan dan dibuat secara manual. Dari Desember tahun sebelum-nya sampai bulan Maret tahun berikutnya, semua keluarga dalam dukuh Krang Go membuat barang-barang keramik. Ibu Luong Thanh Son, seorang ahli etnologi memberitahukan: “Kerajinan membuat produk keramik dari warga etnis Chu-ru seperti kerajinan membuat produk keramik dari warga etnis Cham di desa keramik  Bau Truc, tidak menggunakan meja putar. Semua produk keramik juga dibakarkan secara terbuka dan sangat primitif”.

Ciri-ciri budaya khas dari warga etnis minoritas Chu-ru - ảnh 2
Barang-barang keramik Chu-ru.
(Foto: vov5) 

Salah satu di antara ciri-ciri khas dalam kehidupan warga etnis Chu-ru yalah pernikahan, karena etnis ini  tetap masih  melestarikan sistem masyarakat yang matriarkal. Menurut adat  warga etnis Chu-ru, wanita memutuskan semua urusan dalam keluarga. Bahkan, dalam soal pernikahan pun mereka ambil inisiatif dan anak-anaknya memakai nama marga Ibunya.

Sampai sekarang ini, adat menangkap suami dari warga etnis Chu-ru masih dijaga di banyak dukuh di propinsi Lam Dong. Menurutnya, ketika ada seorang perempuan etnis Chu-ru mencintai seseorang laki-laki, dia akan memberitahukan kepada orang tuanya untuk mengadakan upacara meminang dan melamar laki-laki itu. Pada musim semi, fihak keluarga pengantin perempuan akan memilih hari dan membawa tonong sajian ke fihak keluarga pengantin lakli-laki. Ibu Lương Thanh Sơn, Peneliti Etnis masalah Tay Nguyen,  memberitahukan: “Dalam adat pernikahan etnis Chu-ru dan beberapa etnis yang dekat dengan etnis ini, adat kebiasaan menetapkan mahar sangat berat, banyak perempuan miskin yang tidak punya cukup uang untuk mengadakan upacara pernikahan telah tidak bisa menikah. Menurut adat-istiadat etnis Chu–ru, pengantin laki-laki harus hidup di rumah pengantin perempuan untuk suatu waktu”.

Pada pagi hari pernikahan, fihak keluarga pengantin perempuan dan fihak keluarga pengantin laki-laki mengadakan berbagai tata cara untuk menjemput  pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan. Sebelum berangkat, ibu dari pengantin perempuan akan mengalungkan selendang dan mengikat kedua mempelai itu. Ini merupakan satu ritual yang amat penting untuk memohon kebahagiaan untuk mereka supaya hidup berdampingan  seumur hidup.

   


Komentar