Teladan Cerah Seorang Warga Negara yang Jalani Kehidupan Duniawi dan Agamawi yang Baik

Tran Hieu/Thu Hang
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Ibu Phan Thi Mai, 52 tahun,  di dusun Khanh Hung A, Kecamatan Khanh Hai, Kabupaten Tran Van Thoi, Provinsi Ca Mau, Vietnam Selatan adalah seorang penganut agama  Katolik. Dia selalu menaati semua ajaran Gereja  dan menerjemahkannya ke  dalam kehidupan. Cintai dan bagikan adalah kiat bagi dia untuk menjalani  kehidupan duniawi yang baik dan agamawi yang baik pula.  
Teladan Cerah Seorang Warga Negara yang Jalani Kehidupan Duniawi dan  Agamawi yang Baik - ảnh 1Ibu Phan Thi Mai (Foto: VOV)

Sejak kecil, Ibu Phan Thi Mai telah dibawa orang tuanya ke Gereja Katolik untuk belajar, diajarkan dan ditunjuk Katekismus Gereja Katolik (KGK) oleh biarawati dan pastor. Tidak hanya memahami lebih banyak  KGK saja, tetapi dia juga menerjemahkannya ke dalam praktek kehidupan sehari-hari. Di dekat rumah Ibu Mai  ada rumah Bapak  Nguyen Van Nghiem yang mengalami kesulitan berat. Di tengah wabah Covid-19, Ibu Mai telah berbagi  beras dan mie bagi keluarga Bapak Nghiem untuk membantu dia mengatasi kesulitan dalam waktu anak laki-laki-nya bekerja jauh dari rumah. Ibu Phan Thi Mai tidak hanya menganggap pemberian bantuan bagi orang-orang lain saja, tetapi juga pematuhan hukum adalah untuk melaksanakan ajaran Yesus.

 “Di tengah wabah Covid-19, kita harus menaati semua ketentuan hukum. Menaati protokol 5K, tidak ke luar rumah  apabila tidak perlu, dan tidak berkerumun  banyak orang. Membantu tetangga atau warga sama dusun yang menjumpai kesulitan. Siapa pun yang ke rumah saya dan meminta apa yang saya miliki, saya bersedia memberikan semua yang saya ada”.

Ketika berbagai asosiasi dan kelompok paroki daerah dibentuk oleh paroki untuk melakukan pekerjaan amal, dia dengan antusias berpartisipasi padanya. Yang tipikal yakni Legio Maria dengan para anggota perempuan yang secara rutin mengunjungi, menyapa, menyemangati dan membantu keluarga-keluarga yang menjumpai kesulitan. Ibu Mai selalu menjadi salah satu anggota-nya yang sangat antusias, bersedia menyumbangkan tenaga dan jasa, bahkan materiil untuk membantu keluarga-keluarga yang menjumpai kesulitan. Tidak hanya begitu saja, dia juga mengimbau kepada para dermawan supaya membantu keluarga-keluarga tersebut.

Ibu Phan Thi Mai menyimpulkan ajaran-ajaran kunci yang diajarkan paroki dengan dua kata: “Cinta dan bagikan”, maka dia bersedia membantu orang-orang yang menjumpai kesulitan, khususnya pada Hari Natal.

 “Bagi warga Katolik, Musim Natal adalah  Hari Raya yang besar, biasanya disebut Natal. Warga Katolik dengan gembira merayakan hari tersebut. Setiap orang harus bertobat dan mengakui diri kesalahan, memperbaiki kesalahan dan hidup secara lebih baik untuk menantikan  Hari Raya Besar”.

Setiap hari, Ibu Phan Thi Mai tetap melakukan pekerjaan di sawah dan pekerjaan rumah tangga seperti halnya dengan banyak perempuan lainnya, tetapi dia masih merebut waktu untuk datang ke Gereja. Dia berupaya berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Gereja, khususnya semua pekerjaan demi masyarakat. Dia juga memanfaatkan hal-hal baik yang tercantum dalam katekismus  untuk mengajar anak-cucu-nya secara serius, memikirkan mereka tumbuh dan belajar menjadi orang baik.

Oleh karena itu, Ibu Mai dicintai dan dikagumi oleh warga daerah. Ibu Le Thi Tham, warga di daerah setempat mengatakan: Ibu Mai tidak pernah melanggar ketentuan agama dan firman Yesus, dia menaati kebaikan. Meskipun  ekonomi keluarganya hanya paspasan saja tetapi di tengah wabah, dia bersedia membantu  keluarga- keluarga yang menjumpai kesulitan. Selama tiga tahun ini, dia melaksanakan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan banyak warga Katolik di daerah ini  yakni membantu orang miskin.

Bagi Ibu Phan Thi Mai, hidup dan melaksanakan semua ajaran Yesus tidak hanya menaati ketentuan agama saja, melainkan juga menerjemahkannya ke dalam praktek kehidupan. Itu secara sederhana yalah hidup terbuka, ramah, tulus hati dan membantu orang-orang yang menjumpai kesulitan. Bagi dia, membantu orang-orang justru membantu diri untuk menjalani kehidupan agamawi yang baik, dan meski pekerjaan-nya kecil saja, tapi  itulah rasa hormat kepada Yesus dan rasa cinta pada manusia.

Komentar