Viet Nam dan ASEAN menjamin jaring pengaman sosial dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0

Hong Van
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Sistim jaring pengaman sosial kawasan ASEAN sedang memasuki satu tahap perkembangan baru karena dampak Revolusi Industri 4.0 dan proses  pergeseran  pekerja bebas di kawasan. Hal ini menuntut kepada negara-negara ASEAN, di antaranya ada Viet Nam, supaya melakukan cara pendekatan yang kreatif dan membuat visi jangka panjang, bersamaan itu melakukan konektivitas yang berhasilguna, menciptakan resonansi kekuatan di seluruh kawasan ASEAN demi usaha jaring pengaman sosial yang berkesinambungan untuk semua warga. 

Viet Nam dan ASEAN  menjamin  jaring pengaman sosial  dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 - ảnh 1

Panorama lokakarya dengan tema: "Peluang dan tantangan yang dihadapi oleh sistim jaring pengaman sosial kawasan ASEAN pada latar Revolusi Industri 4.0 dan pergeseran pekerja bebas". (Foto: Kantor Berita Viet Nam)

Revolusi Industri 4.0 memberikan peluang-peluang besar, tetapi juga disertai dengan tantangan-tantangan bagi dunia pada umumnya dan negara-negara ASEAN pada khususnya. Tugas yang dihadapkan ialah membuat perubahan itu menuru arah yang lebih baik.

Berbagi dan bekerjasama untuk  mengatasi tantangan.

Menurut prakiraan,  dalam waktu dua dekade mendatang, 56%  jumlah pekerja di 5 negara ASEAN, di antaranya ada Viet Nam, akan  harus menghadapi bahaya kehilangan lapangan kerja.  Jens Schremmer, Kepala  Kantor  Sekretaris Jenderal Asosiasi Jaring Pengaman Sosial Internasional (ISSA) mengatakan bahwa perekonomian digital memunculkan banyak urusan, berdampak terhadap kaum pekerja tradisional, menciptakan ruang kosong dalam menyebar-luaskan jaring pengaman sosial  dan menjaga rahasia data dan keamanan siber. Ini bukanlah masalah yang bersifat masa depan, melainkan masalah yang  sedang benar-benar ada di depan mata. Oleh karena itu, usaha cepat menggunakan peluang, mengatasi tantangan-tantangan menuntut adanya kepekaan dan kapabilitas. Dalam waktu mendatang, perlu memperkuat kerjasama, saling belajar dalam Asosiasi Jaring Pengaman Sosial ASEAN melalui  pertukaran pengalaman antara negara-negara anggota-nya dengan organisasi-organisasi jaring pengaman sosial  di kawasan dan di dunia. Setuju dengan pandangan ini, Suradej Waleettikul, Sekretaris Jenderal Asosiasi Jaring Pengaman Sosial Thailand memberitahukan: “Hasil dari pergeseran sosial menuntut kepada semua pemerintah supaya membuat aturan-aturan tentang jaring pengaman sosial yang terjamin untuk kaum pekerja, khususnya kaum pekerja  migran.  Pada masa depan, akan  ada banyak tantangan, oleh karena itu masalah bertukar pengetahuan adalah hal yang sangat perlu untuk bisa menuju ke  target umum di kawasan ASEAN yang tunggal”.

Upaya keras Viet Nam.

Bagi Viet Nam, skala tenaga pekerja  meningkat dari hampir 56 juta orang tahun 2016 menjadi 62 juta orang  pada tahun 2025. Untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja bagi mereka, saban tahun, perekonomian perlu menciptakan kira-kira 650 000  lapangan kerja dan menggeserkan struktur pekerja. Namun, struktur pekerja yang terdidik belum sesuai dengan kebutuhan nyata, belum seimbang antar cabang-cabang pendidikan.

Hal yang perlu dilakukan sekarang terhadap pekerja ialah harus cepat mengakumulasi ketrampilan atau mencari kejuruan untuk bisa memperpanjang pekerjaan. Deputi Perdana Menteri Viet Nam, Vu Duc Dam menekankan: “Hal yang sangat istimewa pentingnya ialah harus memusatkan sumber daya untuk mengembangkan manusia. Kita banyak bicara tentang  pendidikan, kerukunan atau mengakui ijasah satu sama lain di kawasan dan di dunia, khususnya menekankan peranan komunitas badan usaha bersama dengan Negara, organisasi-organisasi sosial,  kaum pekerja  harus membuat  sistim pendidikan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) mengalami perubahan yang sangat mendasar, bagaimana supaya pekerja, baik pekerja kasar maupun pekerja rumit semuanya bersedia meningkatkan taraf-nya, punya banyak keahlian yang sangat baru”.

Selain pelatihan kejuruan, masalah yang kedua ialah sistim jaring pengaman sosial harus  beraktivitas secara lebih  baik dan lebih berhasil-guna, terutama asuransi sosial, asuransi pengangguran agar  ketika pekerja mengalami pengangguran, maka mereka  bisa belajar kejuruan untuk  bisa memikirkan diri kehidupan. Deputi Menteri Keuangan,  Direktur Umum Badan Asuransi Sosial Viet Nam, Ibu Nguyen Thi Minh memberitahukan: “Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam telah mengesahkan Resolusi tentang reformasi kebijakan asuransi sosial, Pemerintah Viet Nam sedang menggelarkan Program Aksi dan paling belakangan ini ialah Pemerintah Viet Nam telah membentuk  Komite Nasional tentang Pemerintah elektronik.  Hal ini sangat baik bagi asuransi sosial. Dalam Resolusi Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam dan Program Aksi dari Pemerintah, kami akan memberikan masukan dan merekomendasikan penyusunan kebijakan kebijakan asuransi multitingkat yang fleksibel agar semua warga  bisa ikut”.

Jaring pengaman sosial  adalah kebijakan sosial yang mendasar, mengarah ke target mengembangkan manusia, mendorong kesetaraan dan kemajuan, meningkatkan kualitas kehidupan rakyat. Oleh karena itu, perihal negara-negara ASEAN memahami dan menggelarkan kuat kebijakan-kebijakan jaring pengaman sosial akan membantu pelaksanaan  secara sukses  target: semua  demi manusia sebagai sentral dan tidak  ada  orang yang tertinggalkan di belakang.

Komentar