Menetapkan peranan APEC
Pekan Tingkat Tinggi APEC yang diselenggarakan di Kota Lima, Ibu kota Peru, menutup satu tahun yang penting bagi APEC ketika ini menjadi tonggak yang menandai HUT ke-35 APEC (1989 – 2024). Tema “Pemberdayaan. Inklusivitas. Pertumbuhan” pada tahun APEC 2024 didorong negara tuan rumah Peru dengan tiga prioritas utama, antara lain: perdagangan dan investasi demi pertumbuhan inklusif dan konektivitas; Inovasi kreatif dan digitalisasi untuk mendorong pergeseran ekonomi informal ke ekonomi formal dan global; Pertumbuhan yang berkelanjutan demi perkembangan yang mandiri.
Titik berat Pekan Tingkat Tinggi APEC 2024 adalah konferensi-konferensi tingkat tinggi yang berlangsung dari tanggal 14 sampai 16 November, meliputi aktivitas-atkivitas utama sepert: Konferensi Tingkat Tinggi APEC ke-31 yang fokus membahas pendorongan agenda tentang perkembangan inklusif dan pelaksanaan visi dan rencana aksi APEC; Dialog antarpara pemimpin APEC dan pendorongan konektivitas ekonomi antar-kawasan; Dialog antara para pemimpin APEC dengan Dewan Konsultasi Bisnis APEC (ABAC), dan lain-lain. Menteri Informasi Agraria Selandia Baru, Chris Penk, beranggapan bahwa pada latar belakang peningkatan instabilitas perdagangan di dunia sekarang, APEC kian memainkan peranan yang lebih penting:
“APEC merupakan forum papan atas di kawasan Asia-Pasifik dalam pendorongan ide-ide untuk memperbaiki dan meningkatkan perdagangan, bersamaan itu APEC tetap mempertahankan peranan tradisional sebagai tempat pembenihan ide-ide besar. Hal ini sangat pantas dihargai, khususnya pada saat munculnya banyak tantangan besar, baik di kawasan maupun di dunia, yang mungkin mengancam lingkungan perdagangan bebas dan dinamis yang ingin kita macu”.
Berlangsung dalam konteks geopolitik dunia terus mengalami perkembangan yang rumit, dengan konflik-konflik yang berkepanjangan di Ukraina dan Timur Tengah, Pekan Tingkat Tinggi APEC di Ibu kota Lima juga diharapkan akan mendorong dialog antarpemimpin tingkat tinggi negara-negara peserta, melalui itu menciptakan efek geopolitik yang penting seperti pada tahun lalu di San Francisco, di AS, setelah Pertemuan Puncak antara Presiden AS, Joe Biden dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping.
Beberapa topik penting di sela-sela
Satu topik lain yang patut diperhatikan yang bisa mendatangkan banyak diskusi pada Pekan Tingkat Tinggi APEC tahun ini, yang meski tidak berada dalam agenda resmi, ialah dampak pilpres AS baru-baru ini terhadap perdagangan global, yang pertama-tama terhadap perdagangan antara perekonomian negara-negara anggota APEC.
Menurut kalangan pengamat, terpilihnya kembali Donald Trump menjadi Presiden AS pastilah akan memaksa banya perekonomian APEC menyiapkan skenario-skenario tanggapan apabila ada perubahan kebijakan perdagangan dari AS karena dalam kampanye pilpres, Donald Trump telah berkali-kali menyatakan akan meningkatkan pengenaan pajak impor barang ke AS terhadap semua mitra ekonomi, paling rendah 10% dan paling tinggi 60%, bahkan 100% untuk beberapa jenis barang tertentu dari beberapa negara. Semua pernyataan ini membangkitkan kecurigaian tentang apakah Pemerintah pimpinan Presiden AS, Joe Biden bisa mengeluarkan komitmen-komitmen yang cukup berkelanjutan terhadap prioritas-prioritas masa depan APEC atau tidak, meskipun Joe Biden akan langsung menghadiri Pekan Tingkat Tinggi APEC di Kota Lima. Namun, Asisten Menteri Luar Negeri AS urusan kawasan belahan bumi barat, Brian Nichols, beranggapan bahwa AS selalu berkomitmen dengan APEC selama tiga dekade ini, dan hal ini sedikit ada kemungkinan mengalami perubahan di bawah Pemerintah baru:
“Warga AS telah memilih Presiden berikutnya dan kami menantikan pemerintah penerus untuk menyusun kebijakan-kebijakan dan targetnya sendiri, tetapi AS telah punya banyak Presiden sejak lahirnya APEC, dan kami selalu mempertahankan secara mantap semua komitmen yang berinisiatif dengan kawasan Asia-Pasifik selama 30 tahun ini. Oleh karena itu, kami tetap bersemangat dalam kerja sama dengan APEC pada tahun-tahun mendatang”.
Selain dampak dari perubahan pemerintah di AS terhadap kerja sama APEC, satu peristiwa lain di sela-sela pada Pekan Tingkat Tinggi APEC juga menyerap perhatian besar ialah peningkatan kerja sama ekonomi dan infrastruktur antara Tiongkok dengan negara-negara Amerika Latin, khususnya negara tuan rumah Peru. Dalam lawatan menghadiri Pekan Tingkat Tinggi APEC, Presiden Tiongkok, Xi Jinping, berencana akan bersama dengan pimpinan Peru menghadiri upacara peresmian pelabuhan Chancay, jauhnya sekitar 80 km dari Ibu kota Lima. Ini merupakan pelabuhan air dalam terbesar di Amerika Selatan yang dibangun oleh Grup Cosco (Tiongkok) dengan total modal senilai hingga 3,5 miliar USD. Setelah dioperasikan, tempat ini direncanakan akan menjadi pelabuhan pusat dari seluruh Amerika Selatan dalam pertukaran dagang dengan negara-negara Asia karena bisa mempersingkat setengah waktu untuk mengangkut barang melalui jalan laut dari Amerika Selatan ke Asia Timur (dari 40 hari menjadi 20 hari) karena tidak perlu menuju ke Utara melalui Terusan Panama.