Polit Biro, Komite Sentral Partai Kerja Vietnam melakukan sidang untuk mendiskusikan Serangan umum dan Pemberontakan Mau Than 1968, membawa Revolusi Vietnam ke tahapan baru (Foto dokumenter: dangcongsan.vn) |
Kemenangan serangan umum Hari Raya Tahun Baru Tradisional Imlek (atau Hari Raya Tet) Mau Than 1968 telah mengubah situasi perang yang dilaksanakan tentara Amerika Serikat (AS) di Vietnam, menciptakan terobosan besar guna memaksa AS harus melakukan perundingan dengan Vietnam di Konferensi Paris, secara sepihak menghentikan perang sabotase di Vietnam Utara dari garis lintang 20 derajat ke utara, menciptakan prasyarat bagi perjuangan tentara dan rakyat Vietnam untuk menyatukan tanah air.
Menciptakan Perubahan dalam Situasi Peperangan
Serangan umum dan pemberontakan Hari Raya Tet Mau Than 1968 berlangsung ketika perbandingan kekuatan antara Vietnam dan musuh di medan perang memihak Imperialis AS dan pemerintahan kaki tangan Sai Gon. Dengan dilaksanakannya serangan umum dan pemberontakan yang serempak dan berani terhadap perkotaan di seluruh Vietnam Selatan, Tentara dan rakyat Vietnam telah memberikan pukulan yang menentukan terhadap semangat agresi dari Imperialis AS, memaksa AS harus secara sepihak “melakukan de-eskalasi perang”, mengawali satu proses kemerosotan tentang segi strategi. Mayor Jenderal Nguyen Van Bao, Kepala Akademi Politik (Kementerian Pertahanan Vietnam) menilai:
“Partai Komunis Vietnam telah memilih momentum untuk melakukan serangan umum bertepatan dengan Hari Raya Tet, pada malam alih tahun, saat musuh mengalami kelengahan dan sangat subyektif. Maka, ketika kita melakukan serangan umum, kaum agresor benar-benar sangat terkejut dalam hal waktu, dalam hal sasaran yang diserang, pangkalan-pangkalan penting, dan skala serangan”.
Seorang Gerilyawan Perempuan dalam Serangan Umum dan Pemberontakan Mau Than 1968 (Foto dokumenter: VNA) |
Kemenangan yang paling besar dan penting dari Serangan Umum dan Pemberontakan Hari Raya Tet Mau Than 1968 ialah telah menciptakan perubahan yang mendadak dalam situasi perang. Ini merupakan kemenangan bersifat strategis yang teramat penting, menciptakan titik balik bagi situasi perang, menandai kekalahan strategi “Perang Lokal” dari AS. Event ini juga membuktikan kekuatan dari perang rakyat di Vietnam Selatan.
Lebih lanjut lagi, Serangan Umum dan Pemberontakan Hari Raya Tet 1968 merupakan simbol tentang semangat independen, mandiri, kreatif, dan kealihan strategis dalam seni memimpin perang dari Partai Komunis Vietnam, yang menonjol ialah seni menguasai mementum untuk berinisiatif memberi pukulan yang menentukan untuk mengubah situasi perang, adalah seni menyelenggarakan, mengatur dan menggunakan kekuatan “mengambil yang kecil untuk mengalahkan yang besar”, memanfaatkan kearifan Vietnam untuk mengalahkan senjata dan kearifan dari mesin aparat penyelenggaraan perang AS.
Pengakuan dari Pihak Sama
Dalam buku memori dengan tema: “Keuntungan” (atau The Vantage point – yang diterbitkan pada tahun 1972), Presiden AS, Lyndon B. Johnson mengakui : “Kita telah tahu akan ada tindakan yang mendemonstrasikan kekuatan dari lawan, tapi, pada kenyataannya, ia berlangsung besar-secara besaran dibandingkan dengan taraf yang kita prakirakan. Kita tidak berpikir bahwa mereka bisa menyerang banyak sasaran, bisa melakukan koordinasi dengan skala seluruh Vietnam Selatan. Dan akhirnya, tidak ada di antara kita yang bisa berpikir bahwa mereka melaksanakan pemberontakan bertepatan pada Hari Raya Tet”. Sedangkan, dalam buku “Perang selama 10.000 hari”, Michael Maclear menulis: “Perang di Vietnam telah mengalami banyak kejutan, tapi tidak ada kejutan pun yang bisa mengejutkan orang daripada serangan yang bertepatan dengan Hari Raya Tet”.
Para demonstran menuntut penghentian perang di Vietnam di depan Kongres Nasional Partai Demokratik AS di Chicago pada tahun 1968 (Foto: Arthur Rothstein) |
Tidak hanya begitu itu saja, Serangn Umum dan Pemberontakan Hari Raya Tet Mau Than 1968 telah membangkitkan gerakan anti perang Vietnam di AS. Nathaniel James, seorang aktivis demi perdamaian mengatakan:
“Gerakan memprotes perang sedang mulai meluas secara cepat, tapi baru sungguh-sungguh meledak setelah Serangan Umum dan Pemberontakan Tet Mau Than 1968. Event tersebut membuktikan bahwa perang di Vietnam tidak diperuntukan bagi rakyat AS. Hal itu juga membuktikan bahwa AS akan kalah dan tidak mencapai apa pun”.
Kolonel Charles Krohn, mantan perwira inteligen AS, pencipta buku tentang perang di Hue pada Kampanye Mau Than 1968 menilai:
“Kampanye Hari Raya Tet Mau Than jelaslah mempunyai makna strategis karena mengurangi dukungan rakyat AS bagi perang di Vietnam. Ini dianggap sebagai kekalahan besar bagi AS. Saya menyatakan bahwa pemberontakan tersebut bisa menjadi salah satu event paling penting dalam perang di Vietnam”.
Meskipun harus setelah 5 tahun sesudah Operasi Hari Raya Tet Mau Than 1968, AS baru menarik diri ke luar dari Vietnam Selatan, dan harus memakan waktu 7 tahun setelah itu, rezim kaki tangan Sai Gon baru digulingkan, tapi di segi strategi, AS telah kalah sejak Musim Semi tahun 1968.
Setelah 55 tahun, ketika melihat kembali keputusan melaksanakan OperasiTet Mau Than 1968, bisa melihat jelas tentang kapabilitas, kearifan, dan tekad tentara dan rakyat Vietnam di atas jalan merebut kemerdekaan bangsa dan penyatuan tanah air.
Menurut Kolonel, Profesor Muda Nguyen Van Sau, Wakil Kepala Institut Sejarah Militer dari Kementerian Pertahanan, dalam Serangan Umum dan Pemberontakan Tet Mau Than 1968, tentara dan rakyat Vietnam secara serempak menyerang 4 di antara 6 kota besar, 37 di antara 44 kotamadya dan ratusan kotamadya dan kabupaten, dan banyak markas komando korps, divisi, brigade, resimen dan ratusan pangkalan militer musuh. Serangan Umum dan Pemberontakan Tet 1968 telah memorak-perandakan150.000 serdadu musuh, 600 dusun strategis, membebaskan lagi 100 kecamatan dengan lebih dari 1,6 jiwa penduduk.
Kotak Informasi: