Nguyen Ai Quoc (Presiden Ho Chi Minh) di Kongres Nasional ke-18 Partai Sosialis Perancis, tahun 1920 (Foto: dokumen VNA) |
Menghadapi situasi kehilangan tanah air, pemerasan kejam yang dilakukan oleh kaum kolonialis dan feodal kaki tangan serta penderitaan rakyat pekerja, Ho Chi Minh telah secara dini memiliki inspirasi mencari jalan untuk membebaskan bangsa dengan visi yang independen dan kreatif dibandingan para pendahulunya. Beliau bertekad ke luar negeri untuk mencari jalan merebut kemerdekaan bangsa, kebebasan dan kebahagiaan bagi rakyat. Profesor Muda, Doktor Ly Viet Quang, Kepala Institut Ho Chi Minh dan Para Pemimpin Partai Komunis mengatakan bahwa pendekatan dengan Program Politik tentang Masalah-Masalah Bangsa dan Koloni karya Lenin telah memberikan kepada Ho Chi Minh ide tentang jalan revolusi proletarian, melaksanakan kemerdekaan nasional dan sosialisme di Viet Nam. “Sebelum Presiden Ho Chi Minh membacakan Program Politik tersebut, beliau masih berpikir-pikir. Beliau masih belum menetapkan jalan mana yang akan dipilih oleh bangsa Viet Nam. Ketika membacakan Program Politik tersebut, beliau baru memahami bahwa ini adalah hal yang beliau usahakan selama ini. Karena Program Politik tersebut menunjukkan kepada beliau bahwa jalan yang akan ditempuh bangsa Viet Nam yakni jalan pembebasan bangsa yang dikaitkan dengan pembebasan kelas, pembebasan manusia, melaksanakan kemerdekaan nasional dan sosialisme”.
Kapal Laksamana Latouche-Treville (Foto: dokumen VNA) |
Pada tahun 1941, ketika mengakhiri perjalanan selama 30 tahun untuk mencari jalan menyelamatkan tanah air, Presiden Ho Chi Minh telah melaksanakan missinya sebagai petunjuk, menggugah massa rakyat, menyatukan mereka berjuang merebut kemerdekaan bangsa. Ketika momentum tiba beliau telah memimpin Revolusi Agustus dengan sukses, mengusah nasib bangsa, mengubah posisi masyarakat Viet Nam. Pada awal hari-hari kemerdekaan, Presiden Ho Chi Minh telah menunjukkan pandangan yang konsekuan yakni pemerintah harus memperhatikan kehidupan rakyat. Beliau menekankan harus segera melaksanakan 4 hal. Yaitu harus berbuat agar rakyat mendapatkan bahan makanan, pakaian, tempat tinggal dan dapat pembelajaran. Profesor Muda, Doktor Chu Duc Tinh, mantan Direktur Museum Ho Chi Minh menjelaskan “Sejak 1945-1946, Presiden Ho Chi Minh memberikan penjelasan sangat sederhana bahwa kalau tidak ada rakyat, pemerintah tidak memiliki kekuatan, kalau tidak ada pemerintah, rakyat tidak punya petunjuk. Oleh karenanya kita harus berdasarkan rakyat. Beliau menasehati pejabat bahwa pada saat menentukan garis politik dan dalam proses membimbing pelaksanaan harus menganggap pedoman “apa yang menguntungkan rakyat, kita berusaha sekuat tenaga, apa yang merugikan rakyat, kita harus menghindarinya”.
Ketika Viet Nam Utara memasuki periode pembangunan sosialisme, menjadi garis belakang bagi garis depan di Viet Nam Selatan dalam perang perlawanan menentang Amerika Serikat untuk menyelematkan tanah air, Presiden Ho Chi Minh menegaskan bahwa usaha memikirkan kehidupan dan kebahagiaan rakyat adalahsalah satu target penting dari sosialisme yang diarahkan oleh Partai Komunis dan Negara Viet Nam. Menurut beliau, sosialisme terus-menerus meningkatkan kehidupan material dan spiritual bagi rakyat, terutama rakyat pekerja. Profesor, Doktor Mach Quang Thang, dosen senior Institut Sejarah Partai dari Akademi Politik Nasional Ho Chi Minh menganalisis: “Presiden Ho Chi Minh berpikir bahwa sosialisme adalah satu masyarakat di mana tidak ada sistem pemerasan manusia. Sosialisme memberikan kehidupan yang cukup sandang, cukup pangan, kebebasan kebahagiaan bagi semua orang. Artinya terdapat kehidupan material yang cukup dan kehidupan spiritual yang beranekaragam. Menurut Presiden Ho Chi Minh suatu sosialisme adalah satu masyarakat yang dimiliki oleh warga dan rakyat”.
Untuk melaksanakan keinginan Presiden Ho Chi Minh, “Program Politik tentang pembangunan tanah air dalam periode transisi menuju ke sosialisme” 1991 dari Partai Komunis Viet Nam telah menegaskan bahwa seluruh Partai, seluruh rakyat terus memegang mantap panji kemerdekaan nasional dan sosialisme. Program Politik tentang pembangunan tanah air dalam periode transisi menuju ke sosialisme (ditambah dan dikembangkan pada 2011) adalah panji ideologi teori, adalah pedoman dari Partai Komunis untuk membimbing seluruh bangsa terus mantap memperkuat renovasi demi tujuan “rakyat sejahtera, tanah air kuat, demokratis, adil dan berbudaya”. Ketika menekankan target “rakyat sejahtera”, Profesor Muda, Doktor Bui Dinh Phong dari Akademi Politik Nasional Ho Chi Minh mengungkapkan bahwa jalan yang dipilih oleh Partai Komunis terutama harus memberikan kehidupan yang kian lebih sejahtera bagi warga. “Kita membangun sosialisme, usaha itu milik rakyat, oleh rakyat dan demi rakyat. Itu adalah hasil sangat besar. Barang tentu masih ada masalah yang berada dalam taraf yang berbeda-beda yang belum kita capai karena kita sedang berada dalam periode transisi. Periode transisi menuju ke sosialisme ada berselang-selingnya antara yang lama dan yang baru, antara yang baik dan yang buruk. Periode transisi ini merupakan satu perjuangan yang berjangka panjang dan sulit. Akhirnya, kita harus mengarah ke hal kemajuan harus mengalahkan kejahatan dan keterbelakangan »
Menuju ke sosialisme adalah pilihan tepat dari Presiden Ho Chi Minh dan Partai Komunis Viet Nam, sesuai kecenderungan perkembangan sejarah. Target dan pilihan Presiden Ho Chi Minh juga merupakan hasrat seluruh rakyat Viet Nam.