Perspektif perang dagang Amerika Serikat – Uni Eropa : Berpengaruh terhadap perekonomian global |
Sejak 1/7 ini, Uni Eropa akan mulai mengenakan tarif terhadap beberapa jenis barang impor dari AS. Pemberitahuan ini diumumkan Komisi Eropa (EC) pada awal Juni, menurut itu negara-negara anggota Uni Eropa sepakat mendukung rencana EC, mengenakan tarif terhadap barang ekspor AS senilai 2,8 miliar Euro (sama dengan kira-kira 3,3 miliar USD). Keputusan keras Uni Eropa ini dikeluarkan setelah AS menyatakan akan mengenakan tarif beacukai berturut-turut sebanyak 10% dan 25% terhadap produk aluminium dan baja impor dari Uni Eropa, Kanada dan Meksiko.
Tidak bicara tentang masalah badan usaha dua fihak ada kemungkinan harus menderita kerugian dalam pendapatan usaha karena tarif baru, tapi bahaya yang lebih besar yalah tertib perdagangan global dan semua komitmen dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bisa dỉugikan, bahkan menjadi berantakan. Dalam hal satu perang dagang mengalami eskalasi, semua akibat yang ditimbulkan akan mengancam pertumbuhan dan kestabilan keuangan global.
Eskalasi langkah- langkah balasan dagang
Baru-baru ini, AS mengenakan tarif sebanyak 25% terhadap baja dan 10% terhadap aluminium. Selain Uni Eropa juga ada para mitra dagang lainnya dari AS yalah Kanada, Meksiko, Tiongkok. Ini merupakan tarif tertinggi terhadap semua produk apa pun sejak tahun 1971.
Segara setelah itu, gerak gerik AS tersebut menimbulkan reaksi di seluruh dunia. Dalam satu pernyataan baru-baru ini, Uni Eropa mengatakan bahwa Dewan Eropa menyesalkan keputusan AS yang mengenakan tarif terhadap barang aluminium dan baja impor. Pernyataan dukungan kuat terhadap semua upaya Komisi Eropa bertujuan menjamin pembelaan mutlak semua hak Uni Eropa menurut ketentuan WTO untuk memberikan balasan setimbal tuntas dan layak terhadap tindakan-tindakan AS. Blok ini mengatakan bahwa Preisden Donald Trump sedang menghasut Uni Eropa dan siap menghadapi persekutuan ini. Uni Eropa segera membuat rencana balasan, menyatakan akan mengenakan tarif sebanyak 25% terhadap 200 barang AS seperti sepeda motor, rokok dan whisky.
Sejak awal tahun 2018, satu perang dagang antara AS dan Uni Eropa telah memasuki satu periode baru. Beberapa analis menyatakan bahwa pemerintah pimpinan Presiden Donald Trump pada waktu mendatang akan mengenakan beberapa jenis tarif baru dan dengan skala yang lebih besar terhadap Uni Eropa. Dalam pemilu tahun 2016, milioner Donald Trump telah bertekad dengan sloga melakukan proteksi perdagangan, menentang perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian. Dalam kampanye pilpres, Donald Trump berjanji akan mengenakan tarif terhadap banyak barang impor, karena banyak negara telah mengeksploitasi AS. Maka sejak awal tahun 2018, Presiden Donald Trump telah emulai satu konfrontasi ekonomi antara AS dan para mitra.
Risiko-risiko ekonomi Uni Eropa dan seluruh dunia
Menurut prakiraan Organisasi Kerjasama dan Perkembangan Ekonomi (OECD), dengan pengenaan tarif baru ini, seluruh volume perdagangan global akan merosot 6% dan GDP real dari negara-negara yang dikenai tarif oleh AS , di antaranya ada Uni Eropa, akan turun 2%.
Menurut kalangan analis, semua pengaruh ekonomi makro dari proteksionisme AS sedang menjadi kenyataan. Perihal negara-negara memberikan balasan terhadap pengenaan tarif oleh AS dengan cara mengenakan tarif sebaliknya telah dan sedang melahirkan satu putaran pagar perdagangan.
Ongkos produksi dan harga yang lahir dari pengenaan tarif bisa naik menurut deret ukur, diikuti oleh eskalasi politik global. Semua ketegangan ekonomi antara AS dan Uni Eropa sekarang ini akan tidak hanya berhenti dalam situasi sekarang, melainkan juga akan berubah menjadi satu perang ekonomi komprehensif pada masa depan yang dekat, di antaranya akan tidak ada yang diuntungkan. Kalau satu perang dagang terjadi, inflasi di AS sendiri juga meningkat karena ada kebergantungan AS pada impor, timbul bahaya kaum tani kehilangan lapangan kerja. Sedangkan, Uni Eropa juga mengalami kerugian berat, karena AS merupakan mitra dagang dan pasar ekspor yang paling penting dari Uni Eropa.
Pada latar belakang negara-negara pengguna Euro masih belum bisa menyelesaikan semua perombakan institusi secara komprehensif untuk menjamin kestabilan keuangan Eropa, bersamaan itu masih sedang dengan penuh kesukaran untuk memecahkan masalah migran, mak kebijakan tarif yang dikenakan para mitra dagang yang paling besar pada waktu ini tidak ubahnya memberikan pukulan kuat terhadap upaya memulihkan kestabilan ekonomi benua ini. Hal yang dinantikan opini umum pada saat ini yalah semua fihak bisa mencari cara menghindari perang dagang ini dengan langkah-langkah diplomatik yang pandai.