(VOVworld) – Konferensi terbatas Menteri Ekonomi Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) untuk bermaksud mendorong persiapan bagi pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) berakhir pada Minggu (1 Maret) setelah berlangsung selama 3 hari di Malaysia. Di sini, para Menteri Ekonomi ASEAN telah sepakat merealisasikan pembangunan Komunitas Ekonomi ASEAN, bersamaan itu mengakhiri perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) pada akhir tahun 2015. Yang patut diperhatikan ialah diantara para anggota ASEAN, Vietnam tergolong negara-negara pelopor tentang penyelesaian semua komitmen tentang pembangunan Komunitas ASEAN.
Para Menteri Ekonomi ASEAN peserta konferensi
(Foto: nguyenphutrong.net)
Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC) lahir dari Pernyataan “Visi ASEAN 2020” yang ditandatangani pada tahun 1997 ketika ASEAN memperingati ulang tahun ke-30 Hari Berdirinya. Tujuan pokok AEC ialah menciptakan satu pasar yang tunggal seluruh ASEAN pada akhir tahun 2015 (diperpendek 5 tahun terbanding dengan target semula), diantaranya barang dagangan, jasa, modal investasi dan tenaga kerja bisa bebas bergerak. Bagi Vietnam, menurut penilaian banyak ekonom, pengaruh yang terakumulasi setelah ikut serta dalam AEC bisa membantu GDP Vietnam tambah meningkat 3,5%.
Ikut serta secara aktif dan berinisiatif
Tahun 2015 dianggap sebagai tahun kunci bagi pembangunan Komunitas ASEAN. Hingga sekarang ini, ASEAN sedang berfokus merealisasikan AEC pada akhir tahun 2015 dengan 90% jumlah urusan yang telah selesai.
Hingga kini, dalam ASEAN, Vietnam dinilai sebagai salah satu diantara 4 anggota yang mencapai prosentase penyelesaian semua komitmen dalam peta jalan induk pelaksanaan AEC sebaik-baiknya. Vietnam telah mengurangi tarif impor untuk lebih dari 10.000 jenis tarif menjadi hanya tinggal dari 0% sampai 5%, menduduki kira-kira 98% jenis tarif dalam daftar tarif. Le Trieu Dung, Wakil Kepala Direktorat Kebijakan Perdagangan Multi-pihak dari Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam memberitahukan: “Partisipasi proaktif Vietnam termanifestasikan dalam banyak gagasan dalam memudahkan perdagangan yang dilaksanakan untuk semua negara ASEAN, mempunyai manfaat penting dan menguntungkan perekonomian. Misalnya mekanisme bea cukai satu pintu. Sekarang ini, Vietnam sedang menggelarkan mekansime bea cukai satu pintu nasional, menuju ke penggelaran mekanisme satu pintu ASEAN untuk menciptakan syarat-syarat kondusif terhadap aktivitas ekspor-impor. Atau mekanisme mencipatakan kemudahan terhadap aktivitas badan usaha seperti surat pengakuan sendiri asal-usul barang dagangan. Pada umumnya, kita telah berhasil mencapai 90% komitmen pelaksanaan dalam ASEAN”.
Memanfaatkan kesempatan, mengatasi tantangan
Banyak ekonom menilai bahwa partisipasi yang proaktif dalam AEC akan memberikan kepentingan-kepentingan besar kepada Vietnam. Yaitu pertumbuhan ekonomi lebih cepat, menciptakan banyak lapangan kerja, menyerap investasi asing langsung yang lebih kuat atau kemampuan produksi dan daya saing perekonomian akan lebih baik. Ditinjau dari sudut hubungan ekonomi antara Vietnam dengan ASEAN terbanding dengan dunia maupun ditinjau di atas prospek kerjasama ekonomi ASEAN, pembentukan AEC akan membantu perekonomian Vietnam semakin terbentuk secara lebih jelas, lebih mantap dalam struktur rangkaian produksi di kawasan. Akan tetapi, disamping kesempatan dan tantangan yang dihadapi Vietnam ketika masuk AEC juga tidak kecil. Pertama ialah kesenjangan taraf dalam perkembangan terbanding dengan 6 negara ASEAN dan tekanan persaingan ketika negara-negara ASEAN menyingkirkan semua pagar tarif dan non tarif. Bapak Le Trieu Dung menatakan: “Vietnam sedang ikut serta secara proaktif. Akan tetapi, dalam proses ini, tantangan yang paling besar ialah persaingan, ketika membuka pintu barang dagangan dan jasa layanan secara bebas, maka badan usaha akan harus melakukan persaingan yang lebih sengit. Ini merupakan seluruh proses dan komitmen Vietnam yang bukan baru diajukan pada tahun 2015 tapi semua badan pengelola telah mempunyai peta jalan. Badan pengelola negara perlu menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Pada pihak badan usaha harus mencari tahu dan melakukan penelitian untuk mengambil strategi bisnis jangka-panjang dan sesuai serta bisa memanfaatkan semua kesempatan yang ada”.
Berusaha keras melakukan integrasi ekonomi seluruh kawasan
Hingga sekarang ini, Vietnam telah membuat persiapan baik dari pihak badan fungsional maupun badan usaha untuk ikut serta dalam AEC secara efektif. Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Nguyen Cam Tu menegaskan: “Pertama-tama, kita berusaha dan menyelesaikan secara efektif semua solusi dan langkah yang diajukan dalam rencana induk Komunitas ASEAN. Kedua ialah kita terus melaksanakan secar baik semua komitmen dalam ASEAN, semua komitmen dalam WTO dan lebih jauh lagi ialah semua komitmen dalam struktur integrasi lainnya. Ini akan menjadi langkah yang mendorong kuat perkembangan ekonomi Tanah Air. Melalui itu, Vietnam mempunyai dasar yang mantap, terus melakukan integrasi secara sukses dan lebih intensif serta ekstensif pada perekonomian dunia”.
Cepat mengindentifikasi semua kesempatan dan tantangan akan membantu Vietnam bisa menetapkan satu strategi yang jelas, ikut serta secara lebih proaktif menanggapi secara lebih luwes dan lebih efektif pada proses pembentukan AEC. Tahun 2015 pastilah menandai langkah perkembangan baru dalam integrasi ekonomi ASEAN yang dilakukan oleh Vietnam./.