Ekonomi Global: Titik-Titik Cerah dan Risiko

Quang Dung
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Dalam laporan-laporan tentang prospek ekonomi dunia yang diumumkan baru-baru ini, hampir semua institusi keuangan besar menilai bahwa ekonomi dunia telah lepas dari risiko resesi dan mencapai pertumbuhan ringan pada tahun ini. Namun, faktor-faktor risiko dalam hal inflasi, ketegangan geopolitik masih agak besar.

Laporan Prospek ekonomi dunia terkini yang diumumkan Dana Moneter Internasional (IMF) pada tanggal 16 April menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi global meningkat ringan dibandingkan dengan prakiraan yang diumumkan oleh organisasi ini pada awal tahun ini.

Ekonomi Global: Titik-Titik Cerah dan Risiko - ảnh 1Markas Besar IMF di Washington DC., AS. (Foto:Xinhua/VNA)

Tiga titik cerah global

Titik cerah pertama dalam Laporan Prospek ekonomi dari IMF ialah pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 3,2 % pada tahun ini, 0,1poin persen lebih tinggi dari pada taraf prakiraan yang dikeluarkan IMF pada bulan Januari lalu. Pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi global diprakirakan juga mencapai 3,2%. Titik cerah kedua dalam Laporan IMF ialah inflasi terus mengalami kecenderungan turun. Secara global, inflasi diprakirakan turun dari 5,9% pada tahun ini menjadi 4,5% pada tahun depan, karena serenteran negara di dunia mempertahankan suku bunga bank di taraf tinggi. Menurut kepala ekonom IMF, Piere-Olivier Gourinchas, sebagian besar dunia telah berhasil mengatasi krisis terbesar selama beberapa tahun ini:

Titik cerah ke-3 ialah kami melihat bahwa sebagian besar kawasan-kawasan di dunia telah kurang khawatir tentang krisis-krisis yang terjadi selama 4 tahun ini yaitu pandemi dan biaya untuk kehidupan. Krisis-krisis ini telah menghentikan kecenderungan pertumbuhan ekonomi global sebelum pandemi dan kita masih berada di taraf yang lebih rendah, tetapi sekarang kami melihat bahwa banyak kawasan sedang berhasil mempersempit kesenjangan dan mengejar kecenderungan pertumbuhan sebelumnya”.

Mengenai prospek pertumbuhan masing-masing negara dan kawasan, IMF beranggapan bahwa perekonomian terbesar di dunia ialah Amerika Serikat (AS) tetap mengalami pertumbuhan stabil di tingkat 2,7% pada tahun ini, lebih tinggi dari pada prakiraan yang dikeluarkan pada bulan Januari yaitu 2,1%, tetapi hanya mencapai 1,9% pada tahun depan. Sementara itu, IMF memberikan penilaian yang kurang positif terhadap pertumbuhan Eurozone, ketika memprakirakan pertumbuhan kawasan ini hanya mencapai 0,8% pada tahun ini, lebih rendah dari pada taraf prakiraan pada bulan Januari yaitu 0,9%. Khususnya, IMF menurunkan prakiraan pertumbuhan perekonomian terbesar di Eurozone yaitu Jerman menjadi 0,2% dari taraf 0,5% pada tiga bulan yang lalu. Sebaliknya, IMF meningkatkan prakiraan pertumbuhan tahun ini dari perekonomian-perekonomian ekonomi baru muncul, seperti: Brasil (2,2%, meningkat 0,5 poin persen); India (6,8%, meningkat 0,3 poin persen); Rusia (3,2%, meningkat 0,6 poin persen).

Bagi Tiongkok, perekonomian terbesar ke-2 di dunia, IMF memprakirakan pertumbuhan Tiongkok mencapai 4,6% pada tahun ini, tetapi memberitahukan bahwa bersedia meningkatkan taraf prakiraan atas data-data yang menggembirakan dari ekonomi negara ini. Bagi banyak perekonomian berkembang di Asia, IMF juga memberikan penilaian yang positif. Hal ini juga sesuai dengan penilaian yang dikeluarkan Sekretaris Jenderal Forum Asia Boao, Li Baodong pada bulan lalu:

Faktor-faktor yang tidak stabil dari perekonomian negara-negara Asia sedang meningkat, tetapi perekonomian-perekonomian ini juga menunjukkan pemulihan yang sangat bagus. Laporan dari Forum Asia Boao memprakirakan pertumbuhan ekonomi dan integrasi ekonomi regional tetap dipertahankan di taraf tinggi, dengan prospek pertumbuhan yang sangat baik bagi Tiongkok, India, Indonesia, Arab Saudi dan perekonomian-perekonomian berkembang lainnya di Asia”.

Banyak risiko

Meskipun memberikan penilaian yang agak optimis tentang pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini, IMF tetap mengeluarkan banyak peringatan. Menurut IMF, inflasi sedang cenderung turun di hampir semua negara, tetapi laju turunnya lebih lambat dibandingkan dengan banyak prakiraan sebelumnya, sehingga memaksa bank-bank sentral mempertahankan lebih lama suku bunga yang tinggi, dan hal ini akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi untuk jangka menengah.

Ekonomi Global: Titik-Titik Cerah dan Risiko - ảnh 2Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas. (Foto: AFP)

Instabilitas geopolitik dengan konflik-konflik di Ukraina, Jalur Gaza dan bahaya eskalasi ketegangan Iran-Israel di Timur Tengah juga menciptakan risiko-risiko untuk jangka pendek dan jangka menengah bagi ekonomi dunia. Menurut IMF, kalau ada gangguan dalam sumber pasokan minyak tambang di Timur Tengah, maka harga minyak dunia bisa meningkat sekitar 15% dan inflasi global akan meningkat 0,7%. Selain itu, kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, juga menekankan risiko perpecahan ekonomi global:

Prospek pertumbuhan ekonomi global juga mengalami kerugian karena meningkatnya perpecahan geoekonomi. Konektivitas-konektivitas dagang sedang berubah. Beberapa negara bisa mendapat keuntungan dari restrukturisasi rantai pasokan global, tetapi dampak sungguh-sungguh tetaplah kemerosotan efektivitas, sehingga ekonomi global kurang teguh dan menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi kerja sama global”.

Dengan penilaian yang sama tentang risiko perpecahan ekonomi, dalam Laporan Prospek perdagangan global yang diumumkan pada tanggal 11 April, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memberitahukan bahwa sejak tahun 2018, nilai perdagangan bilateral antara dua perekonomian terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok mengalami pertumbuhan yang lebih lambat 30% dibandingkan dengan pertumbuhan perdagangan masing-masing dua negara ini dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang perpecahan ekonomi dalam skala global.

Komentar