Dalam panorama kebijakan luar negeri tahun 2025, diplomasi pertahanan telah berkontribusi penting dalam menyampaikan pesan yang konsisten mengenai komitmen Vietnam terhadap perdamaian, kerja sama, dan pembangunan yang berkelanjutan.
Jenderal Phan Van Giang, Menteri Pertahanan Vietnam, dan delegasi lainnya menghadiri Konferensi Menteri Pertahanan ASEAN ke-19 (ADMM) di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 31 Oktober 2025. (Foto ilustrasi: qdnd.vn) |
Rekam jejak baik di aspek bilateral maupun multilateral
Pada tahun 2025, berbagai kegiatan dialog strategis dan dialog kebijakan pertahanan antara Vietnam dan negara-negara mitra serta sahabat tradisional memastikan kontinuitas dan stabilitas. Yang perlu diperhatikan, banyak dialog bukan sekadar pertukaran pandangan, tetapi juga dikaitkan dengan penandatanganan rencana kerja sama jangka menengah. Hal ini menjadikan kerja sama pertahanan menjadi intensif, substansial dan berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan-kegiatan pertukaran pertahanan di kawasan perbatasan tetap merupakan sorotan penting, terutama Pertukaran Persahabatan Pertahanan Perbatasan Vietnam-Tiongkok ke-9 (April 2025), Pertukaran Persahabatan Pertahanan Perbatasan Vietnam-Kamboja ke-2 (November 2025)... Semua program tersebut telah memperkokoh solidaritas bertetangga, memperkuat kepercayaan strategis, dan memperkuat ikatan antara tentara dan rakyat Vietnam dengan tentara dan rakyat negara-negara tetangga. Brigadir Jenderal Nguyen Hong Quan, mantan Wakil Kepala Institut Strategi Pertahanan, menyatakan:
Bentuk-bentuk kerja sama yang fleksibel tersebut telah turut memperkuat hubungan persahabatan sekaligus meningkatkan pemahaman masyarakat, komandan dan prajurit di daerah perbatasan mengenai pertahanan. Selain itu, juga terdapat pertukaran di laut, seperti patroli gabungan angkatan laut dengan Tiongkok, Thailand, dan Kamboja. Semua kegiatan itu memiliki makna praktis dalam melindungi keamanan perbatasan, dengan semangat Vietnam yang mandiri, bela diri, bekerja sama secara bertanggung jawab dengan masyarakat internasional.
Di aspek multilateral, berbagai mekanisme kerja sama regional seperti Konferensi Menteri Pertahanan ASEAN (ADM) dan Konferensi Pertahanan ASEAN yang Diperluas (ADMM+), Forum Xiangshan, Forum Shangri-La, dan lain-lain, merupakan tempat bagi Vietnam untuk menyampaikan pandangan konsekuennya: memperkuat kepercayaan, menyelesaikan perselisihan melalui cara damai, sekaligus menekankan kerja sama substantif di bidang keamanan non-tradisional. Bidang-bidang tersebit meliputi penanggulangan bencana alam, keamanan siber, perubahan iklim, dan keamanan maritim.
Secara khusus, di bidang pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, tahun 2025 merupakan tonggak yang membanggakan. Aktivitas-aktivitas praktis dan profesional pasukan baret biru Vietnam telah meninggalkan citra positif tentang prajurit Tentara Rakyat Vietnam yang manusiawi dan bertanggung jawab, sekaligus mencerminkan citra Vietnam sebagai negara yang mendukung demi perdamaian dan pembangunan manusia.
Di bidang kemanusiaan, proyek-proyek untuk mengatasi dampak perang terus melibatkan partisipasi dari banyak negara dan organisasi internasional, terutama Amerika Serikat (AS). Yang menonjol ialah pada September 2025, AS menyerahkan lebih dari 6 hektar lahan yang telah dibersihkan dari dioksin di Bandara Bien Hoa, Kota Ho Chi Minh setelah 6 tahun pengerjaan, bersamaan dengan bantuan hibah untuk proyek-proyek pelayanan masyarakat. Pada upacara penyerahan tersebut, Duta Besar AS, Marc Evans Knapper, menegaskan:
Peristiwa hari ini merupakan ekspresi yang paling jelas dari komitmen AS kepada Vietnam dalam mengatasi dampak perang. Kami tidak akan pernah melupakan dukungan Vietnam kepada AS dalam mencari tulang belulang prajurit AS yang hilang dalam perang. Oleh karena itu, AS akan terus memberikan bantuan teknis kepada Vietnam untuk secara efektif mencari tulang belulang para martirnya. Semua ini menunjukkan persahabatan yang besar antara kedua negara dan menjadi fondasi bagi kita untuk terus berkembang di masa mendatang.
Menciptakan fondasi yang mantap bagi tanah air untuk berkembang
Memasuki tahap baru, tugas utama diplomasi pertahanan ialah terus melaksanakan kebijakan luar negeri yang independen, mandiri, damai, kooperatif, dan berkembang; memultilateralisasi dan mendiversifikasi hubungan internasional; konsisten dengan prinsip pertahanan "empat tidak". Atas dasar tersebut, diplomasi pertahanan harus menjadi pilar utama dalam diplomasi negara sekaligus sebagai kekuatan pelopor dalam membangun kepercayaan strategis, berkontribusi pada pencegahan konflik dan mitigasi risiko sejak dini dan dari jauh. Pada Kongres Organisasi Partai Tentara periode 2025-2030, Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam menekankan berbagai tuntutan berikut:
Meningkatkan integrasi internasional dan diplomasi pertahanan, baik di aspek bilateral maupun multilateral; menangani hubungan dan kerja sama pertahanan dengan negara lain secara harmonis dan fleksibel. Tujuan Vietnam adalah menjaga keseimbangan strategis dalam hubungan luar negeri pada umumnya, dan dalam diplomasi pertahanan pada khususnya. Hal ini berkontribusi pada penciptaan dan pemeliharaan lingkungan yang damai dan stabil, sekaligus melindungi Tanah Air sejak dini dan dari jauh. Selain itu, Vietnam terus berpartisipasi secara efektif dalam pemeliharaan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, operasi SAR, bantuan bencana, serta turut mempromosikan citra dan nilai budaya "Prajurit Paman Ho" di dunia internasional.
Di tengah proses integrasi global, langkah-langkah yang proaktif, tegas, dan bertanggung jawab dalam kegiatan diplomasi pertahanan tidak hanya melindungi Tanah Air sejak dini dan dari jauh, tetapi juga membangun kepercayaan strategis, meningkatkan posisi dan prestise internasional, serta mempertahankan lingkungan yang damai, stabil, kooperatif, dan bersahabat untuk mendukung pembangunan nasional./.