Mengkonservasikan dan mengembangkan kebudayaan di daerah pemukiman warga etnis minoritas

NGOC ANH
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Di Viet Nam ada 54 etnis yang mayoritasnya adalah etnis minoritas. Walaupun mempunyai kesamaan-kesamaan kebudayaan, tetapi setiap komunitas etnis  di Viet Nam memiliki jati diri kebudayaan sendiri. Mengkonservasikan dan mengembangkan nilai kebudayaan di daerah pemukiman warga etnis minoritas selalu mendapat perhatikan dan prioritas yang diberikan oleh Negara Viet Nam.
Mengkonservasikan dan mengembangkan kebudayaan di daerah pemukiman warga etnis minoritas - ảnh 1Pertunjukan tarian dari warga etnis minoritas  (Foto: vov.vn) 

Pada latar belakang dewasa ini, badan-badan pengelolaan negara tentang kebudayaan telah mengubah pola pikir dalam cara mendekati kebijakan mengkonservasikan kebudayaan etnis minoritas dan memperhatikan mata pencaharian warga etnis minoritas. Ibu Trinh Thi Thuy, Deputi Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Viet Nam memberitahukan: “Kami menaruh perhatian khusus terhadap mekanisme dan kebijakan yang bersangkutan dengan pekerjaan mengkonservasikan dan mengembangkan nilai kebudayaan tradisional semua etnis pada situasi baru. Yaitu memperhatikan penerapan praksis dari semua kebijakan. Subyek kebudayaan memperhatikan kelompok obyek khusus yaitu etnis-etnis minoritas yang jumlah penduduknya sangat sedikit. Selanjutnya ialah memperhebat pekerjaan sosialisasi, pendidikan kesedaran dan pemahaman dari generasi muda, terutama ialah pendidikan tentang pusaka budaya di sekolahan-sekolahan”.

Peranan komunitas sangat menentukan terhadap hasil usaha mengkonservasikan dan mengembangkan nilai kebudayaan komunitas darisemua etnis Viet Nam secara berkesinambungan. Dalam kenyataannya, para sesepuh dukuh, kepala dukuh, dukun atau para artisan dan tukang pandai dan lain-lain memainkan peranan penting dalam menjaga dan mengkonservasikan pusaka budaya. Mereka mempunyai kewibawaan di komunitas etnis-etnis. Doktor Nguyen Thi Thanh Van dari Sekolah Tinggi Kebudayaan Ha Noi mengatakan: “Mengkonservasikan dan mengembangkan nilai pusaka perlu dilaksanakan menurut pandangan mewariskan dan mengkonservasikan perkembangan, jadi tidak mengkonservasikan seutuhnya. Harus membuat pusaka  hidup di kalangan komunitas subyek kebudayaan. Dengan demikian, aktivitas konservasi baru punya makna dan bersifat implementatif, tapi tidak menjadi rintangan terhadap perkembangan masyarakat”.

Masalah mengkonservasikan kebudayaan di daerah pemukiman warga etnis minoritas harus menaruh perhatian khusus terhadap konservasi bahasa, aksara, instrumen musik, pakaian etnis minoritas dan pesta tradisional yang punya bahaya mengalami kepunahan karena ini merupakan ciri-ciri budaya yang khas dan tipikal. Magister Ban Thi Quynh Giao dari Institut Kesusastraan memberitahukan: “Semua ritual dari warga etnis minoritas Dao kami menggunakan lagu-lagu rakyat. Upacara pernikahan punya lagu sendiri, upacara naik dewasa, upacara pemberian nama dan lain-lain, semuanya menggunakan lagu-lagu rakyat. Sekarang ini, lagu-lagu rakyat itu sedikit digunakan oleh anak-anak etnis minoritas Dao. Hal yang perlu kita lakukan ialah memacu anak-anak menggunakan bahasa etnisnya dan kalau ingin mengembangkan nilai kebudayaan, maka pekerjaan pertama ialah harus menjaga aksara dan bahasa etnisnya”.

Daerah Tay Bac (daerah Barat Laut, Viet Nam Utara) merupakan daerah yang punya banyak etnis minoritas di seluruh negeri. Kebudayaan di daerah ini beranekaragam dan  berselang-seling. Oleh karena itu, daerah ini harus mendapat perhatian khusus. Doktor Tran Huu Son, Wakil Ketua Asosiasi Kesenian Rakyat Viet Nam menekankan: “Pelajaran yang bisa ditarik ialah semua provinsi di daerah Tay Bac kalau ingin mengkonservasikan dan mengembangkan nilai kebudayaan etnis-etnisnya, maka pertama-tama harus mempunyai strategi jangka-panjang. Pemerintahan dan komunitas harus berinisiatif ikut serta karena suksesnya harus ada peranan dari komunitas”.

Instansi kebudayaan perlu melakukan investasi lebih lanjut lagi, meningkatkan kualitas pendidikan petugas kebudayaan, taraf pengelolaan dari para petugas kebudayaan di daerah. Petugas kebudayaan harus mengerti adat istiadat warga etnisnya. Di samping itu, pada latar belakang integrasi dan perkembangan Revolusi Industri 4.0 perlu memperhebat penerapan sains-teknologi ke dalam pekerjaan mengkonservasikan semua nilai kebudayaan warga etnis minoritas.

Masalah mengkonservasikan dan mengembangkan nilai kebudayaan etnis-etnis minoritas harus sesuai dengan proses perkembangan sosial-ekonomi di daerah, tapi tetap berhasil menjaga jati diri kebudayaan setiap etnis. Pekerjaan ini juga turut memperkuat persatuan besar seluruh bangsa, demi satu kebudayaan Viet Nam yang maju dan kental dengan jati diri bangsa.  

Komentar