Teknik Mencanting Batik Tradisional Indonesia

Nguyen Ha
Chia sẻ

(VOVWORLD) - Batik adalah kebanggaan warga Indonesia. Mereka bangga tidak hanya karena keindahannya, tetapi karena cara membuat jenis kain yang sangat mempesona ini. Untuk menghasilkan sehelai Batik sempurna, pengrajin Batik harus mengalami banyak tahapan dan waktu, di antaranya teknik mencanting dengan cairan malam. Ini merupakan salah satu tahapan yang menuntut ketelitian, ketrampilan dan ketekunan seniman. 

Teknik Mencanting Batik Tradisional Indonesia - ảnh 1Kain batik dengan warna-warna tradisional (Foto: kyluc.vn) 

Untuk menciptakan satu produk Batik, pengrajin Batik memulai dengan menggunakan cairan malam untuk menciptakan motif-motif. Pengrajin menggunakan “canting” untuk menorehkan cairan malam yang panas ke kain. Ibu Hanny Luvytasari, seorang yang paham sekali tentang Batik berbagi langkah-langkah membatik:

“Membatik itu adalah menghubungkan titik-titik kecil atau garis-garis menjadi pola yang bermakna. Untuk membatik yang pertama-pertama harus menyiapkan alat-alat dulu, yang pertama kain, pensil untuk menggambar pola batik, canting, lilin malam, kompor batik. Setelah itu, kita akan menyiapkan kain, memotongnya sesuai dengan bentuk yang kita inginkan. Kemudian kita menggambar pola batik di kain itu dengan pensil, bisa berbentuk bunga, bisa berbentuk apa saja. Setelah menggambar, kita memanaskan malam ke dalam kompor. Setelah malam cukup panas, kita mengambil malam itu pelan-pelan dengan canting. Lalu, menorehkannya di kain”.

Teknik Mencanting Batik Tradisional Indonesia - ảnh 2Dalam teknik mencanting Batik, canting mempunyai peran yang sangat penting. (Foto: Nguyen Ha) 

Dalam teknik mencanting Batik, canting mempunyai peran yang sangat penting. Ukuran canting berbeda-beda, bergantung pada apa motifnya, kecil atau besar... Waktu mencanting Batik bergantung pada ukuran dan sifat rumitnya motif-motif di kain, bahkan berlangsung selama sepekan. Orang-orang memisalkan pekerjaan menghasilkan satu produk Batik sebagai cara bermeditasi. Kalau tidak “bermeditasi”, berbaur dalam pekerjaan, maka sangat sulit bagi pengrajin Batik untuk menciptakan motif-motif yang sama. Ibu Hanny Luvytasari menambahkan:

“Yang paling sulit adalah lilin malam menetes dari canting, jadi harus hati-hati dan sabar. Jadi psikologi di dalam budaya Jawa adalah hidup itu tidak boleh tergesa-gesa, hidup itu harus sabar. Membuat batik adalah menguji kesabaran manusia”.

Lahir dan dibesarkan di Yogyakarta, buaian budaya Batik, sejak waktu kecil Hanny sudah tahu mencintai dan gandrung dengan seni tradisional nenek moyang. Meskipun pekerjaan utama-nya sekarang ialah dosen bahasa Indonesia, tetapi Batik tetap menjadi kegandrungan-nya. Hanny ikut serta dalam banyak kursus Batik, bergabung dalam kelub pecinta Batik, dan pernah ikut membatik dalam Hari Batik (2/10) dengan dihadiri Presiden Joko Widodo. Di tahun 2020, Hanny ikut mengajar bahasa Indonesia di Vietnam, dan waktu ini merupakan kesempatan bagi dia untuk memperkenalkan kain Batik tradisional Indonesia kepada warga Ibukota Hanoi.

Di satu event mencanting Batik tradisional yang dibimbing Hanny, para pemuda Vietnam gembira memanifestasikan “kebakatan” dengan menggunakan “canting” untuk menorehkan cairan malam yang panas ke kain. Selain motif-motif tradisional kain Batik, banyak peserta sangat kreatif membuat motif-motif unik, memanifestasikan interferensi budaya antara dua negara.  Ini sungguh-sungguh merupakan pengalaman yang menarik bagi mereka. Minh Huong, mahasiswi Institut Ilmu Sosial dan Humaniora Hanoi, dan Le Quan dari Kota Da Nang mengatakan:

“Ini untuk kali kedua saya ikut mencanting Batik, yang pertama di Indonesia, dan kali ini di Vietnam. Dalam proses mencanting, hal yang paling sulit ialah bagaimana menyesuaikan cairan malam di canting, kalau tidak bisa menyesuaikannya dengan tepat, maka sangat sulit untuk menorehkannya di kain, atau terlalu banyak cairan malam, maka garis lukisan akan rusak”.

“Mencanting juga sangat sulit karena harus menggunakan cairan malam panas dan canting. Kita harus mengetahui tekniknya seperti bimbingan yang diberikan guru, cara meletakkan kain dan canting... Bagi para pemula, hanya dengan sedikit kesalahan, maka cairan malam akan meluap ke kain dan merusak motif. Akan tetapi, hal itu juga merupakan ciri menarik dari mencanting. Pertama-tama, saya masih gugup, tetapi setelah itu saya mengambil pengalaman bahwa perlu melakukannya secara pasti, kalau tidak garis akan tidak lembut dan indah”.

Teknik Mencanting Batik Tradisional Indonesia - ảnh 3Ibu Hanny Luvytasari (kiri) dalam satu event  mencanting Batik tradisional di Vietnam (Foto: Nguyen Ha)

Ini untuk pertama kalinya Hanny Luvytasari membawa seni membatik kepada warga Vietnam, tetapi ia sangat terheran karena kecintaan para pemuda untuk seni tradisional Indonesia ini:

“Saya melihat tadi mereka sangat antusias membatik, meskipun itu cukup sulit untuk pemula karena menggunakan lilin yang panas. Saya melihat mereka bersemangat, mereka mencoba dan hasilnya cukup bagus. Dan saya sangat senang melihat usaha mereka”.

Setelah menyelesaikan tahapan mencanting, pengrajin Batik terus melaksanakan tahapan-tahapan berikutnya, yaitu pewarnaan dan menghilangkan lilin malam. Apabila menambahkan motif dan warga, pengrajin terus mencanting dan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin. Dengan ketelitian dalam teknik membatik telah menciptakan keunikan kain tradisional Indonesia ini – satu pusaka nonbendawi manusia yang diakui UNESCO pada 2/10/2009.  

Komentar