Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi (Foto: KBRI) |
Wartawan: Tahun 2023, kedua negara Vietnam - Indonesia memperingati sepuluh tahun hubungan kemitraan strategis. Bisakah Dubes dapat berbagi tentang kegiatan yang dilakukan Vietnam dan Indonesia untuk memperingati tonggak sejarah ini?
Kalau kita bicara kegiatan, tentu didasarkan kepada tiga pilar hubungan bilateral kedua negara. Pilar pertama adalah politik keamanan. Kedua negara itu harus semakin mempererat kerja sama supaya betul-betul kita bahu-membahu untuk menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan. Ini tentu dilakukan misalnya oleh duta besar, oleh para menteri , oleh official yang saling berkunjung seperti misalnya kita tahu Presiden Vietnam baru saja melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, ini adalah dalam rangka itu. Kemudian pilar kedua yaitu pilar ekonomi. Pilar ekonomi ini merupakan sesuatu yang konkrit yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kita harus membangun, mencari sektor-sektor yang betul-betul menguntungkan sehingga hubungan yang kuat ini betul-betul win-win untuk kedua negara. Pilar yang ketiga adalah pilar sosial - budaya. Hal ini juga penting karena dari sinilah masyarakat biasa merasakan bahwa hubungan yang dekat, apa itu indikator-indikatornya misalnya semakin banyak orang Vietnam yang belajar bahasa Indonesia dan sebaliknya banyak juga orang Indonesia yang belajar bahasa Vietnam, kemudian ada pertukaran kebudayaan. Kita senang sekali baru-baru ini melihat mahasiswa-mahasiswa Vietnam menarikan tarian-tarian dari Indonesia di acara-acara festival budaya, kemudian ada lagi pameran fashion, ada di sana dan Indonesia tampil di Hanoi. Hal-hal seperti ini akan kita galakkan dalam memperingati 10 tahun kemitraan strategis antara Indonesia dan Vietnam.
Wartawan: Indonesia akan memagang jabatan sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023 ini. Indonesia dan Vietnam sudah memberikan banyak sumbangsih yang praktis bagi perkembangan ASEAN. Upaya khusus apa yang telah dilakukan kedua negara untuk bersama-sama menangani kesulitan dan tantangan bersama ASEAN saat ini?
Saya rasa sebagai ketua ASEAN, Indonesia tentu akan meneruskan prestasi-prestasi yang sudah dicapai oleh ketuaketua ASEAN yang sebelumnya, termasuk Vietnam juga beberapa tahun yang lalu menjadi ketua ASEAN. Kita memiliki satu visi kita bersyukur di Asean itu para pemimpinnya saling dukung, siapapun yang jadi Ketua ASEAN akan didukung oleh anggota-anggota ASEAN yang lain. Kita tahu dunia saat ini tidak sedang dalam kondisi yang baik, terjadi peperangan di Eropa kemudian terjadi juga ketegangan di kawasan kita, di Laut Timur . ASEAN sebagai negara yang tinggal di sini selain menjaga hubungan baik antar sesama negara ASEAN di mana kita sudah berhasil, kita juga perlu menularkan prinsip hubungan baik dengan negara-negara di sekitar kita sehingga apa yang dicapai ASEAN ini juga bisa ditiru oleh negara-negara lain. Ini kelihatannya menunjukkan tren yang cukup positif dimana seperti tahun ini misalnya 3 pertemuan besar yang dihadiri oleh para pemimpin dunia dilakukan di negara-negara Asean, misalnya ASEAN Summit dilaksanakan di Kamboja , APEC dilaksanakan di Thailand dan kemudian G20 dilaksanakan di Indonesia . Dan menurut pengamatan saya, apa yang dilakukan ASEAN itu berkontribusi positif untuk mengurangi ketegangan di tingkat global. Indonesia ingin melanjutkan ini , ingin meneruskan agar kontribusi positif ASEAN tetap berlanjut, dan pada saat yang sama ASEAN juga semakin memperkuat kerjasama diantara negara ASEAN termasuk menyelesaikan permasalahan yang saat ini terjadi di Asean salah satu negara ASEAN yaitu di Myanmar.
Duta Besar Indonesia, Denny Abdi menjawab wawancara reporter VOV5 (Foto: KBRI) |
Wartawan: Bisakah Anda memberi tahu di masa depan, bidang kerja sama mana yang harus diprioritaskan Indonesia dan Vietnam untuk lebih memperkuat hubungan kemitraan strategis Vietnam-Indonesia?
Kita memiliki destinasi wisata yang sangat banyak, ini juga harus kita dorong karena pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki dampak positif baik kepada ekonomi maupun kepada kedekatan kedua bangsa, jadi saya senang covid-19 sudah sangat sedikit kasusnya sehingga sekarang saya bisa lebih banyak melakukan engagement dan ketemu dengan berbagai pihak di Vietnam untuk semakin membuat banyak kegiatan di sini .
kedua negara memiliki bonus demografi, memiliki kelompok segmen usia muda yang besar, prospeknya sangat potensial, sangat tinggi sepanjang kedua negara memperhatikan isu-isu atau sektor-sektor yang bisa memanfaatkan tenaga tenaga muda dan kreatif ini untuk memperkuat lebih memperkuat lagi ekonomi kedua negara. Nah syaratnya kedua negara harus memperhatikan sektor pendidikan, baik pendidikan dasar menengah maupun pendidikan tinggi dan Universitas. Kemudian kedua negara harus memberikan perhatian kepada sains sehingga industri-industri ada di kedua negara ini merupakan industri unggulan hightech yang membuat kedua negara bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Terima kasih Dubes!