Panorama sekolah Green School (Sumber: Green School))

Bersembunyi di antara rumpun-rumpun pepohonan yang segar di pulau Bali yang indah di Indonesia ada satu sekolahan istimewa – tempat di mana anak-anak dapat belajar dalam ruang-ruang kelas khusus yang didirikan semuanya dengan bambu dan papan-papan buatan dari bahan daur ulang. Sekolahan Green School terletak di tepi sungai Ayung, sungai terpanjang di pulau Bali, jauhnya sekitar 30 kilometer dari Ubud- zona wisata terkenal.

Kelas-kelas di sini yang dirancang tanpa ada sekat pemisah telah membantu pelajar merasa lebih berkaitan dengan lingkungan alam. Tempat ini dipuji seperti sebutan yang diberikan kepadanya yaitu “Sekolah Paling Hijau di bumi”. Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon yang pernah mengunjungi sekolah ini mengatakan:

Selaku Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya telah tiba di sangat banyak tempat, tetapi tempat ini paling unik dan paling mengesankan di antara sekolah-sekolah yang sudah saya kujungi. Mereka telah melaksanakan dengan baik komitmen kuat Visi tentang satu dunia hijau”.

Green School dibentuk oleh pasutri jutawan orang Amerika Serikat yakni John dan Cynthia Hardy pada tahun 2006. Sekolah ini dibuka untuk  menyambut pelajar sejak tahun 2009. Sejak pembentukan hingga kini, sekolah ini telah mendapat sangat banyak pujian tentang cara pendekatan inovatif dalam pendidikan.

Di sini, pelajar juga dapat belajar berbagai mata pelajaran dasar seperti: bahasa Inggris, matematika, sains, dan lain-lain, selain itu juga ada kursus-kursus jurusan khusus menarik yang hanya diperuntukan bagi pelajar sekolah itu sendiri seperti: berselancar, mengarungi lumpur, pembangunan global, pengelolaan lingkungan. Murid  baik di taman kanak-kanak maupun  SMP, semuanya dapat belajar bagaimana melindungi alam, tidak menggunakan kantong plastik, membatasi secara maksimal limbah terhadap lingkungan. Pak guru Putu Witsen di  sekolahan tersebut mengatakan:

Anak-anak itu cenderung energinya lebih melimpah apalagi kalau bermain dengan flora dan fauna yang ada di lumpur. Waktu itu kami mendesain sebuah permainan, sebuah konsep yang antara kekuatan, keseimbangan, dan keyakinan diri dalam wujud api. Jadi anak-anak itu wisuda atau perpisahan SMA itu kalau gak jalan di api, gak lulus itu ceritanya.

Selain itu, pelajar di sini juga berpeluang mendekati penemuan-penemuan modern, turut menghijaukan dan membersihkan dunia. Khususnya, sistem bis sekolahan menggunakan bahan yang terbuat dari minyak jelantah di daerah setempat. Rata-rata setiap tahun, para anggota sekolahan mengumpulkan sekitar 300 liter minyak jelantah dari restoran-restoran sekitar.

Selain itu program sekolahan dengan tema:“ Berpisah dengan kantong plastik” juga mendapat sangat banyak sambutan baik dari warga daerah. Ruang sekolah dirancang laksana satu zona pertanian ekologis dengan banyak kebun kecil, tujuannya ialah menciptakan lingkungan sepenuhnya alami dan memperbaiki sumber daya lahan. Ini juga merupakan tempat cocok tanam untuk murid. Saudari Sri Darwiati, salah satu orang tua pelajar, mengatakan:

Itu adalah satu sekolah yang sungguh-sungguh hijau. Sekolahan tersebut membantu anak-anak memahami bagamana hidup berkelanjutan, bagaimana bisa melindungi sumber daya lahan. Untuk pertama kalinya mendapat kabar tentang sekolahan ini, saya telah merasa sangat antusias dan saya telah berpikir bagaimana anak saya bisa belajar di sekolahan hijau seperti ini.

Pola pendidikan dari Green School dengan titik berat yaitu mengajari pelajar  bagaimana hidup berkelanjutan dengan alam tengah menyerap pelajar dari banyak negara dan sekolah ini menjadi lingkungan pendidikan yang diakui dunia internasional. Sekolah ini juga mendapat sambutan baik dari konferensi-konferensi tentang iklim di dunia.

Masalah-masalah yang tengah harus dihadapi generasi dewasa ini telah jauh berbeda dengan sebelumnya, khususnya dalam konteks tantangan-tantangan tentang polusi lingkungan yang tengah muncul. Oleh karena itu, Green School telah mencatatkan namanya menjadi salah satu alamat pendidikan pelajar yang memiliki pengetahuan yang baik tentang bahan bakar alternatif dan pembangunan yang berkelanjutan./.