Ruang budaya Jerman di tengah-tengah ibukota Hanoi

Bui Hang
Chia sẻ
(VOVworld) – Berada dalam serentetan aktivitas kebudayaan “Hari-hari Eropa di Vietnam”, di Institut Goethe, kota Hanoi sedang berlangsung pameran dengan tema “Komik, manga & Co, budaya komik baru Jerman”. Pameran ini menyerap banyak pengunjung dan memperkenalkan kepada mereka satu cara memandang yang baru, berwarna-warni tentang cabang komik Jerman.

(VOVworld) – Berada dalam serentetan aktivitas kebudayaan “Hari-hari Eropa di Vietnam”, di Institut Goethe, kota Hanoi sedang berlangsung pameran dengan tema “Komik, manga & Co, budaya komik baru Jerman”. Pameran ini menyerap banyak pengunjung dan memperkenalkan kepada mereka satu cara memandang yang baru, berwarna-warni tentang cabang komik Jerman. 

Ketika datang ke pameran “Komik, manga & Co – budaya komik baru Jerman”, para pengunjung dapat melihat koleksi buku yang terdiri dari 55 komik manga dan novel desain grafis ciptaan 13 pelukis komik pilihan yang kenamaan dari Jerman. Hal yang khusus ialah semua pelukis ini tidak mendapat pelatihan kesenian secara sistimatis, mereka hanya adalah para artisan amater yang bersama-sama menciptakan dunia komik Jerman yang hidup-hidup dan berwarna-warni saja.

Ruang budaya Jerman di tengah-tengah ibukota Hanoi - ảnh 1
Para pelukis Jerman dan Vietnam dalam pameran ini
(Foto: songtre.tv)

Doktor Almuth Meyer Zollitsch, Kepala Institut Goethe Hanoi memberitahukan: “Pameran ini merupakan hasil yang sudah kami rencanakan pada 3 tahun lalu dengan tujuan memperkenalkan kepada dunia budaya komik Jerman. Kami telah memilih 13 pelukis komik Jerman dengan gaya yang berbeda-beda serta bermacam-macam tema untuk diperkenalkan”.

Ketika melihat karya-karya dalam pameran ini, para pengunjung bisa menguak tabir dunia yang berwarna-warni dari komik Jerman. Karya mungkin hanya sekedar satu cerita lelucon dan lucu tentang seekor kelinci saja, atau melecehkan seorang tokoh terkenal, atau hanya garis-garis yang mencerminkan derita tak berwujud melalui dua warna hitam-putih, atau satu potret, sunyi tapi penuh emosi. Pameran ini mendatangkan detik-detik yang romantis, menyenangkan atau fikir-memikir sehingga membuat para pengunjung harus berfikir. 

Pelukis muda, Nguyen Ngoc Quan mengatakan: “Pameran ini cukup menarik karena ia membawa satu warna sendiri, tidak sama seperti komik yang ada di Vietnam. Semua komik dalam pameran ini membawa warna filsafat dengan cerita-cerita yang mendalam, tidak banyak dijelaskan melalui gambar seperti komik-komik yang ada di Vietnam biasanya. Untuk mengerti cerita, pengunjung harus berhenti untuk berfikir sejenak”.

Ruang budaya Jerman di tengah-tengah ibukota Hanoi - ảnh 2
Komoik yang dipamerkan pada pameran ini
(Foto: qdnd.vn)

Gambar-gambar yang mengilustrasikan satu cerita atau satu tema tentang sejarah dan fiksi semuanya dimanifestasikan di komputer atau di kertas dengan batu grafit yang bisa menunjukkan kemampuan setiap pelukis. Melalui tema kehidupan yang beraneka-ragam itu, karya-karya yang mereka ciptakan telah turut membangkitkan satu perhatian massa rakyat terhadap masalah-masalah menonjol dalam kehidupan kontemporer. Line Hoven, salah seorang diantara 13 pelukis peserta pameran ini memberitahukan: Melalui pameran ini, kami ingin memperkenalkan keaneka-ragaman komik Jerman dalam hal pola dan isi dengan bentuk-bentuk komik auto-biografi, komik-komik dimana pengarangnya adalah pengarang sekaligus penulis isi sampai komik-komik reportase”.

Pameran komik Jerman tidak hanya mendatangkan kepada para pengunjung cara memandang yang beraneka-ragam tentang seni komik saja, melainkan juga merupakan kesempatan bagi para pecinta komik untuk berbahas tentang masalah-masalah yang dimanifestasikan melalui setiap gambar yang teliti. Nguyen Quang Huy, seorang mahasiswa tahun ke-4 Sekolah Tinggi Seni Rupa Hanoi memberitahukan: “Ini untuk pertama kalinya saya datang ke pameran komik Jerman. Saya merasa sangat terkesan karena beberapa karya sedikit membawa ciri komik manga Jepang, tapi tetap punya gaya-gaya yang tersendiri. Nasionalisme dimanifestasikan pada cara mereka dalam menggunakan warna dan bentuk. Dalam komik Jerman, ciri nasionalisme digunakan secara cukup mahir, sedangkan bagi komik Vietnam, hal ini tidak banyak digunakan”.

Pada pameran ini, para pengunjung juga mendapat kesempatan untuk menikmati detail setiap karya komik hasil 13 pelukis tersebut yang sudah dibukukan. Ini juga merupakan kesempatan bagi para pecinta seni rupa untuk menguak tabir ciri khas dalam seni komik serta kebudayaan Jerman./. 

Komentar