(VOVworld) - Saudara-saudara yang budiman! Kami gembira bertemu kembali dengan para pendengar pada acara kita hari ini. Pada pekan ini, Program siaran bahasa Indonesia telah menerima 11 surat dan Email dari saudara-saudara: M Sumantri dan Susi Cikampek di Jawa Barat, M Zainal di Jambi, Renny Cemara di Semarang dan banyak pendengar yang lain.. Pada pekan ini, kami mau berbincang-bincang dengan saudara-saudara Susi Cikampek, Thedja Haryanto dan Aries Tiyanto dan memperkenalkan sepintas lintas tentang Gereja Phat Diem menurut permintaan saudara Alex Torbeni di Bali.
Untuk memulai acara kita hari ini, kami mau mengihktisarkan kembali surat dari pendengar Susi Cikampek di Jawa Barat. Dalam suratnya, Anda mengirim laporan pemantauan siaran Radio pada 7 April, siaran 21.30-22.00, frekuensi 9840Khz, dengan penilaian SINPO 44444, sedangkan di frekuensi 12020Khz, sinyalnya kuat tetapi ada gangguan dari radio yang lain, penilain SINPO 43333. Terimakasih atas laporan pemantauan siaran Radio di tempat Anda. Menurut laporan pemantauan siaran Radio dari pendengar Indonesia, ada beberapa daerah yang kedengaran baik di frekuensi 9840 Khz, tetapi juga ada tempat yang gelombang VOV di frekuensi 12020Khz lebih baik. Hal ini juga mudah dingerti karena kualitas gelombang radio bergantung pada banyak faktor seperti cuaca, arah antena, gelombang elektronik dan lain-lain. Kriterium kami yalah para pendengar Indonesia bisa mendengarkan secara jelas semua isi program siaran Radio VOV di salah satu diantara 2 frekuensi ini. Kalau kedua frekuensi ini tidak bisa ditangkap, kami akan segera melakukan pemeriksaan teknik. Oleh karena itu, Anda bisa memantau siaran kami di frekuensi yang paling baik dan jangan lupa mengirim surat dan email kepada VOV.
Foto dari Saudara Thedja Haryanto
Selain Email dan laporan pemantauan terinci, pada pekan lalu, VOV telah menerima banyak pengumuman di Facebook dari para pendengar radio Indonesia. Saudara Thedja Haryanto dari Kalimantan Barat telah berkirim foto-foto souvenir VOV dengan komentar “Terimakasih VOV5 siaran Bahasa Indonesia atas souvenirnya berupa T Shirt, vandel dan kartu sertifikat”. Sedangkan, saudara Aries Tyanto juga mengatakan telah menerima surat dan souvenir VOV.
Mudah-mudahan para pendengar puas akan souvenir kami. Dan masih ada banyak paket souvenir VOV yang sedang di jalan datang ke tangan para pendengar yang lain. Kalau menerima paket tersebut, beritahukanlah kepada kami di facebook “Indonesia VOV5” atau Email : seksi_indonesia_vov@yahoo.com.
Dalam surat kepada VOV pada pekan lalu, saudara Alex Torbeni menulis “Apakah di Vietnam ada sebuah gereja yang sangat unik karena di langit langit gereja tersebut terdapat gambar-gambar Yesus, Budda, Dewi Kuan Yin dan lain-lain? Saya pernah melihat liputan berita tentang gereja tersebut di TV Indonesia dan katanya gambar tersebut merupakan perpaduaan beberapa agama. Bisakah VOV Indonesia menceritakan lebih lanjut tentang gereja unik tersebut?
Saudara yang budiman! Di Vietnam tidak ada gereja seperti yang Anda tanyakan. Tetapi, di Vietnam Utara ada satu gereja yang dibangun pada abad ke-19 dengan satu kompleks bangunan dari batu yang merupakan kombinasi yang harmonis dan unik antara kebudayaan dan arsitektur Timur dan Barat.
Di dalam gereja Phat Diem
(foto : baomoi.com)
Gereja batu ini dibangun oleh Pendeta Peter Tran Luc selama 24 tahun (1865-1889). Di samping itu, Pendeta Peter Tran Luc juga membangun secara berangsung-angsur bangunan-bangunan kecil untuk menciptakan satu kompleks gereja dengan arsitektur yang unik seperti sekarang dengan satu gereja besar dan 5 gereja kecil di sekitarnya, satu kuil, satu kolam kecil dan tiga gunung buatan. Ini adalah kompleks yang unik dengan arsitektur Gothic dari Barat dan gaya Timur, merupakan kombinasi yang harmonis untuk menciptakan satu gereja khas Vietnam. Do Ngoc Anh, pemandu wisata memperkenalkan: “Lengkungan batu diatas merupakan simbol dari kolong langit, sedangkan batu di bawah merupakan simbol dari tanah sangat sesuai dengan ide orang Asia Timur tentang keharmonisan antara bumi-langit, yin-yang. Lantai ke-2 dari kuil Phuong Dinh digantung satu genderang besar. Lantai ke-3 dipasang satu gental yang beratnya kira-kira 2000kg. Daung suaranya jauhnya bisa mencapai 10km”
Hal yang unik dari Gereja Phat Diem merupakan kombinasi antara arsitektur Timur dan Barat. Melalui proyek di sini, kita bisa menemukan ciri budaya tradisional daerah Bac Bo di Vietnam. Gereja ini panjangnya 74 meter dibagi menjadi 10 ruangan menurut tradisi daerah Bac Bo, khususnya ruangan ibadah dihias secara Asia Timur. Kalau tidak ada salib dan patung Yesus, barangkali banyak orang akan berfikir tentang kuil dan pagoda tradisional di Vietnam.
Sekarang Gereja Phat Diem tidak hanya merupakan tempat ibadah dari para penganut Katolik saja, melainkan juga merupakan destinasi wisata.
Saudara Alex Torbeni yang budiman! Semoga informasi tersebut memuaskan Anda.!