Memberkenalkan tentang Taman Baca Gapagoo Manokwari di Papua

Phuong Thao
Chia sẻ
(VOVWORLD) - Para pendengar, kami sangat gembira bertemu kembali dengan para pendengar dalam acara “Kotak Surat Anda”. Pada minggu lalu, VOV5 telah menerima 459 surat dari 33 negara dan teritori. Di antaranya, Program siaran bahasa Indonesia menerima 49 surat dan email dari para pendengar. Dalam acara Kotak Surat Anda hari ini, penyiar Huong Tra akan berbincang-bincang dengan beberapa pendengar. Tetapi sebelumnya, seperti biasa laporan situasi gelombang radio minggu lalu.

Untuk mengawali bagian laporan situasi gelombang radio hari ini adalah laporan hasil pemantauan siaran radio dari saudara Min Lin di Jawa Barat. Pada pekan lalu, Anda mengirim laporan hasil pemantauan siaran radio pada tanggal 31 Mei dan dari tanggal 1 sampai 4 Juni, di frekuensi 12020 Khz dan 9840 Khz, dengan SINPO 25422, 45444 dan 44444. Dari Kalimantan Barat, saudara Sutomo Huang mengirim laporan hasil pemantauan siaran radio dari tanggal 5 sampai 8 April, dengan SINPO 44444 dan 54444. Sementara itu, saudara Fachri di Pekan Baru mengirim laporan hasil pemantauan siaran radio dari tanggal 27 Mei sampai 2 Juni, dengan SINPO 44444, 54444, dan 34433. Selain itu, kami juga menerima laporan hasil pemantauan radio dari saudara Rudy Hartono di Kalimantan Barat, saudara Eddy Setiawan di Jakarta Timur, saudara Sealful Fahmi di Lombok, dan beberapa pendengar di India. Pada pokoknya laporan hasil pemantauan siaran radio dari Anda Sekalian menunjukkan bahwa kualitas gelombang radio stabil di kedua frekuensi 9840Khz dan 12020 Khz.

Saudara yang budiman, pada pekan lalu, ketika memberi komentar di bawah artikel dengan tema: “Xin Man - Ha Giang, Keindahan Daerah Ujung Tanah Air” di Fanpage, saudara Nano Sa menulis: “Pemandangannya sangat bagus, budaya daerah, situs peninggalan sejarah perlu dilestarikan”. Sementara itu, saudara Idris berkomentar: “Banyak obyek wisata yang menarik, pemandangan alam yang indah dan keanekaragaman budaya yang menarik, membuka peluang yang besar bagi industri pariwisata negeri Vietnam”.

Sementara itu, ketika mengirim email kepada kami, saudari Liana Safitri menulis: “Saya sudah mendengarkan siaran tanggal 1 Juni. Saya senang dengan reportase menukar buku dengan pohon, tas ramah lingkungan, dan barang-barang lain. Apalagi buku bisa diberikan lagi pada orang yang membutuhkan”.

Para pendengar yang budiman, tukar-menukar buku dengan pohon merupakan salah satu proyek yang bermakna di Vietnam, membantu anak-anak di daerah pedalaman, daerah pelosok atau anak-anak yang mempunyai keadaan sulit mendapatkan buku belajar. Saudara   Safei Ricardo Desima, seorang guru di  Manokwari Papua Barat, Indonesia dalam surat yang dikirim kepada kami pada pekan lalu telah menyampaikan keberbagian yang menarik tentang pola Taman baca untuk anak-anak yang dilanda kesulitan di sini. Berikut ini, keberbagiannya tentang pola tersebut:

Memberkenalkan tentang Taman Baca Gapagoo Manokwari di Papua - ảnh 1Anak-anak membaca buku di Taman Baca Gapagoo Manokwari

Para pendengar yang budiman, pada pekan lalu, ketika berkomentar di bawah artikel dengan judul: “Uniknya Busana Wanita Etnis Hmong Hitam di Provinsi Cao Bang”, di website: www.vovworld.vn, saudara Idris menulis: “Saya tertarik warga etnis Hmong dengan 4 suku yang corak warna berbeda-beda pakaian juga berbeda saya ingin tahu pakaian tradisional ini dipakai setiap perayaan apa?”

Saudara Idris yang budiman, busana lengkap dari wanita etnis minoritas Mong meliputi: penutup kepala, baju, ikat pinggang, cemelek, perhiasan, dan sebagainya, di antaranya rok menjadi sorotan. Rok disulam dengan banyak motif yang rumit dan menuntut banyak waktu dan tenaga kaum wanita etnis Mong. Wanita Mong Putih mengenakan rok linen berlipit yang berwarna putih. Wanita Mong Hoa mengenakan rok dengan motif yang terbuat dari lilin lebah yang sangat indah, wanita Mong Hitam atau Mong Hijau mengenakan rok pendek yang berwarna hitam atau nila.
Memberkenalkan tentang Taman Baca Gapagoo Manokwari di Papua - ảnh 2Pakaian wanita etnis minoritas Mong Hitam (Foto:dantoctongiao.congly.vn)

Menurut pikiran warga etnis Mong, mengenakan baju baru dengan motif yang berwarna-warni pada awal tahun baru akan membantu keinginan dan doa dari keluarga menjadi nyata. Oleh karena itu, pada sekitar bulan kesembilan atau kesepuluh Imlek, wanita Mong rajin menjahit dan menyulam untuk menyimpan keinginannya pada jarum dan benang untuk menghasilkan pakaian yang indah untuk dikenakan pada Tahun baru Imlek, hari pernikahan, hari raya di dukuh.

Saudara Idris yang budiman, kami berharap penjelasan tersebut membantu Anda lebih mengerti pakaian tradisional wanita etnis Mong.  

 

Komentar