Provinsi Ca Mau memiliki kondisi sangat kondusif untuk mengembangkan ekowisata komunitas (Foto: VOV) |
Zona Ekowisata Komunitas “Muoi Ngot” dibentuk pada 2015 dan merupakan salah satu zona ekowisata yang lahir paling awal di Kecamatan Khanh Binh Tay Bac, Kabupaten Tran Van Thoi. Pham Duy Khanh, Pemilik Zona Wisata “Muoi Ngot”, mengatakan bahwa dari area beberapa hektar tanah, keluarganya membeli dan menandatangani kontrak sewa tambahan untuk memiliki total area tanah mencapai hampir 60 hektar, menanam pohon buah-buahan dan memperluas peternakan lebah, pusaka nonbendawi tingkat nasional. Kemudian keluarganya memutuskan untuk memilih “pekerjaan tersebut” sebagai produk wisata utama. Khususnya untuk menyambut wisatawan, Pham Duy Khanh telah membangun jalan wisata di lahannya yang seluas 60 hektar. Para wisatawan yang datang akan mendapat pengalaman bagaimana memasang bubu ikan, kemudian mereka bisa menangkap lebah dan langsung menikmati madu di hutan.
“Zona ekowisata Muoi Ngot lebih dikenal akan lebahnya. Wisatawan yang datang ke sini akan mendapatkan pengalaman menangkap lebah. Kombinasi tamasya dan atraksi penangkapan lebah membantu wisatawan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Di waktu mendatang kami akan berkolaborasi dengan pemerintahan daerah untuk memilih satu hari untuk penyelenggaraan Festival Lebah, agar semua orang lebih tahu tentang pekerjaan tradisional di sini.”
Para palancong mendapat pengalaman bagaimana memasang bubu ikan (Foto: VOV) |
Warga di kawasan hutan U Minh senantiasa memanfaatkan berbagai keunggulan di daerah untuk mengembangkan ekowisata komunitas yang para wisatawan sangat terkesan. Nguyen Thi Tuyet Hong, pelancong asal Kota Ho Chi Minh, berbagi:
“Ketika datang ke sini, saya merasa sangat dekat dengan alam. Untuk pertama kalinya saya melihat bubu ikan, kemudian ikan masuk sendiri. Kami dapat menangkap sendiri ikan-ikan tersebut, sangat menyenangkan. Sarang lebah juga berasal dari alam, semua lebah membuat sarangnya di lingkungan alam. Kami belum pernah melihatnya di kota.”
Apabila warga di kawasan hutan U Minh memanfaatkan keunggulan alam untuk melakukan ekowisata komunitas, maka warga Kabupaten Ngoc Hien secara efektif memanfaatkan jalur Ho Chi Minh sebagai "pemacu" dalam pengembangan ekowisata. Di bawah naungan hutan bakau dan pohon api-api di Kabupaten Ngoc Hien, dikenal berbagai produk dengan merek "Udang Kering Rach Goc", "Kepiting Ca Mau" yang terkenal, terutama kerajinan pusaka tingkat nasional "Garam Ba Khia".
"Kepiting Ca mau" yang terkenal (Foto: VOV) |
Tieu Minh Tien, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Ca Mau, mengatakan bahwa bersama dengan warga, Provinsi Ca Mau pada masa lalu telah fokus berinvestasi, meningkatkan berbagai produk khas dan produk wisata khusus untuk menyerap para wisatawan. Hingga saat ini, ketika “peternakan lebah” dan “garam Ba Khia” telah diakui sebagai pusaka nonbendawi tingkat nasional, hasil-hasil tersebut semakin terlihat jelas. Tahun ini Provinsi Ca Mau akan membangun “Desa Wisata Budaya” di Kecamatan Dat Mui untuk membantu para wisatawan lebih mengenal mata pencaharian tradisional dan makanan khas yang terkemuka di daerah ini. Tieu Minh Tien, Wakil Kepala Dinas Kebudyaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Ca Mau, menjelaskan:
“Ekowisata komunitas adalah produk wisata utama di provinsi, ini adalah destinasi penting. Terutama, untuk melaksanakan program pengembangan pariwisata 2021, Provinsi Ca Mau akan mengarahkan pengembangan produk wisata pertanian terkait dengan berbagai produk OCOP di provinsi agar menciptakan lebih banyak produk yang khas.”
Saat ini, Provinsi Ca Mau memiliki 14 zona dan tempat ekowisata komunitas. Warga daerah mengoperasikan ekowisata komunitas yang menciptakan keanekaragaman dan daya tarik bagi cabang pariwisata provinsi, turut membawa "pariwisata menjadi cabang ekonomi andalan" di Provinsi Ca Mau.