Ketika berbicara di depan rapat umum ini, Brigadir Jenderal Phung Ngoc Son, Panglima Korps Pasukan Zeni, Direktur Jenderal Pusat Aksi Bom dan Ranjau Nasional Viet Nam memberitahukan: “ Untuk memperhebat pekerjaan mengatasi akibat bom, ranjau dan bahan peledak sisi-sisa pasca perang, diusulkan supaya semua badan, kementerian, instansi dan daerah memperhebat pekerjaan melakukan propaganda dan pendidikan tentang bahaya bom dan ranjau. Menyelipkan pekerjaan mengatasi akibat bom dan ranjau ke dalam strategi-strategi perkembangan sosial-ekonomi di daerah. Mendorong aktivitas-aktivitas kerjasama internasional, menggerakkan sumber bantuan untuk menyerap lebih banyak lagi sumber daya, peralatan dan teknologi dari pemerintah negara-negara dan organisasi-organisasi internasional. Terus memperhatikan pekerjaan merawat kesehatan, bantuan kepada para korban bom dan ranjau supaya mereka menikmati kehidupan yang stabil dan berbaur pada komunitas”.
Para warga Kota Dong Ha berpartisipasi pada pawai untuk menyambut Hari Dunia tentang pencegahan dan pemberantasan bom dan ranjau pada 4/4/2019. (Foto: baotintuc.vn) |
Dalam rangka rapat umum ini, diadakan banyak aktivitas seperti memberi pendidikan dan komunikasi tentang bom dan ranjau dan bahan peledak serta cara menghindari-nya; memamerkan foto tentang situasi polusi dan bahaya bom, ranjau dan bahan peledak terhadap manusia, pekerjaan mengatasi akibatnya.
Menurut perhitungan, di Viet Nam, jumlah bom dan peluru yang tersisa pasca perang mencapai 800 000 ton. Total area bumi yang terkena polusi dan diduga terkena polusi di seluruh Viet Nam mencapai 6,13 juta Ha. Jumlah bom, ranjaudan bahan yang belum meledak berada secara terpencar di keenam puluh tiga dan kota, yang paling terpusat ialah di provinsi-provinsi Viet Nam Tengah. Dari tahun 1975 sampai sekarang, bom dan ranjau sisa-sisa yang meledak telah menewaskan lebih dari 40 000 orang dan melukai 60 000 orang lain. Selama beberapa tahun ini, pekerjaan membantu para korban bom dan ranjau melalui aktivitas-aktivitas seperti operasi rehabilitasi, pemulihan fungsi, pemberian mata pencaharian, modal pinjaman, pelajaran kejuruan, lapangan kerja, terapi psikologi, terapi fisika dan pemberian kebijakan-kebijakan tentang kesejahteraan sosial telah mencapai hasil-hasil.