Dua bagian negeri Korea, pada tanggal 13/8 ini, akan mengadakan perundingan-perundingan tingkat tinggi untuk berbahas tentang pekerjaan persiapan bagi pertemuan-pertemuan baru antara para pemimpin dua fihak pada musim gugur ini – seperti yang telah dibahas dalam pertemuan puncak antar-Korea pada bulan April lalu. Menurut Ketua Partai DP, Choo Mi-ae, partai ini mengharapkan agar pertemuan puncak antar-Korea yang baru bisa mencapai terobosan pada saat RDRK dan AS sedang melakukan perdebatan tentang masalah apa yang diprioritaskan antara denuklirisasi dan penghentian resmi perang Korea 1950-1953.
Juru bicara Kantor Presiden Republik Korea, Kim Eui-kyeom memberitahukan bahwa waktu dan tempat berlangsung pertemuan puncak antar-Korea selanjut-nya mungkin disepakati dalam perundingan-perundingan tingkat tinggi antara dua fihak pada pekan mendatang.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, Kantor Berita “Yonhap” dari Republik Korea memberitakan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) RDRK, Ri Yong-ho, pada Kamis (9/8), telah menyatakan bahwa RDRK akan menyimpan pengetahuan-pengetahuan tentang nuklir negara ini, menganggap-nya sebagai satu instrumen untuk siap menghadapi politik permusuhan yang bisa dilakukan AS terhadap Pyong Yang. Menlu Ri Yong-ho mengeluarkan pernyataan tersebut pada pertemuan dengan Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani dalam rangka kunjungan di negara Republik Islam ini.