(VOVworld) – Pada Rabu malam (21 Januari), Presiden Yaman, Abdrabuh Mansur Hadi dan kaum pembangkang Houthi yang sedang mengontrol ibukota Sanaa telah mencapai permufakatan 9 butir untuk menghentikan krisis di negara Timur Tengah ini.
Pasukan Mujahidin
(Foto : Reuters)
Dalam permufakatan yang baru dicapai, kaum milisi setuju menarik pasukan dari gedung Pemerintah yang diduduki selama ini, diantaranya ada Istana Presiden. Kaum milisi juga berkomitmen membebaskan Kepala Kantor Presiden, Ahmed Awad bin Mubarak, sebaliknya, Presiden Hadi harus setuju mengamandir Rancangan Undang-Undang Dasar untuk memenuhi tuntutan semua partai politik dan membangun negara Federal di atas dasar hasil dialog-dialog nasional.
Permufakatan ini juga mengizinkan kaum milisi Houthi dan gerakan Selatan mengirim wakil untuk ikut serta pada semua institusi Pemerintah.
Menurut rencana, pada Kamis (22 Januari) berlangsung pertemuan antara wakil Pemerintah Yaman dengan semua partai di negara ini, diantaranya ada partisipasi Utusan PBB, Jamal Benomar./.