Panorama sesi perbahasan tentang “Visi baru dari kawasan sungai Mekong”. (Foto: VGP/Quang Hieu) |
Yang bersama menghadiri sesi perbahasan ini, juga ada PM Kamboja, Hunsen, PM Laos, Thonloun Sisoulith, Penasehat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi dan Deputi PM Thailand, Prajin Juntong
Pada sesi perbahasan ini, para pemimpin negara-negara sungai Mekong berbahas tentang masalah-masalah penting terhadap perkembangan dan integrasi dari negara-negara sungai Mekong seperti dampak dari Revolusi Industri generasi keempat, konektivitas digital, konektivitas infrastruktur perhubungan, infrastruktur perangkat lunak, masalah lingkungan, pengelolaan sumber air sungai Mekong…
Ketika berbicara di depan sesi perbahasan ini, PM Nguyen Xuan Pjhuc berbagi visi tentang kawasan sungai Mekong yang damai dan stabil, berintegrasi dan berkonektivitas perkembangan yang berkesinambungan. PM Nguyen Xuan Phuc menekankan: Di samping konektivitas-konektivitas menggunakan sumber air secara berhasil-guna, konektivitas energi, konektivitas jalan-jalan dan konektivitas pendidikan sumber daya manusia, kawasan sungai Mekong punya potensi yang sangat besar tentang konektivitas infrastruktur digital dengan pasar yang berpopulasi kira-kira 250 juta konsumen dengan berpendapatan semakin tinggi.
PM Nguyen Xuan Phuc memberitahukan: Di pertemuan-pertemuan tingkat Menteri dalam kerangka Konferensi WEF ASEAN 2018, Viet Nam telah mengeluarkan gagasan tentang perluasan pola kerjasama tentang akses jaringan telepon mobil satu tarif antara negara-negara Kamboja, Laos, Myanmar dan Viet Nam untuk seluruh kawasan sungai Mekong dan ASEAN. Gagasan ini bertujuan menuju ke pembangunan satu “ASEAN yang rata” - tempat di mana warga menikmati jasa yang paling baik tentang telekomunikasi dengan tarif pindah wilayah internasional dalam skala kawasan ASEAN seperti tarif domestik. PM Nguyen Xuan Phuc percaya bahwa Revolusi Industri generasi keempat akan turut mendorong perkembangan yang cepat dan lebih berhasil-guna bagi negara-negara di kawasan.