Pemimpin Kim Jong-un (kiri) dan Presiden Vladimir Putin (Foto: VNA |
Sementara itu, ketika mengungkapkan Pertemuan puncak Rusia – RDRK, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dari Dewan Federal (Majelis Tinggi) Rusia, Konstantin Kosachev menganggap bahwa banyak kemungkinan Amerika Serikat (AS) akan memberikan reaksi negatif terhadap hasil pertemuan ini. Namun, pada hari yang sama, seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS memberitahukan bahwa negara ini akan terus berkoordinasi dengan mitra-mitra dalam upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Dalam satu perkembangan yang bersangkutan, setelah pembicaraan selama 3 setengah jam dengan Pemimpin Kim Jong-un tanpa mengeluarkan pernyataan bersama atau menandatangani naskah-naskah bersama, Presiden Vladimir Putin telah mengadakan jumpa pers singkat tentang hasil pembicaraan tersebut. Dia menekankan bahwa pembicaraan antara dua pihak sangat terinci, mengungkapkan masalah-masalah hubungan bilateral, prospek kerjasama serta situasi di Semenanjung Korea, Dia menyatakan kepuasan terhadap pembicaraan ini, di mana dua pihak telah membahas secara terbuka dan terus-terang semua masalah agenda, termasuk sanksi-sanksi yang bersangkutan dengan nuklir RDRK, hubungan Rusia-RDRK, hubungan RDRK-AS, tetapi isi utama adalah proses denuklirisasi total Semenanjung Korea.