PM Inggris, Theresa May (yang ke-2 dari kanan) bersama dengan para anggota Pemerintah pada acara pemungutan suara tentang mosi tak percaya di Parlemen negara ini pada 16/1/2019. (Foto: AFP/Kantor Berita Viet Nam). |
Pada hari yang sama, Koran “The Times” memberitakan bahwa para pejabat Uni Eropa sedang mempelajari rencana menunda keluarnya Inggris dari blok ini sampai tahun 2020 setelah Jerman dan Perancis menunjukkan bahwa mereka telah bersedia memperpanjang perundingan-perundingan tentang Brexit pada latar arena politik Inggris sedang mengalami kekisruhan. Koran ini mengutip sumber-sumber berita yang memberitahukan rencana sebelumnya yang dipertimbangkan ialah menunda Brexit dalam waktu 3 bulan mulai dari tanggal 29 Maret mendatang ke akhir bulan Juni mendatang. Namun, kalangan otoritas sekarang sedang mempelajari peta jalan hukum untuk menunda Brexit sampai tahun 2020.
Sebelum mulai memberikan suara tentang mosi tak percaya, PM Theresa May, pada hari yang sama, menegaskan: Brexit tetap akan diadakan pada tanggal 23 Maret mendatang. Dia juga mengatakan bahwa satu pemilu merupakan hal paling buruk yang bisa dilakukan oleh Inggris pada saat sekarang dan akan berarti bahwa penundaan Brexit dan perpecahan di Inggeris menjadi lebih mendalam.