(VOVworld) – Kepala Negara yang menamakan diri sebagai Republik Rakyat Donetsk (DPR), Alexander Zakharchenko, Sabtu (17/9), memperingatkan akan menarik diri ke luar dari kesepakatan gencatan senjata baru di Ukraina bagian Timur kalau pasukan Pemerintah tidak menghentikan penembakan meriam terhadap kawasan ini sebelum awal pekan depan.
Kepala Negara yang menamakan diri sebagai
Republik Rakyat Donetsk (DPR), Alexander Zakharchenko
(Foto: Reuters / Vietnam+)
Lima hari sebelumnya, para pemimpin DRP dan Negara yang menamakan diri sebagai Republik Rakyat Luhansk (LPR) di Donbass menyatakan secara sefihak melakukan gencatan senjata yang berlaku dari Kamis malam (15/9) dan mengimbau kepada pemerintahan kota Kiev supaya melaksanakan gencatan senjata ini. Para pemimpin DPR dan LPR telah memberikan perintah yang melarang unit-unit-nya membalas tindakan militer dari tentara pemerintah Ukraina. Akan tetapi, fihak DPR telah berkali-kali menganggap bahwa unit-unit tentara Ukraina tetap terus menembakkan meriam kepada kawasan-kawasan di DPR yang dekat dengan garis perbatasan. Sebaliknya, fihak Kiev juga menuduh pasukan penuntut kemerdekaan di bagian Timur Ukraina telah melanggar kesepakatan gencatan senjata dan menewaskan beberapa serdadu Ukraina.
Kesepakatan gencatan senjata baru selama 7 hari ini disepakati setelah Menteri Luar Negeri Jerman dan timpalannya dari Perancis melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina, di kota Kiev pada 14/9 ini.