Ketika berbicara di depan jumpa pers di Brussels, Timmerman memberitahukan: “Kami terus menyerukan kepada Pemerintah Inggris supaya menjelaskan langkah-langkah selanjutnya.”

Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Heiko Mass memberitahukan: “Inggris perlu menjelaskan secera cepat tentang apa yang mereka inginkan karena waktunya tinggal singkat sekali.”

Pada fihak-nya, Menlu Irlandia Simon Coveney memberitahukan bahwa ada mekanisme-mekanisme untuk menghindari tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Perdana Menteri (PM) Theresa May tetapi jalan satu-satunya ialah mengesahkan pernyataan politik sampingan tentang masa depan hubungan Inggris – Uni Eropa untuk menghapuskan kecemasan tentang Brexit.

Sebelumnya, pernyataan ini dikeluarkan setelah Majelis Rendah Inggris, pada Selasa malam (29 Januari), memberikan suara untuk mengesahkan revisi terhadap permufakatan Brexit yang telah disepakati antara para peminpin Uni Eropa dan PM Inggris Theresa May pada akhir tahun 2018, menurut itu menegaskan bahwa dia akan harus mendukung permufakatan “perceraian” kalau pasal “rintangan” yang kontroversial tentang perbatasan dengan Irlandia dihapuskan dan diganti dengan “permufakatan-permufakatan lain untuk menghindari perbatasan keras”. Namun, ini merupakan cara berbicara yang cukup tidak jelas, tidak mengajukan pendekatan kongkrit manapun kepada PM Theresa May.