(VOVworld) – Thailand dan Kamboja, pada Senin (15 April), telah memulai acara dengar pendapat di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag (Belanda) mengenai kasawan sengketa di sekitar candi kuno Preah Vihear. Acara dengar pendapat selama 7 hari ini berlangsung setelah dua tahun sejak Kamboja meminta kepada ICJ menjelaskan tentang vonis pada tahun 1962 yang bersangkutan dengan kawasan sengketa di sekitar candi kuno yang terletak di perbatasan dengan Thailand.
Thailand tidak melakukan sengketa dengan Kamboja tentang hak kepemilikan candi kuno yang berusia 900 tahun ini yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia, tapi baik Phnompenh maupun Bangkok mengakui kedaulatan-nya terhadap kawasan yang luasnya 4,6 Km2 di sektiar Candi kuno tersebut.
Candi kuno Preah Vihear
(Foto: vietnamplus.vn)
Ketika berbicara di depan acara dengar pendapat tersebut, Deputi Perdana Menteri (PM), merangkap Menteri Luar Negeri Kamboja, Hor Namhong menekankan bahwa kalau vonis tahun 1962 dari ICJ tidak dijelaskan, maka bisa mendatangkan “
akibat-akibat yang tidak diharapkan”, menghalangi rakyat Kamboja dan Thailand menjalankan kehidupan yang ramah, damai dan bekerjasama. Menurut Deputi PM Kamboja, Hor Namhong, Candi Preah Vihear tersebut adalah simbol penting tentang hubungan perdamaian antara dua negara.
Pada tahun 1962, ICJ mengeluarkan vonis bahwa Candi Preah Vihear dimiliki Kamboja, tapi tidak menyebutkan dengan jelas tentang kawasan di sekitar kuil ini, oleh karena itu sampai sekarang dua negara tetap melakukan perdebatan mengenai kedaulatan kawasan ini. Menurut rencana, ICJ akan mendengarkan presentasi tentang pandangan masing-masing fihak dari 15 sampai 19 April ini sebelum mengeluarkan vonis pada Oktober 2013./.