(VOVworld) – Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon telah memutuskan membatalkan kontrak pembeliaan 6 pesawat terbang V-22 Osprey dari Amerika Serikat (AS). Media massa Israel, pada Kamis (30 Oktober) berpendapat bahwa gerak-gerik tersebut bersumber dari masalah keuangan, tapi juga membangkitkan kecemasan-kecemasan tentang hubungan yang sedang menunjukkan tanda-tanda keretakan antara dua negara sekutu pada akhir-akhir ini.
Karena kesulitan keuangan, Israel melepaskan mimpi
memiliki pesawat terbang modern V-22 Osprey
(Foto: dantri.com.vn)
Pada April 2013, dalam kerangka perlawatan pertama Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel ke Israel, Tel Aviv telah setuju membeli 6 pesawat terbang modern V-22 Osprey. Kalau kontrak tersebut ditandatangani, Israel akan merupakan negara asing pertama yang memiliki jenis pesawat terbang yang punya kemampuan lepas landas dan turun landas secara vertical seperti helikopter, bisa terbang dengan kecepatan tinggi karena sistim baling-baling yang istimewa. V-22 Osprey diharapkan akan memperkuat kemampuan tempur untuk tentara Israel, terutama kemampuan pengangkutan barang-barang berat dan mobilitas yang tinggi. Akan tetapi, dua fihak masih belum menandatangani permufakatan manapun yang bersangkutan./.