Pernyataan tersebut dikeluarkan sehari segera setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump membolehkan meningkatkan dua kali lipat tarif terhadap aluminium dan baja yang diimpor dari Turki, yaitu 50% terhadap baja dan 20% terhadap aluminium. Dengan gerak-gerik ini, mata uang Lira dari Turki telah kehilangan 20% nilai terbanding USD, mencapai tarap rendah rekor. Presiden Tayyip Erdogan bersamaan itu menegaskan bahwa siap mengunakan mata uang Euro dalam transaksi dengan negara-negara Eropa kalau negara ini bersedia.
Dalam satu grak-gerik yang lain pada hari yang sama, Ketua Parlemen Turki, Binali Yildirim mengatakan bahwa pandangan permusuhan AS terhadap Rusia dan Turki adalah tidak layak. Hubungan AS-Turki menjadi tegang setelah kasus pendeta orang AS, Andrew Brunson yang ditangkap oleh Pemerintaha Ankara karena dicurigai punya hubungan dengan satu kelompok yang dianggap oleh pemerintahan Ankara sebagai teroris.