Upacara Penandatanganan EVFTA di Kota Hanoi (Foto: Lam Khanh/VNA) |
Menurut Kantor Berita “Reuters” dari Inggris, Uni Eropa tidak hanya “memacu langkah-langkah positif baru-baru ini dari Majelis Nasional (MN) Vietnam dalam masalah-masalah tentang tenaga kerja saja, kongkritnya pengesahan konvensi 98 dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tentang perundingan bersama serta rencana pengesahan Undang-Undang mengenai tenaga kerja Amandemen pada persidangan selanjutnya musim gugur tahun 2019”, melainkan juga tentang “Rencana Pemerintah Negara Republik Sosialis Vietnam tentang penyampaian konvensi 105 dan 87 dari ILO ke MN Vietnam untuk melakukan prosedur ratifikasi konvensi-konvensi ini pada tahun-tahun yang bersamaan ialah 2020 dan 2023.
Koran “New York Times” dari Amerika Serikat juga menganggap bahwa dengan penandatanganan EVFTA dan EVIPA dengan Vietnam, Uni Eropa telah menegaskan komitmen blok ini terhadap pembukaan pasar dan perdagangan bebas ketika harus menghadapi proteksionisme dan ketegangan dagang di seluruh dunia.
Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Jepang, Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker memberitahukan bahwa pada masa bakti 5 tahun, Uni Eropa telah menyelesaikan perjanjian-perjanjian dagang dengan 15 negara. Dia mengatakan: “Sekarang ini, Eropa telah menikmati keuntungan dari perdagangan terbuka dengan 72 negara dan memerlukan G20 untuk memperbaiki kerjasama ekonomi antara Uni Eropa dan negara-negara lain.