Delegasi Pemerintah Suriah menolak melakukan dialog dengan faksi oposisi di meja perundingan damai di Jenewa (Foto :VNA) |
Komentar Ja’afari tersebut dikeluarkan pada latar belakang putaran ke-8 perundingan damai tentang Suriah masih belum mencapai prospek yang jelas. Ja’afari mengecam apa yang dinamakan komunike Riyadh yang dikeluarkan faksi oposisi di Arab Saudi sebelum putaran perundingan damai, di antara-nya menunjukkan tujuan yang paling penting dari faksi oposisi yalah Presiden Bashar al-Assad harus meletakkan jabatan ketika proses politik di Suriah dimulai. Kalangan otoritas Damaskus melukiskan komunike di atas sebagai “ancaman terhadap proses Jeneva”, bersamaan itu menegaskan bahwa para penyusun Komunike Riyadh “menyabot putaran perundingan”.
Sementara itu, pada hari yang sama, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan Suriah, Staffan de Mistura menganggap bahwa putaran perundingan ke-8 di Jenewa merupakan satu “peluang emas yang sudah dilewatkan”.