Panorama simposium tersebut (Foto: VNA) |
Ketika berbicara di depan acara pembukaan simposium ini, Deputi Menteri Luar Negeri (Menlu) Viet Nam, Nguyen Quoc Dung, Kepala SOM ASEAN Viet Nam, menunjukkan: tahun 2018 merupakan tahun pertama ASEAN memasuki penggalan jalan baru setelah masa 50 tahun. Selama separo abad ini, ASEAN telah mencapai banyak prestasi yang tidak bisa diungkiri. ASEAN telah mengubah Asia Tenggara dari kawasan perang dan bentrokan menjadi kawasan yang damai dan stabil. Asia Tenggara belum pernah menjadi makmur seperti dewasa ini dan ASEAN memainkan peranan penting, merupakan katalisator untuk perdamaian di kawasan. Ini merupakan nilai terbesar dan paling penting yang dimiliki ASEAN. Ketika menekankan penggalan jalan yang ditempuh ASEAN 50 tahun berikutnya, Deputi Menlu Nguyen Quoc Dung menegaskan: “Penggalan jalan yang ditempuh oleh ASEAN dalam masa 50 tahun berikutnya pasti tidak rata. Yaitu komunitas muda yang baru tiga tahun terbentuk. Apakah ASEAN bisa menjaga persatuan, memenuhi fundasi-fundasi kepentingan dari negara-negara di kawasan atau tidak. Diharapkan, simposium hari ini akan mengajukan cara memandang secara umum tentang penggalan jalan perkembangan ASEAN setelah masa 50 tahun eksis peluang dan tantangan yang dihadapi, melalui menetapkan arah berikutnya pada waktu mendatang. Bagi Viet Nam, simposium ini merupakan persiapan penting bagi Viet Nam untuk memikul jabatan sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2020, membina visi diplomatik dalam tahapan baru”.
Dalam rangka simposium ini, diadakan sesi-sesi perbahasan dengan tema: “Penggalan jalan yang ditempuh oleh ASEAN setelah masa 50 tahun” dan “Viet Nam di atas penggalan jalan ASEAN setelah masa 50 tahun”. Para pembicara Viet Nam dan ASEAN berbahas tentang isi-isi ASEAN dalam gejolak-gejolak baru dari situasi regional dan internasional; Mensukseskan Visi Komunitas ASEAN 2025; Meningkatkan sentralitas ASEAN di kawasan dan posisi internasional ASEAN; Peranan Viet Nam dalam mendorong pelaksanaan Visi Komunitas ASEAN 2025.