Pariwisata berkelanjutan dianggap sebagai faktor kunci yang baru muncul dalam membantu destinasi mempertahankan dan membangun reputasi dan merek kompetitif, sekaligus memperkuat hubungan antara masyarakat lokal, pengunjung, dan berbagai fihak yang bersangkutan lainnya.
Menurut Rencana Induk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025, visi Asia Tenggara adalah menjadi "tujuan wisata berkualitas", memberikan pengalaman unik dan beragam, sambil berkomitmen untuk mengembangkan Pariwisata Berkelanjutan. Dalam upaya kolektif untuk mewujudkan visi tersebut, para Menteri Pariwisata ASEAN mengadopsi Kerangka Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Pasca-Pandemi Covid-19 dengan dukungan dari ASEAN and Institut penelitian ekonomi Asia Tenggara (ERIA).
Dokumen tersebut menetapkan bidang utama dan cara memanfaatkan pekerjaan yang dilakukan oleh pariwisata dan sektor terkait lainnya dari Komunitas ASEAN, khususnya pada periode sebelum dan sesudah tahun 2025.