Vietnam memperkuat kerjasama internasional untuk menghadapi perubahan iklim

Thu Hoa
Chia sẻ
(VOVworld) - Vietnam adalah salah satu diantara negara-negara yang paling terpengaruh karena masalah perubahan iklim. Stratagi nasional menghadapi perubahan iklim sedang berupaya menyerukan bantuan jangka panjang dan kuat dari para donor internasional untuk pekerjaan pengelolaan  kekayaan alam, lingkungan hidup dan  menghadapi  perubahan iklim

(VOVworld) - Vietnam adalah salah satu diantara negara-negara yang paling terpengaruh karena masalah perubahan iklim. Stratagi nasional menghadapi perubahan iklim sedang berupaya menyerukan bantuan jangka panjang dan kuat dari para donor internasional untuk pekerjaan pengelolaan  kekayaan alam, lingkungan hidup dan  menghadapi  perubahan iklim

Selama beberapa tahun belakangan ini,  perubahan iklim  selalu merupakan masalah  panas tidak hanya di Vietnam saja,  melainkan juga di banyak negara lain di dunia. Kerugian-kerugian tentang manusia dan  harta benda yang ditimbulkan oleh perubahan iklim memaksa Pemerintah dari berbagai negara harus membuat kebijakan-kebijakan pelopor  tentang masalah ini. Di Vietnam, Pemerintah telah mengesahkan Prorgram  Target Nasional  menghadapi perubahan iklim, membuat skenario  perubahan iklim dan kenaikan air laut  di Vietnam sampai tahun 2050 dan Rencana  Aksi  Nasional. Kebijakan-kebijakan Vietnam  tentang menghadapi perubahan iklim ada partisipasi para donor dan negara-negara yang punya keunggulan di bidang ini.


Vietnam memperkuat kerjasama internasional  untuk  menghadapi  perubahan iklim - ảnh 1
Pasang-naik semakin terancam di daerah dataran rendah sungai Mekong
(Foto: baomoi.com)


Belanda - negara yang melakukan banyak kerjasama dengan Vietnam untuk  menghadapi perubahan iklim
.

Belanda dan Vietnam telah membentuk permufakatan kemitraan strategis tentang menghadapi perubahan iklim dan pengelolaan air. Sejak permufakatan ini ditandatangani  sehubungan dengan kunjungan yang dilakukan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung di Belanda pada tahun 2010 sampai sekarang,  dua pihak telah aktif menggelarkan pelaksanaan permufakatan ini, diantaranya telah membentuk Komite Antar-Pemerintah Vietnam-Belanda dan sepakat menggelarkan penelitian di 8 kelompok masalah tentang pengelolaan air seperti menilai kekayaan air, air untuk pangan, infrastruktur keairan. Sidang pertama  Komite tersebut telah diadakan pada bulan Mei 2011 di bawah pimpinan bersama Deputi Perdana Menteri Vietnam, Hoang Trung Hai dan Pangeran Willem Alexander dari Kerajaan Belanda. Dua pihak telah membahas masalah-masalah kerjasama tentang penguatan kemampuan mengelola air dan menghadapi perubahan iklim serta perlindungan agro-ekologi yang bersangkutan di Vietnam. Khususnya juga ada kerjasama dalam menggelarkan Rencana Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong, meningkatkan kemampuan dalam perancangan dan pengembangan perkotaan, pedesaan, pengontrolan terhadap banjir, pemasokan air, penanganan air limbah dan penyusunan institusi-institusi pengelolaan keuangan yang bersangkutan. Di atas dasar isi-isi yang diungkapkan, semua sidang Sub-Komite Vietnam-Belanda kemudian telah membahas dan menetapkan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan seperti membentuk badan-badan koordinasi  antar-instansi, kelompok-kelompok  kerja, mendorong koordinasi dengan pihak Belanda untuk menyusun Rencana Daerah Dataran Rendah Sungai Mekong, proyek-proyek kerjasama di bidang-bidang perubahan iklim, pengelolaan  air dan pengelolaan tanah dan kenaikan air laut dan lain-lain.

Dalam satu perkembangan terkini, pada Selasa (17 Juni) di kota Hanoi, dalam kerangka kunjungan resmi di Vietnam, Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung dan Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte  bersama-sama memimpin  Konferensi Tingkat Tinggi tentang koordinasi bantuan dan pengembangan terpadu daerah dataran rendah sungai Mekong, menggelarkan lagi satu langkah untuk merealisasikan Permufakatan Kemitraan Strategis tentang adaptasi dengan perubahan iklim antara dua negara. Bersama dengan kerjasama di tingkat nasional, banyak daerah di Vietnam juga melakukan aktivitas-aktivitas kerjasama kongkrit, mendorong usaha menghadapi perubahan iklim  dengan berbagai daerah di Belanda.


Kerjasama internasional untuk mengelola kekayaan alam, lingkungan hidup dan penanaman hutan keasinan
.

Untuk menghadapi secara baik perubahan iklim, Vietnam juga memperkuat  kerjasama internasional dalam mengelola kekayaan air, memprakirakan hidrometeorlogi dan mengelola tanah. Sekarang, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Viedtnam sedang memimpin 58 program dan proyek  bantuan  asing untuk menghadapi perubahan iklim  di Vietnam dengan total biaya kira-kira 430 juta dolar Amerika Serikat. Pada tahun 2013 lalu,  Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Vietnam  berkoordinasi dengan  beberapa kementerian, instansi dan daerah menggelarkan proyek pemulihan hutan keasinan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Juga pada tahun lalu, Program menghadapi perubahan iklim telah menyisihkan biaya sebanyak 250 miliar Vietnam Dong  bagi aktivitas penanaman hutan keasinan. Kementerian Pertanian dan Pengembangan  Pedesaan Vietnam juga telah membuat rencana  pemulihan hutan  keasinan di seluruh negeri sampai tahun 2015 dengan total biaya sebanyak 1,9 triliun Vietnam Dong. Dengan bantuan Pemerintah Denmark dalam  menghadapi perubahan iklim, banyak daerah di Vietnam telah menggelarkan pola-pola eksperimen tentang pembangunan beberapa tanggul laut yang seiring dengan penanaman baru dan pemulihan ratusan hektar hutan keasinan, membangun rumah multi-fungsi untuk kepentingan rakyat di daerah-daerah yang selalu menderita bencana alam dan proyek  pemasokan air tawar di daerah-daerah yang  terkena keasinan tinggi.

Dalam strategi nasional  tentang perubahan iklim, Vietnam telah mengeluarkan empat target, diantaranya ada target kerjasama  dengan komunitas internasional untuk menghadapi perubahan iklim. Bersama-sama dengan   penguatan kerjasama dengan negara-negara lain, Vietnam telah dan akan terus bekerjasama dengan Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak organisasi internasional lain untuk melaksanakan  target-target  dalam strategi-nya./. 


Komentar