Panas, suasana pemilu di Venezuela

Anh Huyen
Chia sẻ
(VOVworld) - Kampanye pemilu presiden Venezuela berakhir pada Kamis (11 April)  untuk menyiapkan pemilu resmi di  negara Amerika Latin  ini pada  Minggu (14 April)  ini. Sampai pada saat ini, kompetisi  antara dua pesaing utama yalah Presiden sementara Nicolas Maduro dan Wakil  Badan Persatuan Demokrasi, Henrique Capriles  sedang memasuki tahapan  yang sengit
(VOVworld) - Kampanye pemilu presiden Venezuela berakhir pada Kamis (11 April)  untuk menyiapkan pemilu resmi di  negara Amerika Latin  ini pada  Minggu (14 April)  ini. Sampai pada saat ini, kompetisi  antara dua pesaing utama yalah Presiden sementara Nicolas Maduro dan Wakil  Badan Persatuan Demokrasi, Henrique Capriles sedang memasuki tahapan yang sengit. Memilih orang yang punya kemampuan mewarisi dan mengembangkan  semua “warisan”  almarhum Presiden Hugo Chavez atau orang yang berhaluan membawa Venezuela kembali ke perekonomian pasar liberal menjadi hal yang sedang dipertimbangkan oleh kaum pemilih Venezuela. 

Pada saat pemilu presiden Venezuela sedang mendekat, Nicolas Maduro dan Henrique Capriles sedang saling melontarkan celaan dengan tuduhan -tuduhan, termasuk celaan bersifat  perseorangan yang cukup keras. Pada saat Nicolas Maduro berkomitmen akan melaksanakan rencana sosialisme nasional kali kedua pada tahap 2013- 2019, mewarisi usaha yang sudah dilakukan  almarhum Presiden Hugo Chavez, maka Henrique Capriles mendaftarkan komitmen- komitmen yang belum terselesaikan oleh  pemerintah pimpinan almarhum Presiden Hugo Chavez, mencela pemerinh sekarang yang melakukan korupsi dan tidak efektif, prosentasi kriminalitas tinggi dan rakyat  mengalami kekurangan bahan butuhan pokok. Bahkan Henrique Capriles juga terus-menerus menuduh Maduro telah merahasiakan informasi tentang kesehatan almarhum Presiden Hugo Chavez pada saat  melakukan persiapan pencalonannya. Untuk menanggapi semua tuduhan itu, Nicolas Maduro mengatakan bahwa capres faksi oposisi telah melanggara perasaan keluarga almarhum Presiden Hugo Chavez dan bisa menghadapi prosedur hukum, dengan alasan mencela cara  yang dilakukan pemerintah terhadap  penyakit dan wafatnya almarhum Presiden Hugo Chavez.
Panas, suasana pemilu di Venezuela - ảnh 1
Presiden Infgungsi Venezuela Nicolas Maduro.
(Foto: vov.vn)

Menurut hasil satu jajak pendapat terbaru, Nicolas Maduro  telah jauh melampaui  lawannya dengan 61,9% jumlah responden  sudah percaya bahwa  Nicolas Maduro akan terpilih menjadi Presiden, sedangkan hanya 19,9% percaya  pada kemenangan  jatuh ke tangan Henrique Capriles. Sebelumnya, banyak jajak opini umum  juga memberitahukan akan hasil yang sama yalah Presiden infungsi Nicolas Maduro masih tetap jauh lebih  unggul dari pada capres faksi oposisi Henrique Capriles  dengan kesenjangan  yang  cukup jauh.

          Para analis menyimpulkan bahwa meskipun Pemerintah pimpinan almarhum Presiden Hugo Chavez belum  bisa memecahkan setuntas-tuntasnya  beberapa masalah sosial- ekonomi, misalnya situasi keamanan atau prosentasi inflasi masih di tingkat yang tinggi, akan tetapi selama 14 tahun memegang kekuasaan, Almarhum Presiden Hugo Chavez telah memperbaiki secara efektif kehidupan  kaum miskin dan ini justru merupakan keunggulan  besar dari Presiden infungsi Nicolas Maduro dalam pemilu presiden Venezuela kali ini.

Panas, suasana pemilu di Venezuela - ảnh 2
Capres faksi oposisi Henrique Capriles.
(Foto :sbtn.net)


Ditambah pula,  Presiden sementara Nicolas Maduro secara bijaksana  memperoleh  simpathi para  pemilih ketika memilih  kota Sanbaneta di negara bagian Barinas, kampung halaman almarhum Presiden Hugo Chavez sebagai tempat mengawali kampanye pemilu presiden. Karena meskipun sudah wafat, tetapi pengaruh  almarhum Presiden Hugo Chavez terhadap Nicolas Maduro di pemilu kali ini sangat besar. Dalam semua pidato, Nicolas Maduro selalu memberikan saran  kepada para pemilih bahwa  justru almarhum Presiden Hugo Chavez telah memilih dia sebagai pengganti untuk meneruskan semua politik reformasi. Dengan menetapkan jalan pemilu seprti jalan yang telah ditempuh almarhum Presiden Hugo Chavez dalam kampanye pemilu 6 bulan sebelumnya, Nicolas Maduro berkomitmen memperkuat semua program reformasi sosisl, secara setia mengikuti komitmen  yang diberikan almarhum Presiden Hugo Chavez dengan Revolisi Bolivar dan Sosialisme di Venezuela. Sementara itu, capres Henrique Capriles meskipun telah menyediakan banyak waktu untuk menunjukkan kelemahan dan kekurangan pemerintah pimpinan almarhum Presiden Hugo Chavez, tetapi tidak bisa menemukan solusi- solusi untuk memecahkannya.

Bahkan, menjelang kampanye pemilu presiden, Henrique Capriles masih ragu-ragu selama sehari untuk memutuskan mewakili faksi oposisi mencalonkan diri atau tidak. Ini merupakan kelemahan-nya yang digunakan kaum pendukung Nicolas Maduro untuk melontarkan celaan bahwa dia  urang ada kehangatan dan kurang percaya diri terhadap kemampuan-nya sendiri dalam  memimpin  negara. 
Ditambah lagi, garis politikdalam kampanye pemilihan  yang dijalankan capres oposisi ini dianggap sebagai  tidak jelas dan kurang konsisten. Dalam kampanye pemilu lalu pada bulan Oktober 2012, untuk melakukan kompetisi dengan Presiden infungsi Hugo Chavez, Henrique Capriles menyatakan: Jika terpilih, dia akan membangun satu pola perkembangan tipe Brasil di Venezuela. Menurut itu, sektor swasta dan sektor swasta bersama melakukan kerjasama untuk berkembang, pada saat Negara memainkan peranan yang membina kepercayaan dan menghormati semua ketentuan. Tentang politik luar negeri, capres ini menekankan akan mengikuti politik buka pintu dan integrasi di semua bidang. Namun, dalam kampanye pemilihan kali ini, Henrique Capriles menyatakan akan menitik-beratkan  masalah- masalah  kehidupan sehari-hari dari pemutusan  listrik sampai  kriminalitas dan prosentase inflasi yang tinggi. Satu hal yang dianggap kurang pinter dari Henrique Capriles ialah telah secara terbuka mengutuk Presiden sementara Maduro yang menyalah-gunakan keadaan kesehatan almarhum Presiden Hugo Chavez untuk kepentingan –nya dalam kampanye pemilihan. Hal ini tidak hanya tidak menyerap perhatian dari pemilih, melainkan juga menimbulkan pengaruh sebaliknya ketika dikecam bahwa “tidak setara, tidak manusiawi”. Bahkan, sanak keluarga almarhum Presiden Hugo Chavez menuntut kepada faksi oposisi supaya menghormati derita yang ditanggung keluarga-nya dan memberitahukan bahwa mereka bisa melakukan tindakan hukum  terhadap Henrique  Capriles.

          Sekarang, jelaslah, keunggulan sedang memihak kepada penjabat Presiden Maduro dan hanya tinggal tiga hari lagi, residensi Presiden Miraflores di negara Amerika Latin ini akan resmi menyambut pemilik baru. Meskipun siapa yang berkuasa, hal yang benar-benar dinginkan oleh rakyat di negara ini ialah orang itu harus mampu menghimpun dan menyatukan semua lapisan rakyat, membawa Venezuela terus berkembang di atas jalan cukup sandang cukup pangan dan sejahtera./.




Komentar