Sejak melakukan normalisasi hubungan pada Juni 1995, hubungan politik dan diplomatik Vietnam –AS selangkah demi selangkah berkembang mantap. Pada Juli 2013, dua negara mengalami hubungan Kemitraan Komprehensif. Di atas dasar itu, hubungan Vietnam-AS mengalami banyak perkembangan baru di berbagai bidang, baik bilateral maupun multilateral.
PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc (Foto :VOV) |
Hubungan kemitraan komprehensif tidak henti-hentinya berkembang
Vietnam dan AS terus-menerus mempertahankan dan memperkuat pertukaran delegasi tingkat tinggi dan berbagai tingkat untuk memperkokoh hubungan kemitraan komprehensif ini. Pada Juli 2015, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (KS PKV), Nguyen Phu Trong telah melakukan kunjungan resmi di AS yang menandai satu tonggak bersejarah dalam kerangka hubungan kemitraan komprehensif antara dua negara. Pada bulan Mei 2016, Presiden AS pada waktu itu yalah Barack Obama telah melakukan kunjungan resmi di Vietnam. Selanjutnya, pada Januari 2017, mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry telah melakukan kunjungan di Vietnam dan lain-lain..
Setelah terpilihnya Presiden Donald Trump terpilih, Vietnam dan AS terus mempertahankan aktivitas-aktivitas, seperti perbahasan dan pertemuan bilateral. Yang terkini ini yalah pada April 2017, Deputi Perdana Menteri (PM), Menlu Vietnam Pham Binh Minh telah melakukan kunjungan resmi di AS dan bertemu dengan banyak pemimpin senior AS.
Bersama dengan hubungan politik yang baik, semua aktivitas kerjasama di bidang perdagangan dan investasi antara dua negara juga mencapai prestasi-prestasi positif. AS sedang menjadi salah satu di antara mitra-mitra dagang papan atas bagi Vietnam dengan nilai perdagangan bilateral meningkat terus-menerus pada tarap 20% pada tahun-tahun belakangan ini dan mencapai 53 miliar dolar AS pada tahun 2016. Di bidang investasi, sampai akhir tahun 2016, AS menduduki posisi ke-8 diantara 112 negara dan teritori yang mempunyai modal FDI di Vietnam dengan 815 proyek, dengan total modal terdaftar sebanyak kira-kira 10 miliar dolar AS.
( Ilustrasi : internet) |
Pendidikan, pariwisata dan temu pergaulan rakyat juga merupakan bidang-bidang dimana dua fihak bekerjasama secara berhasil-guna. Terhitung sampai November 2016, ada kira-kira 31.000 mahasiswa dan aspiran Vietnam yang sedang kuliah di AS, menjadi pelopor di antara negara-negara Asia Tenggara dan menduduki posisi ke-6 di antara negara-negara yang paling banyak mempunyai mahasiswa yang menempuh kuliah di AS. Vietnam dan AS juga sedang dengan aktif menggelarkan proyek Universitas Fulbright di Vietnam.
Pada aspek regional dan multilateral, Vietnam dan AS memperkuat koordinasi di berbagai forum regional, seperti APEC, ARF, ADMM+, LMI dan EAS, di antaranya ada masalah-masalah regional, seperti keamanan maritim, menjunjung tinggi sentralitas ASEAN dan berbagai masalah global yang lain, seperti anti terorisme dan senjata pemusnah massal dan lain- lain Dua fihak juga terus melakukan dialog mengenai masalah hak asasi manusia (HAM) dengan semangat terus–terang, konstruktif dan saling menghargai perbedaan. Di antaranya, Vietnam dan AS telah berkoordinasi untuk menyelenggarakan dengan baik Dialog ke-20 tentang HAM di Washington D.C dan putaran Dialog ke-21 yang sedang berlangsung di kota Hanoi.
Menciptakan ancang-ancang bagi kerjasama dan perkembangan hubungan bilateral
Kunjungan resmi yang dilakukan PM Nguyen Xuan Phuc di AS kali ini mempunyai arti yang benar-benar penting dan bersifat simbolik tinggi, merupakan kesempatan untuk memanifestasikan peranan pelopor dari Vietnam di ASEAN dan posisi Vietnam selaku satu mitra ekonomi dan keamanan utama dari AS.
Serentetan koran dan kantor berita internasional, seperti Reuters, Forbes, VOA, Manila Bulletin dan lain-lain telah memuat informasi dan komentar tentang kunjungan PM Nguyen Xuan Phuc di AS. Reuters mengutip Pernyataan Gedung Putih pada 23/05 yang antara lain memberitakan bahwa Presiden AS, Donald Trump akan menyambut PM Nguyen Xuan Phuc di Gedung Putih pada 31/05 untuk berbahas tentang hubungan bilateral dan kerjasama regional. Sedangkan, menurut VOA, PM Vietnam akan menjadi pemimpin Asia Tenggara pertama yang mengunjungi Gedung Putih sejak Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS pada Januari 2017. Manila Bulletin juga mengutip kata-kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer yang mengatakan: “Presiden Donald Trump menanti-nantikan perbahasan tentang semua solusi untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperdalam kerjasama regional dengan salah satu di antara para mitra kerjasama yang penting dari AS di Asia Tenggara”.
Dengan sukses-sukses di atas dasar kerjasama yang sudah ada, kepercayaan dan keyakinan satu sama lain, kunjungan resmi dari PM Pemerintah, Nguyen Xuan Phuc di AS akan mendorong lebih lanjut lagi hubungan kerjasama Kemitraan Komprehensif Vietnam-AS, memberikan berbagai kesempatan baru kepada dua negara, demi kepentingan, kemakmuran dan perkembangan dua negara, demi perdamaian, kestabilan dan kerjasama di kawasan.