Dunia Menghadapi Tantangan-Tantangan dalam Masalah Kemanusiaan

Quang Dung
Chia sẻ
(VOVWORLD) -Tanggal 29 Agustus saban tahun dipilih Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia untuk meningkatkan kesedaran masyarakat terhadap masalah kemanusiaan global. Pada tahun ini, Hari Kemanusiaan Sedunia berlangsung pada latar belakang manusia sedang menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan yang paling serius.
Dunia Menghadapi Tantangan-Tantangan dalam Masalah Kemanusiaan - ảnh 1Warga di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza (Foto:  THX/TTXVN)

Dalam laporan Tinjauan Kemanusiaan Global (GHO) yang diumumkan pada tgl 26 Juni, PBB menilai bahwa pada paro pertama tahun ini, serangan-serangan terhadap infrastruktur kesehatan, pendidikan, sanitasi, dan air bersih di banyak negara dan teritori di seluruh dunia telah menewaskan ratusan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke dalam kesengsaraan.

Tempat panas di Gaza dan Sudan

Konflik di jalur Gaza dan perang saudara di Sudan terus menjadi dua titik panas kemanusiaan yang paling mencemaskan di global selama ini. Di jalur Gaza, data statistik yang diberikan badan kemanusiaan PBB di lapangan menunjukkan bahwa setelah hampir setahun konflik merebak, ada lebih dari 40.000 orang Palestina di Gaza telah tewas, dan 2/3 di antaranya adalah warga sipil, pada pokoknya kaum  lansia, kaum perempuan dan anak-anak. Konflik antara Israel dan gerakan Hamas di Jalur Gaza juga menimbulkan banyak tragedi kemanusiaan lainnya. Sejak konflik merebak pada bulan Oktober lalu, sekitar 90% dari 2,3 juta penduduk Gaza harus meninggalkan rumah pergi mengungsi, dan sekitar 80% infrastruktur kesehatan, pendidikan, dan air bersih dihancurkan, sehingga memaksa jutaan warga mengalami persyaratan hidup yang sulit. Pada saat ini, Jalur Gaza juga menyaksikan penyebaran virus polio yang mengancam nyawa ratusan ribu anak. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan:

“Gaza berada dalam kondisi kemanusiaan yang terjun bebas. Ketika situasi yang tampaknya semakin buruk bagi warga Palestina di Gaza, maka penderitaan semakin meningkat. Dalam beberapa minggu terakhir, virus polio terdeteksi pada sampel air di Khan Younis dan Deir Al-Balah dan penyebaran virus ini membahayakan ratusan ribu anak-anak di Gaza.”

Dalam seruan yang dikeluarkan pada 17 Agustus, PBB mengatakan bahwa jika para pihak tidak melakukan gencatan senjata sementara agar PBB dapat menggelarkan kampanye vaksinasi darurat, sekitar 640.000 anak di usia bawah 10 tahun di Gaza akan menghadapi risiko meninggal akibat virus polio.

Bersama-sama dengan Gaza, krisis kemanusiaan di Sudan juga melewati garis merah yang ditetapkan oleh badan-badan kemanusiaan PBB. Perang saudara yang pecah pada bulan April lalu antara kekuatan-kekuatan bersenjata di Sudan telah memaksa lebih dari 10 juta orang meninggalkan rumahnya, melumpuhkan 80% fasilitas medis, dan bersamaan itu menciptakan kelaparan terbesar di dunia saat ini. Leni Kinzli, juru bicara Program Pangan Dunia (WFP) di Sudan, memperingatkan:

Ini merupakan bencana kelaparan terbesar di dunia dengan 25,6 juta orang sedang mengalami kelaparan atau harus menghadapi kelaparan ekstrem. Angka ini besarnya sama dengan 54% jumlah penduduk Sudan.”

 Dalam data lain yang diumumkan pada tgl 19 Agustus, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyatakan bahwa setidaknya 77 juta anak, setara dengan 1/3 jumlah anak-anak di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), mengalami kekurangan gizi.

Beraksi demi Manusia

Di samping tragedi kemanusiaan terjadi bagi jutaan warga sipil di seluruh dunia, salah satu hal penting dalam konflik baru-baru ini adalah meningkatnya jumlah pekerja bantuan kemanusiaan dari berbagai organisasi yang terbunuh ketika berpartisipasi pada kegiatan pertolongan di kawasan krisis. Menurut data PBB, tahun lalu 280 pekerja pertolongan kemanusiaan terbunuh di 33 negara dan teritori. Ini adalah jumlah korban terbesar dalam sejarah dan dua kali lebih tinggi dari jumlah rata-rata selama 20 tahun ini. Namun, dengan kecenderungan meningkatnya kekerasan dalam selama ini, jumlah pekerja kemanusiaan yang terbunuh pada tahun ini telah melebihi jumlah pada tahun lalu, terhitung khusus pada konflik di Jalur Gaza saja. Ben Majikodunmi, Kepala Kantor PBB untuk Bantuan Pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan:

Setidaknya 298 pekerja kemanusiaan dari berbagai Lembaga swadaya masyarakat Palestina dan internasional serta dari PBB telah dibunuh. Di antaranya, sedikitnya 209 pegawai PBB yang tergabung dalam lembaga-lembaga seperti UNRWA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Program Pembangunan PBB atau Badan Keamanan dan Keselamatan PBB (UNDSS).

Tidak hanya nyawa mereka yang terancam, para pekerja dan organisasi kemanusiaan juga semakin harus beroperasi dalam kondisi yang semakin sulit baik dari segi fasilitas maupun kondisi keuangan. Menghadapi situasi ini, pada Hari Kemanusiaan Sedunia tahun ini, PBB menggelarkan kampanye yang disebut “Beraksi demi manusisa”, dengan pesan utama ialah mengutuk normalisasi serangan terhadap warga sipil, termasuk pekerja kemanusiaan, bersamaan itu menuntut peningkatan sanksi atas tindakan ini, berdasarkan ketentuan Hukum Kemanusiaan Internasional./.

Komentar