Tim Gong dan Bonang dari Pesantren Etnis Minoritas di Kabupaten Tu Mo Rong (Foto : VOV) |
Pesantren Etnis Minoritas di Kabupaten Tu Mo Rong, Provinsi Kon Tum, mempunyai 372 pelajar, mayoritasnya adalah anak-anak dari kelompok Etnis Xo Dang. Selama bertahun-tahun, sekolah ini telah bekerja sama dengan para seniman untuk mengajarkan bermain gong, bonang, dan menari tarian “xoang” (tarian dengan gong dan bonang) kepada siswa. Bergabung dengan tim tari sekolah, Y Khin, pelajar kelas 11, mengatakan:
“Kami belajar di malam hari. Kami berlatih tiga kali seminggu. Seniman hanya mengajari kami. Kami sangat senang bisa berlatih gong, bonang, dan tarian “xoang” bersama.”
Agar pelajar mendapat kesempatan untuk mengalami dan membanggakan budaya tradisional, Dewan Direksi Pesantren Etnis Minoritas di Kabupaten Tu Mo Rong mendorong semangat kepada para pelajar untuk berpartisipasi dalam kompetisi dan pertunjukan gong dan bonang, bersamaan dengan itu, menciptakan kondisi bagi para pelajar untuk mengalami realitas festival tradisional dari banyak kelompok etnis lainnya.
Dengan arahan, dorongan, dan investasi dari pemerintah dan instansi kebudayaan, sampai saat ini masyarakat etnis minoritas di Provinsi Kon Tum telah melestarikan 2.500 set gong-bonang; membuka ratusan kelas untuk mengajar dan menyetel gong; lagu-lagu gong kuno juga telah direkam dan dilestarikan; memugar ratusan rumah komunal; mengembalikan dan memulihkan enam belas ritual dan festival tradisional... Daerah juga memperkenalkan dan mempromosikan budaya tradisional etnis minoritas di provinsi ini kepada wisatawan domestik dan mancanegara... Kegiatan ini telah menginspirasi, melipatgandakan harga diri dan kebanggaan nasional, dan menjadi motivasi bagi perkembangan setiap individu maupun masyarakat. Tuan A Uon, Desa Mo Banh 1, Kecamatan Dak Na, Kabupaten Tu Mo Rong, dan seniman rakyat terkemuka A Nuong, Desa Kon Chenh, Kecamatan Mang Canh, Kabupaten Kon Plong, mengatakan:
“Saya mempelajari keindahan, keluhuran, dan jati diri budaya bangsa agar ke depannya dapat saya wariskan kepada anak cucu saya untuk terus memajukan kebudayaan nasional masyarakat Xo Dang.”
“Identitas budaya etnis minoritas di Provinsi Kon Tum tetap terjaga, yang membuat saya sangat senang, sangat bersemangat. Kami menyatukan identitas budaya etnis kami untuk berkontribusi pada kabupaten, berkontribusi pada provinsi untuk mengembangkan identitas budaya etnis.”
Program pertunjukkan busana tradisional Tay Nguyen di air terjun Pa Sy, kabupaten Kon Plong, Provinsi Tay Nguyen (Foto : VOV) |
Dengan tekad untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya tradisional etnis minoritas dalam kehidupan sehari-hari, melalui pelaksanaan proyek konservasi, berbagai jenis budaya telah dibina oleh lokalitas menjadi produk wisata untuk memenuhi kebutuhan dari para pengunjung dalam menemukan dan mengalami budaya lokal saat datang ke Kon Tum.
Sejalan dengan itu, dalam orientasi pengembangan pariwisata hijau berkelanjutan dan wisata budaya, Provinsi Kon Tum fokus pada pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang kuat. Telah dibentuk banyak tur yang menawarkan pengalaman budaya gong dan bonang, desa kerajinan tradisional, dan festival masyarakat di sejumlah desa, seperti: Desa Kon Ko Tu, Kota Kon Tum; Kon Pring, Kabupaten Kon Plong; dan Mang Ri, Kabupaten Tu Mo Rong. Phan Van Hoang, Wakil Kepala Dinas Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Kon Tum, mengatakan bahwa pelestarian budaya etnis minoritas mengarah ke banyak tujuan:
“Berawal dari kecintaan dan antusiasme dalam mengembangkan nilai-nilai budaya tradisionalnya, para seniman kemudian mewariskan pusaka budaya kepada generasi muda dan menciptakan lebih banyak lagi semangat dan kecintaan terhadap budaya bangsa. Selain itu, dalam arah pengembangan pariwisata di provinsi ini, unsur budaya tradisional etnis minoritas perlu dikembangkan, diperkenalkan, dan dipromosikan kepada wisatawan domestik dan mancanegara.”
Dengan identitas budaya yang unik dari tujuh etnis minoritas, pada tahun 2022, Provinsi Kon Tum menyambut kedatangan 1,1 juta wisatawan, tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 2021. Melalui pemulihan yang pesat setelah Pandemi COVID-19, kegiatan bisnis pariwisata dan pendapatan banyak individu dan masyarakat di Provinsi Kon Tum telah kembali meningkat. Ini merupakan dorongan besar dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya tradisional warga./.