Di Vietnam sekarang ada tiga basis pendidikan formal bahasa Indonesia yaitu Jurusan Bahasa Indonesia, Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Kota Ho Chi Minh, Universitas Terbuka Kota Ho Chi Minh dan Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Hanoi. Hal ini menunjukkan satu pertanda positif, perhatian jangka panjang terhadap penguatan pemahaman budaya, bahasa dan masyarakat Indonesia.
Doktor Tran Thi Thanh, Kepala Jurusan Ilmu Asia Tenggara, Fakultas Studi Oriental, Institut Ilmu Sosial dan Humaniora dari Universitas Nasional Hanoi mengatakan:
Ceramah tematik tentang Panorama e-commerce Indonesia untuk mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia, Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Kota Ho Chi Minh |
Sebaliknya, Indonesia juga menyambut mahasiswa Vietnam yang datang menempuh kuliah melalui program-program beasiswa seperti Darmasiswa. Setiap tahun ada kira-kira 20 beasiswa untuk mahasiswa Vietnam yang belajar bahasa, kebudayaan, dan kesenian di Indonesia. Program BIPA (bahasa Indonesia bagi penutur asing) dari Pemerintah Indonesia juga digelar sejak tahun 2019 di Vietnam.
Pada mahasiswa Vietnam yang mendapat beasiswa Darmasiswa dari Pemerintah Indonesia untuk tahun akademik 2023-2024 (Foto: FB Jurusan Studi Indonesia, USSH) |
Nguyen Thi Kieu, mahasiswi tahun ke-3 jurusan Ilmu Asia Tenggara, Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Hanoi dan saudara Ha Van Loi, pemandu wisata, menyatakan perasaan ketika ikut serta pada kursus BIPA:
Selain kerja sama antara basis-basis pendidikan bahasa dan budaya, banyak universitas Vietnam dan Indonesia juga menggalang hubungan dan menandatangani kesepakatan kerja sama. Menurut data Asosiasi Persahabatan Vietnam-Indonesia, dari tahun 2018 hingga kini, ada sedikitnya 24 kesepakatan kerja sama yang ditandatangani antara universitas-universitas di Vietnam dan Indonesia. Yang terbaru, dalam kunjungan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam, To Lam di Indonesia pada Maret 2025, kedua negara telah menandatangani dan bertukar dokumen kerja sama di banyak bidang, di antaranya ada pendidikan dan pelatihan, antara Akademi Diplomatik Vietnam dan Lembaga Komunikasi dan Bisnis LSPR.
Potensi kerja sama pendidikan antara dua negara mendapat apresiasi Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi, yang menganggap bahwa ini merupakan bidang yang membutuhkan strategi jangka panjang. Duta Besar Denny Abdi menekankan:
Acara penandatanganan MoU kerja sama antara Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Hanoi dengan Universitas Malikussaleh pada 13/1/2/2024 |
Sementara itu, Profesor Muda, Doktor Pham Van Thuy, Kepala Departemen Sejarah Dunia, Fakultas Sejarah, Institut Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Hanoi, memberitahukan bahwa untuk menyiapkan satu generasi muda yang mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0, kerja sama pendidikan antara dua negara di masa depan perlu diperluas ke bidang-bidang baru:
Di samping pertukaran mahasiswa dan dosen tradisional, universitas dan institut penelitian di dua negara sebaiknya membentuk program-program yang fokus pada bidang-bidang yang baru muncul, seperti teknologi, inovasi dan startup, perubahan iklim dan energi terbarukan. Ini akan menjadi arah yang praksis untuk membantu perkembangan yang berkelanjutan dari kedua negara dan kawasan.
Investasi pada pendidikan justru merupakan investasi untuk masa depan. Kerja sama yang berkelanjutan antara Vietnam dan Indonesia dewasa ini akan menjadi bekal yang bernilai bagi generasi muda dua negeri dalam perjalanan membangun satu ASEAN yang kohesif dan makmur./.