Dalam perkarangan Pusat Pembelajaran Warisan Kuliner Thailand, Institut Makanan Nasional (NFI), koki Jay Fai, pemilik warung makanan jalanan Jay Fai, sedang mempertunjukkan teknik membuat hidangan “Telur kepiting” bintang Michelin yang terkenal di hadapan sejumlah besar trainee (petatar) yang berpartisipasi pada proyek “Setiap desa satu koki Thai”. Ini merupakan salah satu di antara 50 makanan khas Thailand yang dapat dipelajari cara pembuatannya oleh para petatar saat berpartisipasi pada proyek ini. Ketika menilai kuliner Thailand, koki Jay Fai memberitahukan:
Makanan Thailand digemari oleh banyak orang asing. Bisa dikatakan bahwa kuliner Thailand sangat lezat dan beraneka ragam, tidak kalah dengan kuliner negara-negara lain. Jika kita menaruh perhatian dan kecintaan, kita akan mampu membuat hidangan-hidangan yang lezat.
Koki Jay Fai membuat hidangan “Telur kepiting” yang terkenal. Foto: VOV |
Dalam proyek “Setiap desa satu koki Thai” untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang kuliner selama empat tahun hingga tahun 2027, warga Thailand yang berusia 18 tahun ke atas akan dipacu untuk ikut serta pada kursus-kursus pengembangan keterampilan kuliner dengan harapan menghasilkan para koki kuliner Thailand yang profesional. Koki Chumphol Jangprai, Ketua Subkomite Pendorongan Cabang Industri Makanan Thailand, mengatakan:
Pelatihan koki dalam proyek OFOS akan membantu cabang industri makanan Thailand baik di dalam maupun luar negeri. Khususnya di luar negeri, permintaan akan koki Thailand besar dengan gaji yang sangat tinggi. Kami akan menyosialisasikan dan membantu pembisnis restoran-restoran Thailand. Saat ini ada lebih dari 20.000 restoran Thailand di seluruh dunia. Ekspor bumbu-bumbu seperti santan, saus cabai, kecap ikan untuk mengolah hidangan Thailand akan membantu menghasilkan keuntungan sebesar ratusan miliar baht setiap tahun.
Para petatar melakukan latihan. Foto: VOV |
Kursus-kursus pelatihan dan peningkatan keterampilan kuliner Thailand dalam rangka proyek tersebut diselenggarakan baik secara daring maupun luring dan sepenuhnya gratis, disediakan oleh institut-institut pendidikan di seluruh Thailand dengan sumber bantuan keuangan pemerintah. Di Ibu kota Bangkok, kursus-kursus ini diselenggarakan di Pusat pembelajaran Warisan Kuliner Thailand yang terletak di perkarangan Institut Makanan Nasional (NFI). Ibu Yuwapha Jaiboon, Direktur NFI, memberitahukan bahwa para siswa akan belajar rahasia memasak tradisional, dari resep-resep kerajaan kuno hingga makanan-makanan khas daerah, teknik memasak yang lezat, dan pemilihan bahan baku yang berkualitas baik:
Proyek ini akan turut meningkatkan level koki kuliner Thailand, menjadikan mereka sebagai tokoh-tokoh yang berpengaruh, dan turut menyosialisasikan dan menduniakan kuliner Thailand. Satu kursus di Pusat ini meliputi 90 jam teori dan 150 jam praktik untuk 50 menu. Para siswa harus menjalani ujian dan menerima sertifikat setelah menyelesaikan kursus pelatihan agar dapat secara resmi menjadi koki profesional yang diizinkan bekerja di restoran-restoran di Thailand maupun di luar negeri.
Selain melatih para koki, dalam proyek ini juga ada kursus-kursus pelatihan koki manajemen dan kursus “Wirausaha restoran Thailand”. Melalui proyek “Setiap desa satu koki kuliner Thai”, Thailand bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan melatih kembali 75.086 orang untuk menjadi koki profesional tentang kuliner Thailand, dengan program pelatihan intensif pada tahap 2024-2027. Statistik menunjukkan bahwa ada 1.300 orang yang telah dilatih dalam proyek ini pada tahun lalu dan direncanakan akan meningkat menjadi 17.000 orang pada tahun ini, 26.786 orang pada tahun 2026, dan 30.000 orang pada tahun 2027.